Pengungsi di Tenda Dipindahkan
Pengungsi di bekas galian C Banjar Bongan Jawa, Desa Bongan, Tabanan, mengaku tinggal di tenda karena mengawasi ternak sapi. Tenda dibongkar karena tidak layak.
TABANAN, NusaBali
Puluhan warga Karangasem yang mengungsi dan tinggal di tenda di bekas galian C, Banjar Bongan Jawa, Desa Bongan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan akhirnya dipindahkan. Mereka yang terdiri dari delapan KK dengan dengan 34 jiwa itu ditempatkan di tiga banjar rumah warga terdekat yang tidak jauh dari sapi peliharaannya.
Camat Tabanan I Putu Arya Suta didampingi Sekretaris Forum Perbekel Tabanan I Gede Komang Restan Wisnawe, menjelaskan tenda milik warga dari Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem itu telah dibongkar. Ini sesuai dengan arahan Bupati Tabanan karena tidur di dalam tenda menggunakan terpal sudah tidak layak. “Tadi (kemarin) pagi kami bongkar,” ujarnya, Jumat (29/9).
Kata dia, pemindahan ke rumah penduduk dan tidak diizinkan membangun tenda ini untuk mempermudah pendistribusian logistik, pemantuan, dan pengawasan. Warga yang sejatinya berjumlah 34 orang ini adalah pengungsi mandiri.
Suta juga mengaku kaget, karena alasan yang mereka sampaikan berbeda. Lantaran saat proses pendataan awal, pengungsi mandiri ini mengaku hanya mengawasi ternak sapinya, dan malam harinya tinggal di rumah kerabatnya. Namun kenyataannya mereka justru ada yang tetap tinggal di tenda darurat.
Sedangkan 46 ekor sapi milik pengungsi di lahan tersebut akan diawasi dengan sistem piket. “Jadi mereka boleh menjaga sapinya, tapi tidak sampai tidur di sana, hanya mengawasi sapi saja. Bahkan pecalang rutin sudah melakukan patroli pengawasana antisipasi pencurian sapi,” beber Suta.
Untuk saat ini posko induk di Kecamatan Tabanan ada di Kantor Camat Tabanan dan di masing-masing desa sudah ada posko pembantu. Hingga saat ini jumlah pengungsi di Kecamatan Tabanan sekitar 726 orang tersebar di 12 desa. Rincianya, bayi 31 orang, balita 58 orang, lansia 85 orang, ibu hamil 1 orang, dewasa 351 orang, dan anak anak 200 orang. *d
Camat Tabanan I Putu Arya Suta didampingi Sekretaris Forum Perbekel Tabanan I Gede Komang Restan Wisnawe, menjelaskan tenda milik warga dari Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem itu telah dibongkar. Ini sesuai dengan arahan Bupati Tabanan karena tidur di dalam tenda menggunakan terpal sudah tidak layak. “Tadi (kemarin) pagi kami bongkar,” ujarnya, Jumat (29/9).
Kata dia, pemindahan ke rumah penduduk dan tidak diizinkan membangun tenda ini untuk mempermudah pendistribusian logistik, pemantuan, dan pengawasan. Warga yang sejatinya berjumlah 34 orang ini adalah pengungsi mandiri.
Suta juga mengaku kaget, karena alasan yang mereka sampaikan berbeda. Lantaran saat proses pendataan awal, pengungsi mandiri ini mengaku hanya mengawasi ternak sapinya, dan malam harinya tinggal di rumah kerabatnya. Namun kenyataannya mereka justru ada yang tetap tinggal di tenda darurat.
Sedangkan 46 ekor sapi milik pengungsi di lahan tersebut akan diawasi dengan sistem piket. “Jadi mereka boleh menjaga sapinya, tapi tidak sampai tidur di sana, hanya mengawasi sapi saja. Bahkan pecalang rutin sudah melakukan patroli pengawasana antisipasi pencurian sapi,” beber Suta.
Untuk saat ini posko induk di Kecamatan Tabanan ada di Kantor Camat Tabanan dan di masing-masing desa sudah ada posko pembantu. Hingga saat ini jumlah pengungsi di Kecamatan Tabanan sekitar 726 orang tersebar di 12 desa. Rincianya, bayi 31 orang, balita 58 orang, lansia 85 orang, ibu hamil 1 orang, dewasa 351 orang, dan anak anak 200 orang. *d
1
Komentar