Pengungsi dari Karangasem di Badung Sudah Ada yang Pulang
Sejumlah pengungsi dari Karangasem yang berada di Desa Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Badung, memilih pulang ke kampung halamannya.
MANGUPURA, NusaBali
Ini menyusul keluarnya instruksi Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, agar para pengungsi yang tak masuk di kawasan rawan bencana (KRB) kembali ke rumah masing-masing.
Memang tak semua pengungsi bersedia pulang. Sebab, mereka merasa lebih aman berada di tempat pengungsian yang notabene kerabat mereka sendiri. Informasinya, Senin (2/10) sudah ada 15 orang pengungsi pulang ke Karangasem.
“Iya, dari data kami ada sebanyak 15 orang pengungsi yang sudah pulang. Itu karena tempat tinggalnya tidak masuk dalam KRB,” kata Perbekel Sibangkaja Ni Nyoman Rai Sudani, saat dikonfirmasi.
Meski demikian, sebagian besar pengungsi masih bertahan. Bahkan, menurut Rai Sudani, hingga kini mereka belum mau dibuatkan posko khusus karena masih tetap ingin tinggal bersama saudaranya.
Bagaimana dengan kebutuhan logistik untuk para pengungsi? “Untuk logistiknya, kami bersama petugas desa, sudah menyalurkan ke masing-masing rumah yang ada pengungsinya,” katanya. Berdasarkan catatan pihak desa sampai Senin kemarin masih terdapat sebanyak 172 orang pengungsi. Mereka tersebar di beberapa banjar, seperti di Banjar Piakan ada 38 orang, Banjar Sintrig ada 45 orang, Banjar Saren ada 23 orang, Banjar Lambing ada 29 orang, Banjar Tengah ada 11 orang, dan di Banjar Lateng sebanyak 26 orang.
Bagi para pengungsi yang memilih bertahan di tempat pengungsian, Rai Sudani menyatakan bakal memberdayakan dengan beragam kegiatan produktif. Misalkan, yang mau buat kerajinan akan difasilitasi. “Hari Minggu kemarin, mereka sudah kami kumpulkan untuk hal itu,” ungkapnya. Ia berharap dengan adanya kegiatan, rasa jenuh dapat hilang.
Terkait dengan anak-anak pengungsi yang membutuhkan pendidikan, menurutnya sudah tidak ada masalah. Untuk anak pengungsi yang masih berstatus pelajar, sudah bersekolah di sekolah terdekat. Di Sibangkaja ada 8 siswa yang masuk SD, SMP 6 orang, sedangkan SMA/SMK sebanyak 6 orang.
“Kami sudah koordinasikan dengan sekolah terdekat. Jadi saat ini mereka bisa ikut belajar di sana, sambil menunggu situasi kembali normal, dan mereka bisa kembali ke rumahnya,” tandasnya.
Sementara, hingga kemarin BPBD Badung masih melakukan validasi jumlah pengungsi yang masuk. Data terakhir jumlah pengungsi di Gumi Keris sebanyak 6.780 orang. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung dr Ni Nyoman Ermy Setiari telah menegaskan akan melibatkan perangkat di desa/kelurahan untuk melakukan pendataan ulang, dalam rangka menindaklanjuti instruksi Gubernur Bali. “Pendataan segera dan sedang berjalan,” tegasnya.
Apabila para pengungsi yang kediamannya tidak masuk kawasan KRB tetap ingin bertahan di rumah kerabatkan, kata Ermy Setiari, BPBD Badung tidak dapat memaksa para pengungsi Gunung Agung ini untuk kembali. Namun dengan konsekuensi mereka tidak akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. *asa
Memang tak semua pengungsi bersedia pulang. Sebab, mereka merasa lebih aman berada di tempat pengungsian yang notabene kerabat mereka sendiri. Informasinya, Senin (2/10) sudah ada 15 orang pengungsi pulang ke Karangasem.
“Iya, dari data kami ada sebanyak 15 orang pengungsi yang sudah pulang. Itu karena tempat tinggalnya tidak masuk dalam KRB,” kata Perbekel Sibangkaja Ni Nyoman Rai Sudani, saat dikonfirmasi.
Meski demikian, sebagian besar pengungsi masih bertahan. Bahkan, menurut Rai Sudani, hingga kini mereka belum mau dibuatkan posko khusus karena masih tetap ingin tinggal bersama saudaranya.
Bagaimana dengan kebutuhan logistik untuk para pengungsi? “Untuk logistiknya, kami bersama petugas desa, sudah menyalurkan ke masing-masing rumah yang ada pengungsinya,” katanya. Berdasarkan catatan pihak desa sampai Senin kemarin masih terdapat sebanyak 172 orang pengungsi. Mereka tersebar di beberapa banjar, seperti di Banjar Piakan ada 38 orang, Banjar Sintrig ada 45 orang, Banjar Saren ada 23 orang, Banjar Lambing ada 29 orang, Banjar Tengah ada 11 orang, dan di Banjar Lateng sebanyak 26 orang.
Bagi para pengungsi yang memilih bertahan di tempat pengungsian, Rai Sudani menyatakan bakal memberdayakan dengan beragam kegiatan produktif. Misalkan, yang mau buat kerajinan akan difasilitasi. “Hari Minggu kemarin, mereka sudah kami kumpulkan untuk hal itu,” ungkapnya. Ia berharap dengan adanya kegiatan, rasa jenuh dapat hilang.
Terkait dengan anak-anak pengungsi yang membutuhkan pendidikan, menurutnya sudah tidak ada masalah. Untuk anak pengungsi yang masih berstatus pelajar, sudah bersekolah di sekolah terdekat. Di Sibangkaja ada 8 siswa yang masuk SD, SMP 6 orang, sedangkan SMA/SMK sebanyak 6 orang.
“Kami sudah koordinasikan dengan sekolah terdekat. Jadi saat ini mereka bisa ikut belajar di sana, sambil menunggu situasi kembali normal, dan mereka bisa kembali ke rumahnya,” tandasnya.
Sementara, hingga kemarin BPBD Badung masih melakukan validasi jumlah pengungsi yang masuk. Data terakhir jumlah pengungsi di Gumi Keris sebanyak 6.780 orang. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung dr Ni Nyoman Ermy Setiari telah menegaskan akan melibatkan perangkat di desa/kelurahan untuk melakukan pendataan ulang, dalam rangka menindaklanjuti instruksi Gubernur Bali. “Pendataan segera dan sedang berjalan,” tegasnya.
Apabila para pengungsi yang kediamannya tidak masuk kawasan KRB tetap ingin bertahan di rumah kerabatkan, kata Ermy Setiari, BPBD Badung tidak dapat memaksa para pengungsi Gunung Agung ini untuk kembali. Namun dengan konsekuensi mereka tidak akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. *asa
Komentar