Pengungsi Nihil Bantuan Pemerintah
‘’Sementara bantuan logistik di desa kami, masih swadaya. Dari pemerintah belum ada. Padahal kami sudah serahkan data ke kantor camat’’.
SINGARAJA, NusaBali
Ribuan pengungsi tersebar pada sembilan kecamatan di Buleleng. Sejumlah pengungsi mandiri yang tinggal di rumah warga sampai saat ini belum kecipratan bantuan logistik dari pemerintah.
Padahal mereka sudah hampir sepekan ada di Buleleng. Selama ini para pengungsi tersebut masih memanfaatkan bantuan logistik dari keluarga dan juga donatur dari desa yang datang langsung. Seperti halnya yang dialami puluhan pengungsi di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Perbekel Pejarakan Made Astawa yang dihubungi Selasa (3/10), mengatakan di desanya tercatat ada 70 jiwa pengungsi dari Desa Kubu dan Sukadana, Karangasem. Keberadaan pengungsi di desanya pun sampai saat ini masih memanfaatkan donasi yang datang langsung ke pihak desa secara swadaya, baik dari LPD maupun dari masyarakat setempat.
“Sementara bantuan logistik di desa kami, masih swadaya. Dari pemerintah belum ada. Padahal kami sudah serahkan data ke kantor camat. Tapi sampai saat ini bantuan logistik belum datang,” ujar dia.
Menurutnya dari informasi yang didapatkan pihak desa haru menjemput logistik ke depot logistik di Kecamatan Tejakula. Sejauh ini masalah pengungsi di Buleleng,pihaknya pun mengaku tidak mengalami kendala kecuali soal logistik. Bahkan tempat pengungsian mereka yang semula membangun tenda di wilayah hutan sudah dipindahkan ke Gedung Sekretariat Desa Pakraman. Begitu juga masalah pendidikan bagi pengungsi yang masih bersekolah.
Koordinator Logistik Pengungsian Gunung Agung Kabupaten Buleleng, Gede Komang mengatakan sejauh ini distribusi logistik ke desa-desa terutama untuk pengungsi yang tinggal di rumah warga belum disalurkan. Dia menyebutkan sampai saat ini belum ada kecamatan dan desa yang datang untuk menjemput bantuan. “Sesuai dengan arahan Bupati, bagi desa yang menampung pengungsi, Perbekel dan kecamatan berkewajiban untuk meminta beras dan juga logistik kepada Pemkab Buleleng cq BPBD atau Dinas Sosial, dilengkapi dengan data pegungsi di daerah yang bersangkutan,” kata Gede Komang.
Pendistribusian logistik tersebut pun harus dijemput dan direalisasikan oleh masing-masing desa. Karena jika digarap semuanya oleh BPBD dan Dinas Sosial, tentu tidak akan mencukupi karena keterbatasan tenaga. Hingga saat ini stok logistik untuk 22.000 pengungsi di Buleleng masih aman. Seluruh logistik hasil sumbangan sejumlah donatur sudha disimpan di Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Tejakula.
Gede Komang pun menjelaskan bahwa kebutuhan beras untuk para pengungsi jika dikalkulasikan sesuai dnegan jumlah yang ada sebanyak 22.000 pengungsi, satu hari menghabiskan 8 ton eras. Hanya saja jumlah tersebut saat ini masih jauh dibawah, karena yang memanfaatkan baru sejumlah pengungsi di posko Tejakula dan Kubutambahan. “Untuk beras masih aman, di Depot Logistik kami masih punya stok 13,5 ton sumbangan sukarelawan. Di Kantor Dinas Sosial juga ada 13,5 ton, beras regular dari Pemprov Bali juga belum kami keluarkan, untuk beras saya kira masih aman,” kata dia.
Pihaknya pun menyarankan kepada pihak desa yang menampung pengungsi dan belum tersentuh logistik agar segera datang dan mengajukan permohonan. Sehingga kebutuhan logistik bagi para pengungsi di daerah yang bersangkutan dapat segera teratasi. *k23
Padahal mereka sudah hampir sepekan ada di Buleleng. Selama ini para pengungsi tersebut masih memanfaatkan bantuan logistik dari keluarga dan juga donatur dari desa yang datang langsung. Seperti halnya yang dialami puluhan pengungsi di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Perbekel Pejarakan Made Astawa yang dihubungi Selasa (3/10), mengatakan di desanya tercatat ada 70 jiwa pengungsi dari Desa Kubu dan Sukadana, Karangasem. Keberadaan pengungsi di desanya pun sampai saat ini masih memanfaatkan donasi yang datang langsung ke pihak desa secara swadaya, baik dari LPD maupun dari masyarakat setempat.
“Sementara bantuan logistik di desa kami, masih swadaya. Dari pemerintah belum ada. Padahal kami sudah serahkan data ke kantor camat. Tapi sampai saat ini bantuan logistik belum datang,” ujar dia.
Menurutnya dari informasi yang didapatkan pihak desa haru menjemput logistik ke depot logistik di Kecamatan Tejakula. Sejauh ini masalah pengungsi di Buleleng,pihaknya pun mengaku tidak mengalami kendala kecuali soal logistik. Bahkan tempat pengungsian mereka yang semula membangun tenda di wilayah hutan sudah dipindahkan ke Gedung Sekretariat Desa Pakraman. Begitu juga masalah pendidikan bagi pengungsi yang masih bersekolah.
Koordinator Logistik Pengungsian Gunung Agung Kabupaten Buleleng, Gede Komang mengatakan sejauh ini distribusi logistik ke desa-desa terutama untuk pengungsi yang tinggal di rumah warga belum disalurkan. Dia menyebutkan sampai saat ini belum ada kecamatan dan desa yang datang untuk menjemput bantuan. “Sesuai dengan arahan Bupati, bagi desa yang menampung pengungsi, Perbekel dan kecamatan berkewajiban untuk meminta beras dan juga logistik kepada Pemkab Buleleng cq BPBD atau Dinas Sosial, dilengkapi dengan data pegungsi di daerah yang bersangkutan,” kata Gede Komang.
Pendistribusian logistik tersebut pun harus dijemput dan direalisasikan oleh masing-masing desa. Karena jika digarap semuanya oleh BPBD dan Dinas Sosial, tentu tidak akan mencukupi karena keterbatasan tenaga. Hingga saat ini stok logistik untuk 22.000 pengungsi di Buleleng masih aman. Seluruh logistik hasil sumbangan sejumlah donatur sudha disimpan di Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Tejakula.
Gede Komang pun menjelaskan bahwa kebutuhan beras untuk para pengungsi jika dikalkulasikan sesuai dnegan jumlah yang ada sebanyak 22.000 pengungsi, satu hari menghabiskan 8 ton eras. Hanya saja jumlah tersebut saat ini masih jauh dibawah, karena yang memanfaatkan baru sejumlah pengungsi di posko Tejakula dan Kubutambahan. “Untuk beras masih aman, di Depot Logistik kami masih punya stok 13,5 ton sumbangan sukarelawan. Di Kantor Dinas Sosial juga ada 13,5 ton, beras regular dari Pemprov Bali juga belum kami keluarkan, untuk beras saya kira masih aman,” kata dia.
Pihaknya pun menyarankan kepada pihak desa yang menampung pengungsi dan belum tersentuh logistik agar segera datang dan mengajukan permohonan. Sehingga kebutuhan logistik bagi para pengungsi di daerah yang bersangkutan dapat segera teratasi. *k23
1
Komentar