143 Pengungsi Dipindah dari Tenda Desa Les
Sebagian dari 1.750 pengungsi korban bencana Gunung Agung yang didominasi warga asal Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem akhirnya bersedia dipindah dari tenda pengungsian Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Bupati Mas Sumatri Temui Warganya yang Mengungsi di Bangli
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 143 pengungsi di antaranya sudah dipindahkan ke tempat pengungsian yang lebih layak, Jumat (6/10) pagi. Tenda Pengungsian Desa Les ditargetkan sudah kosong dalam waktu sepekan ke depan.
Dalam pemindahan tahap pertama, Jumat kemarin, Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng menargetkan bisa pindahkan 450 pengungsi dari tenda pengungsian Desa Les. Namun, hingga sore baru 143 pengungsi yang dipindah. Sisanya, tetap bersikukuh belum bersedia dipindah dengan berbagai alasan.
Pengungsi berjumlah 143 orang yang dipindahkan dari tenda pengungsian Desa Les, Jumat kemarin, berasal dari dua banjar di Desa Ban, yakni Banjar Cucut (60 jiwa) dan Banjar Bonyoh (83 jiwa). Selama mengungsi di Desa Les, mereka menempati dua tenda. Dalam pemindahan kemarin, mereka tetap dikelompokkan hingga ke tempatnya yang baru. Pengungsi asal Banjar Cucut, Desa Ban dipindahkan ke Wa-ntilan Desa Les. Sedangkan pengungsi dari Banjar Banyoh, Desa Ban dipindahkan ke bekas Gudang Pembuatan Batako milik Kadis Sosial Buleleng, Gede Komang, yang berlokasi di Banjar Tubuh, Desa Les.
Mereka diangkut bersama barang bawaannya dengan empat kendaraan, masing-masing dua Truk dan dua mobil Pick Up. Kendaran Truk khusus untuk mengangkut barang-barang milik pengungsi, sedangkan kendaraan Pick Up mengakut warga pengungsi.
Sementara, sebagian pengungsi masih enggan pindah dari tenda pengungsian Desa Les, dengan berbagai alasan. Salah satunya, khawatir tempat pengungsian yang baru justru tidak layak. Mereka khawatir tidak ada MCK di tempat baru, juga tidak mendapat pelayanan dan bantuan. Selain itj, mereka juga masih khawatir dengan ternak sapinya yang sudah berada di dekat tenda pengungsian Desa Les.
“Saya belum tahu tempatnya, di mana akan ditampung. Ya kalau tempatnya lebih bagus, tapi kalau tidak bagaimana? Sapi di sini (tenda pengungsian, Red) juga bagaimana nanti,” ujar salah seorang pengungsi.
Sedangkan Kepala Desa (Perbekel) Ban, I Wayan Potag, juga mengakui belum semua warganya bersedia dipindahkan dari tenda pengungsian Desa Les. Wayan Potag mengaku sempat mengumpulkan seluruh koordinator tenda untuk diajak pindah. Dari hasil pertemuan itu, ternyata baru pengungsi dua tenda yang bersedia dipindah, yakni warga Banjar Cucut dan Banjar Bonyoh.
“Memang warga kami khawatir dengan tempat barunya. Kalau tempat barunya lebih bagus, mereka siap dipindah. Ada yang enggan pindah karena sudah merasa nyaman di tenda pengungsian, selain juga memikirkan ternak sapi mereka. Sepertinya, warga masih trauma dengan kondisi ternaknya,” jelas Wayan Potag saat ditemui NusaBali di tenda pengungsian Desa Les, Jumat kemarin.
Menurut Wayan Potag, pihaknya bersama Satgas Penanganan Pengungsi Kabupaten Buleleng akan terus mensosialisasikan rencana pemindahan tersebut kepada warganya. Langkah ini sebagai antisipasi jika Gunung Agung benar-benar erupsi, sehingga tenda pengungsian menjadi penampungan darurat. “Tetap kami usahakan, untuk menyakinkan kalau ditempat barunya lebih layak dan tetap mendapat pelayanan, termasuk bantuan yang diperlukan,” katanya.
Secara terpisah, Koordinator Satgas Penanggulangan Pengungsi Gunung Agung Kabuoaten Buleleng, Made Arya Sukerta, kembali menegaskan pemindahan pengungsi sebagai langkah antisipasi ketika hujan. Sebab, melihat kondisi tenda-tenda, air hujan dipastikan masuk ke dalam tenda, sehingga warga pengungsi tidak bisa nyaman.
“Di samping itu, tenda hanya dimanfaatkan untuk situasi darurat saat Gunung Agung benar-benar erupsi. Karena masih banyak warga dari daerah KRB yang belum mengungsi. Begitu Gunung Agung erupsi, jumlah warga yang mengungsi nanti akan membludak. Nah, mereka inilah yang untuk sementara akan ditampung di tenda pengungsian ini,” jelas Arya Sukerta.
Menurut Arya Sukerta, pihaknya menarget dalam seminggu ke depan seluruh pengungsi sudah pindah dari tenda pengungsian Desa Les. Sambil berproses, pihaknya juga harus menyiapkan tempat pengungsian baru yang layak dan lengkap dengan fasilitas MCK. “Kalau pengungsi khawatir tidak ada MCK, itu wajar. Dulu juga diawal hanya ada tenda. Nanti sambil jalan kita akan lengkapi bertahap,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri untuk kali pertama menemui warganya yang mengungsi di GOR Kubu, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Jumat kemarin. Pengungsi dari berbagai desa tersebut sudah sepekan lebih menempati GOR Kubu.
Dalam kesempatan itu, Bupati Mas Sumatri mengajak warganya untuk kembali ke Karangasem. Mereka bisa mengungsi di 50 desa se-Karangasem di luar 28 desa yang m asuk Kawasa Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung. Menurut Mas Sumatri, pihaknya telah setting tempat pengungsian bagi warga yang kini ngungsi menyebar di luar Karangasem.
"Kami sudah siapkan tempat di 50 desa yang terdiri dari 250 banjar. Tempat itu disiapkan bagi warga kami yang kini masih mengungsi di 8 kabupaten/kota lainnya se-Bali," jelas Mas Sumatri.
Disebutkan, jika kembali ke Karangasem, tentunya komunikasi akan lebih mudah, pendidikan anak-anak sekolah pun tidak terhenti. "Disiapkan sekolah yang lebih bagus. Bila sekolah penuh, bisa saja didirikan sekolah di lapangan," katanya.
Menurut Mas Sumatri, pihaknya juga akan berkoordinasi ke provinsi dan kementerian, agar program bisa diprioritaskan untuk Karangasem, seperti program pembinaan dan permodalan. "Kami akan koordinasikan, supaya warga kami bisa bekerja kembali, mungkin bisa disupport untuk permodalan."
Sementara, Bupati Bangli Made Gianyar menyatakan pengungsi kofban Gunung Agung di wilayah Bangli mencapai 9.572 jiwa. Mereka tersebar di empat kecamatan. Rinciannya, di Kecamatan Kintamani sebanyak 2.548 jiwa, Kecamatan Tembuku 2362 jiwa, Kecamatan Bangli 3.744 jiwa, dan Kecamatan Susut 966 jiwa. "Lokasi pengungsian masih tersebar, namun nantinya akan dipusatkan di GOR Kubu, GOR Kintamani, GOR Tamanbali, dan SKB Bangli," jelas Made Gianyar, Jumat kemarin. *k19,e
Komentar