Gubernur Undang 35 Konsul Jenderal
Pastikan Bali Aman untuk Dikunjungi
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Made Mangku Pastika undang 35 konsulat dari Kedubes negara sahabat, Rabu (4/10). Pertemuan dengan para Konsul Jenderal (Konjen) ini dilakukan untuk menjelaskan situasi terkini terkait status awas Gungng Agung. Intinya, Gubernur Pastika berusaha meyakinkan bahwa Bali aman untuk dikunjungi wisatawan.
Dalam pertemuan dengan para Konsul Jenderal (Konjen) negara sahabat di Ruang Rapat Praja Sabha Kantor Gubernur, Niti Mandala Denpasar, Rabu kemarin, Gubernur Pastika tegaskan warga negara asing (WNA) yang akan mengunjungi Bali tidak perlu khawatir dengan aktivitas Gunung Agung. Ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut.
Jika Gunung Agung benar-benar meletus, hanya 28 desa di Karangasem yang terdampak, Dan, 28 desa di sekitar Gunung Agung yang masuk Kawasan rawan Bencana (KRB) III danb KRB III itu kini sudah dikosongkan. Pemerintah juga sudah mengamankan radius 12 km dari kawah puncak Gunung Agung. “Bahkan, mereka yang berada di kawasan Candidasa (Kecamatan Manggis, Kara-ngasem) pun tak perlu khawatir, karena masuk wilayahg aman,” kata Pastika, yang kemarin didam-pingi Ketua BPD PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.
Pastika berupaya meyakinkan para Konjen negara sahabat bahwa bencana Gunung Agung tidak akan memakan korban jiwa, karena proses evakuasi dan pemetaan wilayah terdampak sudah dilakukan. Termasuk pemasangan sirine peringatan dini bahaya erupsi Gunung Agung, yang sudah terpasang di sejumlah titik strategis sejak sepekan lalu.
Pastika menyebutkan, aktivitas vulkanik dangkal Gunung Agung kini cenderung menurun dan diharapkan tidak terjadi erupsi. Pihaknya terus menerima update dari ahli vulkanologi yang memantau kondisi Gunung Agung. Kalaupun terjadi erupsi, pemerintah telah memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang telah siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
"Gunung Agung masih berstatus awas, tapi kegiatannya sendiri sudah mulai menurun. Mudah-mudahan tidak terjadi letusan. Kalau toh Gunung Agung meletus, secara manajemen pengendalian bencana kita sudah lakukan sebaik-baiknya," tegas mantan Kapolda Bali dan Kalakhar BNN ini.
Menurut Pastika, pemerintah sudah menyiapkan contigency plan jika Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban ditutup karena bencana Gunung Agung. Dalam hal ini, pemerintah akan memfasilitasi dan mengakomodasi wisatawan yang hendak menuju bandara terdekat seperti di Surabaya (Jawa Timur) atau Lombok (NTB).
Penanganan berupa visa, akomodasi, dan transportasi bagi mereka juga akan digratiskan. "Visa kalau misalnya habis, kita urus, kita siapkan akomodasi dan transportasi. Jelas free, masa mereka harus bayar lagi? Kalau duitnya sudah habis bagaimana?" tandas Pastika.
Papa bagian lain, Pastika menegaskan tidak ada turis asing yang membatalkan perjalanan ke Bali. Pastika pun meragukan informasi yang menyebut sebagian calon wisatawan membatalkan agenda berliburnya ke Bali.
Sementara itu, Ketua BPD PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, sebelumnya menyebutkan ada 5 negara yang menetapkan travel advisor (melarang warganya mendekati kawasan yang ditetapkan pemerintah setempat) untuk Bali. Kelima negara tersebut adalah Australia, Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan Selandia Baru.
“Memang 5 negara ini melarang warganya mendekat Gunung Agung. Tapi, ini juga membuat kita takut akan kunjungan wisatawan. Makanya, berita-berita hoax itu saya harapkan bisa dibersihkan. Hoax harus dilawan bersama-sama. Berikan informasi yang benar,” ujar tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud yang juga mantan Bupati Gianyar 2008-2013 ini saat pertemuan kalangan pelaku wisata dengan Gubernur Pastika di Kantor Dinas Pariwisata Bali, Selasa (3/10) lalu.
Cok Ace mengatakan, masalah Gunung Agung tetap berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Bali. “Menjadi dilematis kita. Tapi, kami akan menyampaikan kepada pemerintah pusat supaya bisa mendesak 5 negara tersebut mencabut travel advisor untuk Bali. Kalaupun terjadi letusan Gunung Agung, kan bisa dijelaskan. Kita sudah siap evakuasi, penanganan bencana juga sudah siap. Jadi, ini peran bersama-samalah,” tegas Cok Ace.
