Tiga Desa Rawan Krisis Air Bersih
Tiga desa di wilayah Kecamatan Tejakula, Buleleng mulai rawan krisis air bersih, menyusul kehadiran para pengungsi.
Pasca Kehadiran Pengungsi
SINGARAJA, NusaBali
Masalahnya ketersediaan air terbatas sedangkan pengguna kini bertambah. Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung pun sudah mengantisipasi dengan memasok air bersih dari PDAM.
Tiga desa yang rawan krisis air bersih adalah Desa Tembok, Sambirenteng, dan Desa Les. Ketiga desa menjadi pilihan para pengungsi karena lebih dekat dengan daerah mereka di Kecamatan Kubu, Karangasem. Kini jumlah pengungsi di ketiga desa itu cukup banyak dibanding desa lainnya. Bahkan di Desa Tembok, jumlah pengungsi setara dengan jumlah penduduk setempat sekitar 7 ribuan jiwa.
Kini Desa Tembok, Sambirenteng, dan Les, mendapat suplai air secara kontinyu dari PDAM Buleleng, BPBD Buleleng, dan PMI Buleleng. Petugas PMI Buleleng, Daud Puji Raharjo menuturkan, kebutuhan air bersih memang sangat vital. Tiap hari, PMI Buleleng keliling di Desa Tembok, Sambirenteng, dan Les, untuk menyuplai air bersih. Ketiga desa ini mengalami lonjakan kebutuhan air bersih, mengingat jumlah pengungsi yang bermukim di ketiga desa ini juga cukup banyak.
“Tiga desa ini prioritas kami. Wilayah Geretek bagian atas ini memang kekeringan, karena PDAM tidak masuk. Ditambah lagi ada pengungsi, kebutuhan air makin besar,” ujar Daud yang ditemui saat meyuplai air ke Banjar Geretek, Desa Sambirenteng, Selasa (10/10) sore.
Biasanya warga yang bermukim di Geretek sudah memiliki cubang penampungan air. Hanya saja, dengan bertambahnya jumlah pengungsi, warga juga menambah lokasi penampungan di water tank. Biasanya air sebanyak 2.500 liter bisa habis dalam waktu dua hingga tiga hari.
“Setiap hari kami pindah-pindah. Sehari kami bisa mengisi air sampai 15 ribu liter. Daerah mana yang minta air, itu kami upayakan suplai. Tetap kami berkoordinasi dengan PDAM Buleleng dan BPBD Buleleng,” imbuh Daud.
Sementara itu Ketua Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung, Made Arya Sukerta mengatakan, masalah air bersih di wilayah Tejakula memang cukup pelik. Melonjaknya jumlah pengungsi, membuat kebutuhan air bersih menjadi makin tinggi. “Sekarang sudah ada pengungsi, tapi jumlahnya tidak banyak. Gara-gara air bisa jadi masalah nanti, makanya kita terus suplai kebutuhan mereka,” kata Arya Sukerta. 7k19
1
Komentar