Pengungsi Ambil Bantuan Logistik Tanpa Izin
Sejumlah pengungsi korban bencana Gunung Agung di tenda pengungsian Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng sulit diatur.
Sudah 747 Pengungi Tinggalkan Tenda Pengungsian Desa Les
SINGARAJA, NusaBali
Mereka bertindak semaunya tanpa mengindahkan peringatan petugas. Bantuan logistik diambil tanpa izin, bahkan ada sarana pendukung hilang dari tempatnya.
Ulah pengungsi ini sempat terlihat di depan tenda penyimpanan bantuan logistik di tenda pengungsian Desa Les, Senin (9/10) siang. Sejumlah pengungsi nekat menerobos ke dalam tenda seraya mengambil bungkusan berisi kopi dan gula. Beruntung, aksi mereka kepergok hingga ditegur petugas. Begitu ditegur, mereka langsung kabur menuju ke tenda masing-masing.
“Tadi ada satu yang minta diberikan kopi, saya kasi sebungkus. Begitu tenda logistik ditinggal, yang lain datang dan ambil sendiri-sendiri. Untung ada yang melihat, bisa ditegur,” ujar petugas BPBD Buleleng.
Ulah para pengungsi di tenda pengungsian Desa Les cukup merepotkan petugas. Mereka tidak bisa diatur, bahkan sejumlah sarana seperti ratusan ember dan tempat sampah yang ditaruh di depan tenda, diketahui hilang. Demikian pula ember tempat air, sabun, dan pastagigi di dalam MCK, banyak yang hilang.
Bukan hanya itu, bahkan ada pengungsi yang nekat mengambil tabung gas 3 kg di dapur umum. Petugas yang melihatnya tak bisa berbuat apa. Pasalnya, meski pelakunya sudah ditegur, tetap tidak dihiraukan. “Kita tidak bisa berbuat apa. Seharusnya, mereka sadar bahwa yang dicuri itu barang-barang untuk melayani mereka juga,” ujar petugas tersebut.
Aksi menggelikan juga sempat terlihat ketika pembagian pakaian bekas layak pakai di tenda pengungsian Desa Les, Senin (2/10) lalu. Kala itu, pengungsi membongkar sendiri pakaian bekas di kardus yang berada di dalam tenda. Pakain itu dipilih sendiri, yang tidak cocok dilempar ke luar tenda, hingga menjadi rebutan pengungsi lainnya. Saat itu, petugas sudah berulangkali memperingatkan mereka agar tidak mengambil sendiri-sendiri pakain bekas itu. Namun, peringatan itu tidak digubris.
Petugas sejatinya sudah membagi bantuan pakain bekas itu dalam kantong plastik ukuran besar sebanyak 19 kantong, sesuai jumlah tenda pengungsi. Saat itu, masing-masing koordinator tenda sudah dipanggil mengambil jatah kantong plastik untuk dibagikan ke tenda masing-masing. Para koordinator pun datang dan sudah membawa kantong plastik ke masing-masing tenda. Namun, para pengungsi malah kembali mendatangi tenda pembagian pakaian bekas.
Sementara, Kabid Kedaruratan BPBD Buleleng, Ketut Sensus, mengakui ulah tidak terpuji sejumlah pengungsi. Menurut Ketut Sensus, pihaknya kewalahan mengatur mereka. “Kita tetap mengatur bantuan logistik, karena semua bantuan itu untuk mereka dan diatur agar semua pengungsi kebagian secara merata. Tapi, ada saja oknum yang tidak tahu diri, nyelonong main ambil sendiri-sendiri. Ditegur sudah, tetap saja mengambil,” keluh Ketut Sensus saat ditemui NusaBali di tenda pengu-ngsian Desa Les, Senin kemarin.
Ketut Sensus mengatakan, pihaknya tidak bisa mengawasi semua bantuan logistik dan sarana lainnya yang sudah dibagikan sepanjang hari dan malam, karena keterbatasan personel. Sedangkan ulah pengungsi yang mengambil tanpa izin itu biasanya dilakukan malam hari. “Dinihari sekitar pukul 03.00 Wita, ada yang pura-pura keliling tenda, tapi mengambil barang,” katanya.
Semenmtara itu, sebagian dari total 1.750 pengungsi sudah berhasil dipindahkan dari tenda pengungsian Desa Les. Dalam relokasi hari keempat, Senin kemarin, ada 524 pengungsi lagi yang dipindahkan ke tempat layak. Maka, total sudah 747 pengungsi yang direlokasi.
Dari 524 pengunsi yang tinggalkan tenda pengungsian Desa Les, Senin sore, sebanyak 396 orang di antaranya pindah dengan difasilitasi Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng. Mereka berasal dari 4 banjar di Desa Ban, yakni Banjar Bonyoh, Banjar Pengalusan, Banjar Pucang, dan Bajar Belong. Sebagian dari mereka pindah ngungsi ke Lapangan Teja Arum Desa Tejakula, ada pula yang pindah ke Gedung Serba Guna Desa Bondalem (Kecamatan Tejakula), dan Bale Banjar Tegal Sumaga (Desa Bondalem).
Sebelum proses pemindahan berlangsung, sempat terjadi negosiasi alot antara pengungsi dengan Satgas. Pengungsi yang tinggal di Tenda Pengalusan sempat menolak dipindah, dengan alasan menunggu Perbekel Ban, I Wayan Potag. Sayangnya, kemarin Perbekel Wayan Potag harus mengikuti rapat di Posko Bencana Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem, sehingga tak bisa me-ndampingi proses pemindahan pengungsi di Desa Les.
Setelah melalui proses negosiasi yang panjang, akhirnya 524 pengungsi bersedia dipindahkan. Koordinator Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng, Made Arya Sukerta yang pimpin pemindahan pengungsi kemarin mengatakan, pihaknya tidak bisa memaksa para pengungsi harus pindah. Pihaknya tetap bertindak bijaksana dan manusiawi.
“Kalau mau main paksa, sebenarnya bisa saja tuntas sekarang. Tapi, kan tidak bisa seperti itu. Kami harus santun dan manusiawi. Kami diskusikan, sosialisasi berkali-kali, sampai mereka paham, kenapa harus dipindah,” kata Arya Sukerta. Untuk diketahui, hingga kini dari 20 tenda yang terpasang di Posko Pengungsian Desa Les, 8 unit di antaranya sudah kosong. Pengungsi yang masih bertahan akan direlokasi secara bertahap, sehingga dalam pekan ini seluruh tenda sudah kosong. *k19
Komentar