Penumpukan Pengungsi Dipindah Bertahap
Di Desa Tembok, warga pengungsi setara dengan jumlah penduduk setempat sehingga harus diredistribusikan agar tak menjadi beban.
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng melalui Satgas Penanggulangan Pengungsi Gunung Agung segera meredistribusi pengungsi yang menumpuk di satu desa ke desa lainnya secara bertahap. Langkah ini menyusul ada penumpukan pengungsi di Desa Tembok, dan Desa Les, Kecamatan Tejakula. Bahkan jumlah pengungsi di Desa Tembok sudah menyamai jumlah penduduk di desa ujung timur Buleleng itu sebanyak 7.000-an jiwa.
Rencana pemindahan bertahap itu disampaikan Koordinator Satgas Penanggulangan Pengungsi Gunung Agung, Made Arya Sukerta, usai rapat koordinasi Rabu (4/10) siang. Dikatakan jumlah pengungsi yang tercatat hingga kemarin sore sebanyak 22.353 jiwa, tersebar di seluruh kecamatan Buleleng.
Nah khusus pengungsi di Kecamatan Tejakula terutama di dua desa yakni Desa Tembok dan Desa Les akan diupayakan pemindahan. Para pengungsi akan didistribusikan ke sejumlah desa di Kecamatan Tejakula, Kubutambahan, Sawan maupun Sukasada. Pemindahan ini untuk mengurangi beban dari pihak desa akibat penumpukan jumlah pengungsi.
Koordinator Satgas Arya Sukerta menyebut, pemindahan bertahap dilakukan lebih awal terhadap pengungsi yang berada di tenda pengungsian di Desa Les yang tercatat sekitar 1.760 jiwa. Alasannya tenda pengungsian hanya dipakai saat dalam kondisi darurat ketika Gunung Agung sudah erupsi. Di samping itu, belum semua warga yang berada di daerah KRB telah mengungsi. Sehingga diperkirakan ketika Gunung Agung erupsi, jumlah pengungsi akan terus meningkat, sehingga tenda pengungsian menjadi alternative terakhir. “Karena situasinya saat ini masih landai, kita masih punya kesempatan untuk pindahkan mereka (warga di tenda pengungsian Desa Les,red). Tenda pengungsi itu alternatif terakhir ketika situasi darurat,” kata Arya Sukerta.
Para pengungsi sebanyak 1.760 jiwa, rencananya mulai dipindah pada Jumat (6/10) besok. Mereka akan diredistribusikan ke sejumlah desa di wilayah Kecamatan Tejakula, rinciannya fasilitas umum (fasum) Desa Les sebanyak 450 jiwa, Desa Penuktukan 150 jiwa, Desa Julah 300 jiwa, Desa Pacung 495 jiwa, Desa Tejakula 105 jiwa, dan Desa Bondalem sebanyak 200 jiwa. “Kita sudah koordinasikan dengan masing-masing desa yang nanti menerima para pengungsi, dan data kapasitas fasum yang bisa ditampung berasal dari desa-desa tersebut. Ini juga sesuai intruksi Gubernur, karena tenda pengungsian juga sangat rentan kemasukan air saat musim penghujan,” jelas Arya Sukerta.
Setelah seluruh pengungsi di tenda pengungsian Desa Les berhasil dipindah, rencana pemindahakan akan dilanjutkan terhadap pengungsi yang ada di Desa Tembok, yang sudah mencapai 7.125 jiwa setara dengan jumlah penduduk Desa Tembok. Jumlah pengungsi yang harus dipindah nanti setengah lebih atau sekitar 4.700 jiwa. Para pengungsi ini akan diredistribusikan ke desa-desa di Kecamatan Kubutambahan, Sawan dan Kecamatan Sukasada. Sejauh ini tiga kecamatan itu sudah siap menampung jumlah pengungsi sebanyak 7 .000 lebih. Alasannya selain mengurangi beban, daerah Desa Tembok juga sangat rawan dengan dampak ketikga Gunung Agung Erupsi. “Desa Tembok itu hanya berjarak sekitar 13-14 kilometer dari Gunung Agung. Sedangkan KRB ditetapkan 12 Kilometer, jadi Desa Tembok itu rentan terhadap dampak Gunung Agung. Maka kita perlu pikirkan upaya evakuasi terhadap pengungsi maupun warga Desa Tembok itu sendiri,” ungkapnya.
Dalam hitungan upaya evakuasi terhadap warga yang terdampak hanya diberikan waktu 1 jam. Sehingga evakuasi warga di Desa Tembok, tidak mungkin bisa dilakukan dalam waktu 1 jam, dengan jumlah penduduk dan pengungsi yang cukup banyak. “Kami hitung kalau evakuasi itu perlu 200 armada. Tidak mungkin bisa dalam waktu 1 jam upaya evakuasi dengan pergerakan 200 armada. Sangat sulit, makanya dalam skema kita, jumlah pengungsi itu harus dikurangi dulu secara bertahap,” terang Arya Sukerta.
