Pengungsi Harapkan Kehadiran Bupati Karangasem
Krama pengungsi asal Banjar Alasngandang, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, mengharapkan kehadiran Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri.
BANGLI, NusaBali
Sepekan lebih warga mengungsi namun Bupati Mas Sumatri belum pernah datang. Salah seorang krama pengungsi, I Wayan Terus mengatakan, selama mengungsi baru staf Desa Pempatan yang datang. Selain itu, mereka juga sempat dibesuk anggota DPR. Terus dan krama pengungsi lainnya tahu bupati sibuk, namun mereka berharap pengungsi bupati bisa datang. “Kami maklum bupati sedang sibuk, namun luangkanlah waktu menengok warga yang di ada di pengungsian. Apa mungkin kami kejauhan mengungsi hingga ke Bangli,” ungkapnya, Selasa (3/10).
Terus menambahkan, Bupati Bangli Made Gianyar meluangkan waktu mengunjungi krama pengungsi asal Banjar Alasngandang yang madunungan di Balai Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Susut, Bangli. Pantauan di posko, ibu-ibu pengungsi sibuk majejaitan (mempersiapkan sarana upacara piodalan) di Pura Puseh, Bale Agung Desa Adat Alasngandang pada Purnama Kapat, Kamis (5/10) besok. “Janur kami beli di Pasar Kayuambua. Banten kami bawa langsung dari sini, sehingga di kampung hanya tinggal sembahyang saja,” ujar Ni Nengah Nasih.
Karena situasi tidak mendukung, maka piodalan hanya berlangsung sehari. “Kami berharap dengan berlangsungnya piodalan, Ida Bhatara yang berstana di Pura Puseh lan Bale Agung memberikan keselamatan, kerahayuan kepada seluruh warga,” pintanya. Sementara para laki-laki sudah kembali pulang ke Kayuambua untuk mempersiapkan sarana upakara lainnya. *e
Terus menambahkan, Bupati Bangli Made Gianyar meluangkan waktu mengunjungi krama pengungsi asal Banjar Alasngandang yang madunungan di Balai Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Susut, Bangli. Pantauan di posko, ibu-ibu pengungsi sibuk majejaitan (mempersiapkan sarana upacara piodalan) di Pura Puseh, Bale Agung Desa Adat Alasngandang pada Purnama Kapat, Kamis (5/10) besok. “Janur kami beli di Pasar Kayuambua. Banten kami bawa langsung dari sini, sehingga di kampung hanya tinggal sembahyang saja,” ujar Ni Nengah Nasih.
Karena situasi tidak mendukung, maka piodalan hanya berlangsung sehari. “Kami berharap dengan berlangsungnya piodalan, Ida Bhatara yang berstana di Pura Puseh lan Bale Agung memberikan keselamatan, kerahayuan kepada seluruh warga,” pintanya. Sementara para laki-laki sudah kembali pulang ke Kayuambua untuk mempersiapkan sarana upakara lainnya. *e
Komentar