Giri Prasta Serahkan dana Hibah Rp 4 Miliar di Kutuh
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Kamis (5/10) kemarin menyerahkan dana hibah senilai Rp 4 milar kepada Bendesa Adat Kutuh, serangkaian dengan Karya Agung Mamungkah, Ngenteg Linggih, Mapadudusan Agung, Tawur Balik Sumpah, Meparisuda Desa Tawur Newa Gempang Kahyangan Desa Adat Kutuh Tahun 2017.
Serangkaian Karya Agung di 8 Pura Kahyangan
MANGUPURA, NusaBali
Dimana ada 6 pura kahyangan dan 2 palinggih yang diupacarai, yaitu Pura Dalem, Pura Prajapati, Pura Puseh, Pura Toyoning, Pura Umasanghyang, Pura Dauh Margi, Palinggih Kepuh Rangdu dan Padmasana. Hadir mendampingi, Ketua DPRD yang diwakili anggota DPRD Dapil Kutsel, Nyoman Mesir, Wayan Luwir Wiana, Made Duama dan Made Sumertha, Muspika Kutsel, Bendesa se-Kecamatan Kutsel, Lurah se-Kecamatan Kutsel serta undangan lainnya.
Bupati Giri Prasta sempat berkeliling untuk bersembahyang di beberapa pura yang diupacarai, sebelum ia melakukan persembahyangan dan menyerahkan dana hibah di Pura Dalem Adat Kutuh. Dalan kesempatan tersebut ia memaparkan akan selalu hadir di tengah masyarakat, utamanya terkait dengan upaya menjaga dan memelihara konsep Tri Hita Karana di masing-masing desa adat di Badung. Sebab hal tersebut adalah visi misi dan konsep pihaknya memimpin Badung, yang diimplementasikan melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana (PPNSB). Ia berharap melalui kehadirannya masyarakat Badung bisa bahagia, sebab selama masyarakat Badung belum bahagia ia mengaku juga belum bisa merasa senang.
“Puranya kita bantu, manusianya dalam rangkaian upakaranya sekarang kita bantu ringankan dan wilayahnya kita bantu dengan penataan Pantai Pandawa. Selaku Bupati saya harus hadir untuk meringankan beban masyarakat Kabupaten Badung secara menyeluruh,” paparnya.
Kutuh dinilainya merupakan ikon Badung dan telah mampu mengangkat nama Badung di tingkat nasional, melalui pencapaian menjadi Juara I Lomba Desa Terpadu Nasional. Hal tersebut dinilainya Kutuh telah mampu memberikan rolemodel terbaik bagi krama Badung di tingkat nasional. Hal baik tersebut seyognya diharapkan harus ditiru oleh desa lainnya, apalagi Kutuh telah mampu mengenol persenkan angka kemiskinan masyarakakatnya. “Ini hal yang sangat bagus bagi role model Badung kedepan, sinergi dan koordinasi antara desa adat dan dinas,” kata bupati.
Sementara Bendesa Adat Kutuh, Made Wena mengaku berterimakasih atas perhatian Pemda Badung yang telah menjalankan kewajibannya, berkaitan dengan penataan parahyangan di Kutuh dengan punia senilai Rp 4 miliar yang diserahkan langsung oleh Bupati Giri Prasta. Hal tersebut dinilainya merupakan wujud bupati sebagai kepala wilayah, telah menjalankan kewajiban dharmanya untuk memelihara hubungan Tri Hita Karana. Pihaknya yakin dengan kewajiban yang telah dilakukannya, tentu Yang Maha Kuasa akan mampu memberikan jalan terbaiknya. Terbaik untuk Kutuh, bagi Badung dan bagi beliau secara pribadi.
“Kenapa secara pribadi, karena pengambilan kebijakan beliau yang telah menjalankan dharmanya untuk memelihara hubungan antara manusia dengan penciptanya. Saya harap ini bisa menjadi motivasi bagi masyarakat dan masyarakat lainnya,” terangnya.
Dipaparkannya karya agung tersebut adalah kesepakatan dari krama Desa Kutuh, agar upacara bisa dilaksanakan dengan baik dalam rangka untuk meningkatkan vibrasi desa Kutuh menjadi lebih baik. Pihaknya tidak memungkiri cukup banyak biaya yang telah dikeluarkan mencapai belasan miliar, terkait karya agung yang didahului dengan renovasi beberapa pura dan palinggih. Namun hal tersebut dianggapnya bukanlah beban, namun kewajiban bagi umat sedharma yang harus dijalani. “Saya harap selesai karya ini maka vibrasi positif di Kutuh akan muncul, sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih agar menuju Jagathita sesuai dengan harapan pak bupati,” tukasnya. *
Komentar