Kendala yang dihadapi dalam pemindahan nanti diperkirakan pengungsi tidak mau. Namun Tim Satgas berjanji akan mendatangi para pengungsi untuk menjelaskan kondisi yang akan terjadi. Disamping itu menjalin koordinasi dengan aparat kecamatan dan desa dari asal pengungsi, agar warganya bisa dipindahkan.*k19
Rencana pemindahan bertahap itu disampaikan Koordinator Satgas Penanggulangan Pengungsi Gunung Agung, Made Arya Sukerta, usai rapat koordinasi Rabu (4/10) siang. Dikatakan jumlah pengungsi yang tercatat hingga kemarin sore sebanyak 22.353 jiwa, tersebar di seluruh kecamatan Buleleng.
Nah khusus pengungsi di Kecamatan Tejakula terutama di dua desa yakni Desa Tembok dan Desa Les akan diupayakan pemindahan. Para pengungsi akan didistribusikan ke sejumlah desa di Kecamatan Tejakula, Kubutambahan, Sawan maupun Sukasada. Pemindahan ini untuk mengurangi beban dari pihak desa akibat penumpukan jumlah pengungsi.
Koordinator Satgas Arya Sukerta menyebut, pemindahan bertahap dilakukan lebih awal terhadap pengungsi yang berada di tenda pengungsian di Desa Les yang tercatat sekitar 1.760 jiwa. Alasannya tenda pengungsian hanya dipakai saat dalam kondisi darurat ketika Gunung Agung sudah erupsi. Di samping itu, belum semua warga yang berada di daerah KRB telah mengungsi. Sehingga diperkirakan ketika Gunung Agung erupsi, jumlah pengungsi akan terus meningkat, sehingga tenda pengungsian menjadi alternative terakhir. “Karena situasinya saat ini masih landai, kita masih punya kesempatan untuk pindahkan mereka (warga di tenda pengungsian Desa Les,red). Tenda pengungsi itu alternatif terakhir ketika situasi darurat,” kata Arya Sukerta.
Para pengungsi sebanyak 1.760 jiwa, rencananya mulai dipindah pada Jumat (6/10) besok. Mereka akan diredistribusikan ke sejumlah desa di wilayah Kecamatan Tejakula, rinciannya fasilitas umum (fasum) Desa Les sebanyak 450 jiwa, Desa Penuktukan 150 jiwa, Desa Julah 300 jiwa, Desa Pacung 495 jiwa, Desa Tejakula 105 jiwa, dan Desa Bondalem sebanyak 200 jiwa. “Kita sudah koordinasikan dengan masing-masing desa yang nanti menerima para pengungsi, dan data kapasitas fasum yang bisa ditampung berasal dari desa-desa tersebut. Ini juga sesuai intruksi Gubernur, karena tenda pengungsian juga sangat rentan kemasukan air saat musim penghujan,” jelas Arya Sukerta.
Setelah seluruh pengungsi di tenda pengungsian Desa Les berhasil dipindah, rencana pemindahakan akan dilanjutkan terhadap pengungsi yang ada di Desa Tembok, yang sudah mencapai 7.125 jiwa setara dengan jumlah penduduk Desa Tembok. Jumlah pengungsi yang harus dipindah nanti setengah lebih atau sekitar 4.700 jiwa. Para pengungsi ini akan diredistribusikan ke desa-desa di Kecamatan Kubutambahan, Sawan dan Kecamatan Sukasada. Sejauh ini tiga kecamatan itu sudah siap menampung jumlah pengungsi sebanyak 7 .000 lebih. Alasannya selain mengurangi beban, daerah Desa Tembok juga sangat rawan dengan dampak ketikga Gunung Agung Erupsi. “Desa Tembok itu hanya berjarak sekitar 13-14 kilometer dari Gunung Agung. Sedangkan KRB ditetapkan 12 Kilometer, jadi Desa Tembok itu rentan terhadap dampak Gunung Agung. Maka kita perlu pikirkan upaya evakuasi terhadap pengungsi maupun warga Desa Tembok itu sendiri,” ungkapnya.
Dalam hitungan upaya evakuasi terhadap warga yang terdampak hanya diberikan waktu 1 jam. Sehingga evakuasi warga di Desa Tembok, tidak mungkin bisa dilakukan dalam waktu 1 jam, dengan jumlah penduduk dan pengungsi yang cukup banyak. “Kami hitung kalau evakuasi itu perlu 200 armada. Tidak mungkin bisa dalam waktu 1 jam upaya evakuasi dengan pergerakan 200 armada. Sangat sulit, makanya dalam skema kita, jumlah pengungsi itu harus dikurangi dulu secara bertahap,” terang Arya Sukerta.
Kendala yang dihadapi dalam pemindahan nanti diperkirakan pengungsi tidak mau. Namun Tim Satgas berjanji akan mendatangi para pengungsi untuk menjelaskan kondisi yang akan terjadi. Disamping itu menjalin koordinasi dengan aparat kecamatan dan desa dari asal pengungsi, agar warganya bisa dipindahkan.*k19
Komentar