Menurut Cok Ace, angka kunjungan wisatawan ke Bali tahun 2016 mencapai 4,9 juta jiwa. Sedangkan di tahun 2017, angka kunjungan wisata ke Bali ditarget tembus 6 juta jiwa. Buat sementara, sejak Januari hingga awal Oktober 2017 ini, angka kunjungan wisata sudah mencapai 4 juta jiwa. “Kita punya sisa waktu 4 bulan lagi. Kalau kita bisa antisipasi, target 6 juta wisatawan masuk. Namun, kalau pemberitaan terus simpangsiur, apalagi adanya hoax, ini membuat kita khawatir,” keluh Cok Ace. *nat
Dalam pertemuan dengan para Konsul Jenderal (Konjen) negara sahabat di Ruang Rapat Praja Sabha Kantor Gubernur, Niti Mandala Denpasar, Rabu kemarin, Gubernur Pastika tegaskan warga negara asing (WNA) yang akan mengunjungi Bali tidak perlu khawatir dengan aktivitas Gunung Agung. Ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut.
Jika Gunung Agung benar-benar meletus, hanya 28 desa di Karangasem yang terdampak, Dan, 28 desa di sekitar Gunung Agung yang masuk Kawasan rawan Bencana (KRB) III danb KRB III itu kini sudah dikosongkan. Pemerintah juga sudah mengamankan radius 12 km dari kawah puncak Gunung Agung. “Bahkan, mereka yang berada di kawasan Candidasa (Kecamatan Manggis, Kara-ngasem) pun tak perlu khawatir, karena masuk wilayahg aman,” kata Pastika, yang kemarin didam-pingi Ketua BPD PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.
Pastika berupaya meyakinkan para Konjen negara sahabat bahwa bencana Gunung Agung tidak akan memakan korban jiwa, karena proses evakuasi dan pemetaan wilayah terdampak sudah dilakukan. Termasuk pemasangan sirine peringatan dini bahaya erupsi Gunung Agung, yang sudah terpasang di sejumlah titik strategis sejak sepekan lalu.
Pastika menyebutkan, aktivitas vulkanik dangkal Gunung Agung kini cenderung menurun dan diharapkan tidak terjadi erupsi. Pihaknya terus menerima update dari ahli vulkanologi yang memantau kondisi Gunung Agung. Kalaupun terjadi erupsi, pemerintah telah memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang telah siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
"Gunung Agung masih berstatus awas, tapi kegiatannya sendiri sudah mulai menurun. Mudah-mudahan tidak terjadi letusan. Kalau toh Gunung Agung meletus, secara manajemen pengendalian bencana kita sudah lakukan sebaik-baiknya," tegas mantan Kapolda Bali dan Kalakhar BNN ini.
Menurut Pastika, pemerintah sudah menyiapkan contigency plan jika Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban ditutup karena bencana Gunung Agung. Dalam hal ini, pemerintah akan memfasilitasi dan mengakomodasi wisatawan yang hendak menuju bandara terdekat seperti di Surabaya (Jawa Timur) atau Lombok (NTB).
Penanganan berupa visa, akomodasi, dan transportasi bagi mereka juga akan digratiskan. "Visa kalau misalnya habis, kita urus, kita siapkan akomodasi dan transportasi. Jelas free, masa mereka harus bayar lagi? Kalau duitnya sudah habis bagaimana?" tandas Pastika.
Papa bagian lain, Pastika menegaskan tidak ada turis asing yang membatalkan perjalanan ke Bali. Pastika pun meragukan informasi yang menyebut sebagian calon wisatawan membatalkan agenda berliburnya ke Bali.
Sementara itu, Ketua BPD PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, sebelumnya menyebutkan ada 5 negara yang menetapkan travel advisor (melarang warganya mendekati kawasan yang ditetapkan pemerintah setempat) untuk Bali. Kelima negara tersebut adalah Australia, Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan Selandia Baru.
“Memang 5 negara ini melarang warganya mendekat Gunung Agung. Tapi, ini juga membuat kita takut akan kunjungan wisatawan. Makanya, berita-berita hoax itu saya harapkan bisa dibersihkan. Hoax harus dilawan bersama-sama. Berikan informasi yang benar,” ujar tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud yang juga mantan Bupati Gianyar 2008-2013 ini saat pertemuan kalangan pelaku wisata dengan Gubernur Pastika di Kantor Dinas Pariwisata Bali, Selasa (3/10) lalu.
Cok Ace mengatakan, masalah Gunung Agung tetap berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Bali. “Menjadi dilematis kita. Tapi, kami akan menyampaikan kepada pemerintah pusat supaya bisa mendesak 5 negara tersebut mencabut travel advisor untuk Bali. Kalaupun terjadi letusan Gunung Agung, kan bisa dijelaskan. Kita sudah siap evakuasi, penanganan bencana juga sudah siap. Jadi, ini peran bersama-samalah,” tegas Cok Ace.
Menurut Cok Ace, angka kunjungan wisatawan ke Bali tahun 2016 mencapai 4,9 juta jiwa. Sedangkan di tahun 2017, angka kunjungan wisata ke Bali ditarget tembus 6 juta jiwa. Buat sementara, sejak Januari hingga awal Oktober 2017 ini, angka kunjungan wisata sudah mencapai 4 juta jiwa. “Kita punya sisa waktu 4 bulan lagi. Kalau kita bisa antisipasi, target 6 juta wisatawan masuk. Namun, kalau pemberitaan terus simpangsiur, apalagi adanya hoax, ini membuat kita khawatir,” keluh Cok Ace. *nat
1
Komentar