Atap Ruang Kelas SDN Lelateng Ambruk
Atap bangunan dua ruang kelas, yakni kelas I B dan kelas II SDN 2 Lelateng, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Jembrana ambruk, Sabtu (7/10) pagi.
NEGARA, NusaBali
Ambruknya atap dua ruang kelas ini diduga akibat kayu penyangga atap yang sudah keropos termakan usia. Peristiwa ambruknya atap bangunan yang dibangun tahun 1995 ini tak menimbulkan korban jiwa, sebab bangunan itu telah dikosongkan alias tidak dipakai.
Menurut Kepala SDN 2 Lelateng, Nengah Edi Merta, robohnya atap dua ruang kelas ini terjadi pukul 06.45 Wita. Tidak ada korban manusia dalam musibah ini, karena sudah diantisipasi dengan mengosongkan kedua ruang kelas tersebut sejak, Kamis (5/10) atau dua hari sebelum kejadian.
Sementara Proses Belajar Mengajar (PBM) menggunakan gedung aula sekolah, karena melihat kondisi bagian atap kedua ruangan kelas itu, sudah mulai melengkung sejak, Rabu (4/10). "Ya karena hujan waktu itu, makanya khawatir bisa membahayakan, makanya langsung kami pindahkan. Terbukti akhirnya kekhawatiran, beruntung semua sudah kami antisipasi, sehingga semua anak-anak selamat," katanya.
Dari keterangan Edi Merta termasuk sejumlah guru lainnya, areal gedung yang menjadi tempat ruangan kelas I dan II B ini, memang merupakan gedung lama, dan dibangun pada tahun 1995.
Sebenarnya, sambung Edi Merta, pada tahun 2018 nanti, sekolahnya dipastikan akan mendapat jatah renovasi gedung dari Dinas Dikparbud Jembrana. Hanya saja, yang hendak diusulkan untuk direnovasi tahun depan itu adalah gedung ruangan kelas III. "Ini memang di luar prediksi kami. Justru atap gedung ruang kelas II dan kelas IB ini yang roboh, dan ini sangat mengagetkan saya. Memang tidak kepikiran kalau gedung lain yang roboh," ujarnya.
Sementara itu, adanya kejadian atap gedung sekolah roboh ini, sempat ditinjau langsung Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan. Dalam kesempatan itu, pihaknya bersama Dinas Dikpora Jembrana, akan melakukan tindaklanjut, dan merancang berapa kebutuhan sekolah. "Untuk sementara waktu, kami minta jika ada gedung lain yang kondisi membahayakan, kami mohon dikosongkan dulu. Saya minta maaf, karena kita tidak tahu akan ada kejadian seperti ini. Ini memang bangunan lama, namun akibat hujan deras, struktur bangunan tersebut tidak bisa menahannya,” kata Wabup Kembang. *ode
Menurut Kepala SDN 2 Lelateng, Nengah Edi Merta, robohnya atap dua ruang kelas ini terjadi pukul 06.45 Wita. Tidak ada korban manusia dalam musibah ini, karena sudah diantisipasi dengan mengosongkan kedua ruang kelas tersebut sejak, Kamis (5/10) atau dua hari sebelum kejadian.
Sementara Proses Belajar Mengajar (PBM) menggunakan gedung aula sekolah, karena melihat kondisi bagian atap kedua ruangan kelas itu, sudah mulai melengkung sejak, Rabu (4/10). "Ya karena hujan waktu itu, makanya khawatir bisa membahayakan, makanya langsung kami pindahkan. Terbukti akhirnya kekhawatiran, beruntung semua sudah kami antisipasi, sehingga semua anak-anak selamat," katanya.
Dari keterangan Edi Merta termasuk sejumlah guru lainnya, areal gedung yang menjadi tempat ruangan kelas I dan II B ini, memang merupakan gedung lama, dan dibangun pada tahun 1995.
Sebenarnya, sambung Edi Merta, pada tahun 2018 nanti, sekolahnya dipastikan akan mendapat jatah renovasi gedung dari Dinas Dikparbud Jembrana. Hanya saja, yang hendak diusulkan untuk direnovasi tahun depan itu adalah gedung ruangan kelas III. "Ini memang di luar prediksi kami. Justru atap gedung ruang kelas II dan kelas IB ini yang roboh, dan ini sangat mengagetkan saya. Memang tidak kepikiran kalau gedung lain yang roboh," ujarnya.
Sementara itu, adanya kejadian atap gedung sekolah roboh ini, sempat ditinjau langsung Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan. Dalam kesempatan itu, pihaknya bersama Dinas Dikpora Jembrana, akan melakukan tindaklanjut, dan merancang berapa kebutuhan sekolah. "Untuk sementara waktu, kami minta jika ada gedung lain yang kondisi membahayakan, kami mohon dikosongkan dulu. Saya minta maaf, karena kita tidak tahu akan ada kejadian seperti ini. Ini memang bangunan lama, namun akibat hujan deras, struktur bangunan tersebut tidak bisa menahannya,” kata Wabup Kembang. *ode
1
Komentar