Pengungsi Sakit Dipulangkan dengan Piutang
RSUD masih melakukan koordinasi soal pertanggungjawaban perawatan pasien pengungsi, karena diakui akan sulit menagih langsung ke pasien bersangkutan.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 58 orang pengungsi menjalani perawatan di RSUD Buleleng, per tanggal 22 September hingga 6 Oktober kemarin. Penanggungan pembiayaan yang hingga kini belum ada kejelasan mengakibatkan pihak rumah sakit memulangkan pasien yang sudah sehat dengan status piutang.
Dari puluhan pasien tersebut delapan orang di antaranya adalah ibu melahirkan baik melalui operasi cesar atau persalinan normal. Sedangkan sisanya terdata dirujuk ke RSUD Buleleng dari pengungsian dan Puskesmas Tejakula II karena penyakit bawaan seperti sesak napas diabetes, anemia, infeksi paru hingga penanganan keguguran, hamil di luar kandungan dan cedera akibat kecelakaan lalu-lintas.
Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara yang ditemui Jumat (6/10) kemarin mengatakan pihak rumah sakit sampai saat ini masih menunggu hasil koordinasi dengan pihak terkait, untuk klaim dan pembayaran biaya perawatan pengungsi baik rawat jalan dan rawat inap. Meski pihaknya belum merekap secara keselurahan berapa total piutang yang sudah tercatat sampai saat ini.
“Terkait dengan pembiayaan kami masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait, sementara yang sudah pulang menjadi piutang rumah sakit,” ujar dia. Meski sejauh ini pemerintah provinsi Bali sudah meminta rincian perawatan pasien pengungsian sesuai dengan biaya perawatan INACBG yang merupakan biaya perawatan sesuai dengan standar nasional sesuai dengan penyakitnya.
Pihaknya pun menjelaskan dari puluhan pasien yang diterima RSUD Buleleng dari pengungsian sangat sedikit yang memakai jaminan kesehatan yang tidak melebihi angka sepuluh persen. Sisanya lebih memilih perawatan dengan jalur umum.
Sejauh ini meski pembiayaan belum ada kejelasan pihaknya mengaku tetap memberikan pelayanan maksimal kepada pasien yang datang. “Mudah-mudahan ada titik terang, sehingga pasien yang dipiutangkan jelas, karena kalau tidak akan mengarah ke penagihan langsung ke masing-masing pasien nah ini yang nanti sedikit sulit,” terangnya. *k23
Dari puluhan pasien tersebut delapan orang di antaranya adalah ibu melahirkan baik melalui operasi cesar atau persalinan normal. Sedangkan sisanya terdata dirujuk ke RSUD Buleleng dari pengungsian dan Puskesmas Tejakula II karena penyakit bawaan seperti sesak napas diabetes, anemia, infeksi paru hingga penanganan keguguran, hamil di luar kandungan dan cedera akibat kecelakaan lalu-lintas.
Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara yang ditemui Jumat (6/10) kemarin mengatakan pihak rumah sakit sampai saat ini masih menunggu hasil koordinasi dengan pihak terkait, untuk klaim dan pembayaran biaya perawatan pengungsi baik rawat jalan dan rawat inap. Meski pihaknya belum merekap secara keselurahan berapa total piutang yang sudah tercatat sampai saat ini.
“Terkait dengan pembiayaan kami masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait, sementara yang sudah pulang menjadi piutang rumah sakit,” ujar dia. Meski sejauh ini pemerintah provinsi Bali sudah meminta rincian perawatan pasien pengungsian sesuai dengan biaya perawatan INACBG yang merupakan biaya perawatan sesuai dengan standar nasional sesuai dengan penyakitnya.
Pihaknya pun menjelaskan dari puluhan pasien yang diterima RSUD Buleleng dari pengungsian sangat sedikit yang memakai jaminan kesehatan yang tidak melebihi angka sepuluh persen. Sisanya lebih memilih perawatan dengan jalur umum.
Sejauh ini meski pembiayaan belum ada kejelasan pihaknya mengaku tetap memberikan pelayanan maksimal kepada pasien yang datang. “Mudah-mudahan ada titik terang, sehingga pasien yang dipiutangkan jelas, karena kalau tidak akan mengarah ke penagihan langsung ke masing-masing pasien nah ini yang nanti sedikit sulit,” terangnya. *k23
1
Komentar