Pengungsi Masih Pulang Pergi
Warga di pengungsian ternyata tidak sepenuhnya tinggal di tenda pengungsian.
Lihat Rumah dan Beri Pakan Ternak
SINGARAJA, NusaBali
Sebagian dari mereka terutama laki-laki pilih tetap pulang ke kampungnya pada pagi hari. Selain menengok rumah, mereka juga ingat memberi pakan ternak yang masih tertinggal di desa. Aktivitas ini bisa dilakukan seharian, sehingga mereka baru balik ke tenda pengungsian pada sore hari.
Jumlah pengungsi asal sejumlah desa seperti Desa Ban, Dukuh, Sukadana, Pucung, Kecamatan Kubu, Karangasem telah mencapai angka 13.000 jiwa. Mereka tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng. Nah di beberapa tenda pengungsian, para pria terutama yang masih muda-muda pilih kembali ke kampungnya di Karangasem pada pagi hari. Sedangkan istri dan anak-anak perempuan tetap berada di tenda pengungsian. Mereka yang kembali ke desanya menggunakan sepeda motor dan kendaraan roda empat.
Para pria ini pulang sekadar melihat perabotan rumah tangga yang belum bisa dibawa ke pengungsian. Di samping mengontrol perabotan rumah tangga, ada juga diantara mereka pulang ke desa untuk memberi pakan ternak. Karena tidak semua ternak seperti sapi, babi dan ayam ikut diangkut ke pengungsian. Jika pun ada yang bisa diangkut seperti sapi, namun warga yang pulang ke kampungnya untuk mencari pakan. Pakan berupa rumput kering dikumpulkan kemudian diangkut dengan sepeda motor atau kendaraan pickup.
Warga yang pulang ke kampung halamannya ini sudah tinggalkan tenda pengungsian sekitar pukul 04.30 Wita. Mereka baru bisa berkumpul lagi dengan keluarganya di tenda pengungsian pada pukul 16.00 Wita, bahkan ada yang lebih sore lagi. Aktivitas itu dilakukan setiap hari, sehingga di tenda pengungsian ketika siang hari hanya terlihat para wanita dan anak-anak. “Panak tiang sampun ke desa tuni semeng, nyanan sanje mare balik. Ada ubuh-ubuhan di desa, kucit, siap nu di desa. Maang ngamah ubuh-ubuhan mulih. (Anak saya sudah pulang tadi pagi, nanti sore baru balik. Masih ada hewan ternak di kampung, jadi pulang ngasi makan),” kata Nyoman Dening, 65 asal Desa Ban, Kecamatan Kubu yang ditemui di pengungsian Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kamis (28/9) siang.
Dening mengaku selain memberi pakan ternak, anaknya yang pulang juga mencari pakan ternak sapi yang dapat diangkut ke pengungsian. Hanya saja, tiga ekor sapinya dititip di lahan milik warga di Desa Gretek, Kecamatan Tejakula.
Sementara Camat Kubu, Karangasem Made Suartana yang ditemui di pengungsian Desa Les, Kamis sore mengakui masih ada warganya di pengungsian yang pulang kemudian balik lagi ke pengungsian. Namun, pihaknya tidak bisa menghentikan aktivitas warganya itu. “Memang ada yang pulang, tapi nanti mereka balik lagi ke pengungsian. Sebenarnya kami sudah mengimbau, baik melalui kecamatan maupun aparat di desa agar meninggalkan sementara desanya. Tapi karena mereka ingat rumah dan hewan ternaknya ya kami tidak bisa melarang. Kami tetap minta agar mereka tetap waspada, kalau bisa jangan balik lagi sebelum ada pemberitahuan aman untuk kembali ke kampung,” terangnya.
