Pengungsi di Candikuning Mulai Sakit
Ada juga pengungsi yang epilepsy. Namun obat epilepsi di posko pelayanan kesehatan dan Puskemas Baturiti I, kosong.
TABANAN, NusaBali
Pengungsi terdampak Gunung Agung, di posko induk Banjar Kembangmerta, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, satu persatu mulai sakit. Sejak Jumat (22/9), ada 375 orang memeriksakan diri di posko pelayanan kesehatan Banjar Kembangmerta. Kebanyakan dari mereka mengeluh sakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut).
Kepala Puskesmas Baturiti I Ni Made Kencanawati mengungkapkan sejak posko pelayanan kesehatan dibuka sekitar 375 pengungsi sudah mendaftarkan diri untuk diperiksa kesehatannya. Rata-rata mereka mengeluhkan flu dan batuk. "Hal ini sudah kami atasi bersama dengan tim dan PMI," ujarnya, Kamis (28/9).
Kata dia, faktor utama yang menyebabkan pengungsi gampang sakit karena penurunan daya tubuh. Maka dalam pemeriksaan itu sudah diselipkan vitamin untuk bisa menyeimbangkan kondisi tubuh mereka.
Kencanawati menambahkan, ada juga pengungsi yang epilepsy. Namun obat epilepsi di posko pelayanan kesehatan dan Puskemas Baturiti I, kosong. Dia sudah merujuk pasien tersebut ke Puskemas Baturiti II. ‘’Jika obatnya kosong juga, kami akan bawa ke BRSUD Tabanan," bebernya.
Kencanawati mengakui pelayanan kesehatan masih terjaga di Posko Baturiti bersama dengan PMI Tabanan. "Ada tujuh pengungsi dirujuk ke BRSUD Tabanan, terdiri dari lima ibu hamil dan dua pasien karena serangan jantung akibat pembuluh darahnya membengkak dan disertai hipertensi serta sesak," tandas Kencanawati. *d
Kepala Puskesmas Baturiti I Ni Made Kencanawati mengungkapkan sejak posko pelayanan kesehatan dibuka sekitar 375 pengungsi sudah mendaftarkan diri untuk diperiksa kesehatannya. Rata-rata mereka mengeluhkan flu dan batuk. "Hal ini sudah kami atasi bersama dengan tim dan PMI," ujarnya, Kamis (28/9).
Kata dia, faktor utama yang menyebabkan pengungsi gampang sakit karena penurunan daya tubuh. Maka dalam pemeriksaan itu sudah diselipkan vitamin untuk bisa menyeimbangkan kondisi tubuh mereka.
Kencanawati menambahkan, ada juga pengungsi yang epilepsy. Namun obat epilepsi di posko pelayanan kesehatan dan Puskemas Baturiti I, kosong. Dia sudah merujuk pasien tersebut ke Puskemas Baturiti II. ‘’Jika obatnya kosong juga, kami akan bawa ke BRSUD Tabanan," bebernya.
Kencanawati mengakui pelayanan kesehatan masih terjaga di Posko Baturiti bersama dengan PMI Tabanan. "Ada tujuh pengungsi dirujuk ke BRSUD Tabanan, terdiri dari lima ibu hamil dan dua pasien karena serangan jantung akibat pembuluh darahnya membengkak dan disertai hipertensi serta sesak," tandas Kencanawati. *d
Komentar