Camat Suartana datang ke lokasi pengungsian memantau kondisi warganya yang telah mengungsi sejak Kamis (21/9) lalu. Sejauh ini kata Suartana, pelayanan terhadap warganya di pengungsian sangat baik. Bantuan dari para donatur juga terus berdatangan guna meringankan beban warganya. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Sebagian dari mereka terutama laki-laki pilih tetap pulang ke kampungnya pada pagi hari. Selain menengok rumah, mereka juga ingat memberi pakan ternak yang masih tertinggal di desa. Aktivitas ini bisa dilakukan seharian, sehingga mereka baru balik ke tenda pengungsian pada sore hari.
Jumlah pengungsi asal sejumlah desa seperti Desa Ban, Dukuh, Sukadana, Pucung, Kecamatan Kubu, Karangasem telah mencapai angka 13.000 jiwa. Mereka tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng. Nah di beberapa tenda pengungsian, para pria terutama yang masih muda-muda pilih kembali ke kampungnya di Karangasem pada pagi hari. Sedangkan istri dan anak-anak perempuan tetap berada di tenda pengungsian. Mereka yang kembali ke desanya menggunakan sepeda motor dan kendaraan roda empat.
Para pria ini pulang sekadar melihat perabotan rumah tangga yang belum bisa dibawa ke pengungsian. Di samping mengontrol perabotan rumah tangga, ada juga diantara mereka pulang ke desa untuk memberi pakan ternak. Karena tidak semua ternak seperti sapi, babi dan ayam ikut diangkut ke pengungsian. Jika pun ada yang bisa diangkut seperti sapi, namun warga yang pulang ke kampungnya untuk mencari pakan. Pakan berupa rumput kering dikumpulkan kemudian diangkut dengan sepeda motor atau kendaraan pickup.
Warga yang pulang ke kampung halamannya ini sudah tinggalkan tenda pengungsian sekitar pukul 04.30 Wita. Mereka baru bisa berkumpul lagi dengan keluarganya di tenda pengungsian pada pukul 16.00 Wita, bahkan ada yang lebih sore lagi. Aktivitas itu dilakukan setiap hari, sehingga di tenda pengungsian ketika siang hari hanya terlihat para wanita dan anak-anak. “Panak tiang sampun ke desa tuni semeng, nyanan sanje mare balik. Ada ubuh-ubuhan di desa, kucit, siap nu di desa. Maang ngamah ubuh-ubuhan mulih. (Anak saya sudah pulang tadi pagi, nanti sore baru balik. Masih ada hewan ternak di kampung, jadi pulang ngasi makan),” kata Nyoman Dening, 65 asal Desa Ban, Kecamatan Kubu yang ditemui di pengungsian Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kamis (28/9) siang.
Dening mengaku selain memberi pakan ternak, anaknya yang pulang juga mencari pakan ternak sapi yang dapat diangkut ke pengungsian. Hanya saja, tiga ekor sapinya dititip di lahan milik warga di Desa Gretek, Kecamatan Tejakula.
Sementara Camat Kubu, Karangasem Made Suartana yang ditemui di pengungsian Desa Les, Kamis sore mengakui masih ada warganya di pengungsian yang pulang kemudian balik lagi ke pengungsian. Namun, pihaknya tidak bisa menghentikan aktivitas warganya itu. “Memang ada yang pulang, tapi nanti mereka balik lagi ke pengungsian. Sebenarnya kami sudah mengimbau, baik melalui kecamatan maupun aparat di desa agar meninggalkan sementara desanya. Tapi karena mereka ingat rumah dan hewan ternaknya ya kami tidak bisa melarang. Kami tetap minta agar mereka tetap waspada, kalau bisa jangan balik lagi sebelum ada pemberitahuan aman untuk kembali ke kampung,” terangnya.
Camat Suartana datang ke lokasi pengungsian memantau kondisi warganya yang telah mengungsi sejak Kamis (21/9) lalu. Sejauh ini kata Suartana, pelayanan terhadap warganya di pengungsian sangat baik. Bantuan dari para donatur juga terus berdatangan guna meringankan beban warganya. *k19
1
Komentar