Singgung Anggaran Porsenijar yang Minim
Anggaran paskibraka sebesar Rp 540 juta dan porsenijar sebesar Rp 1,3 miliar setiap tahun dirasa kurang, yang berdampak pada kwalitas peserta.
Disdik dan Kepala UPTD Pendidikan Ngadu ke Dewan
TABANAN, NusaBali
Sejumlah kepala UPTD Pendidikan, Kabid, dan staf Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tabanan mengadu ke Ketua DPRD Tabanan I Ketut ‘Boping’ Suryadi, Selasa (10/10) siang. Ada lebih dari lima item permasalahan yang disampaikan.
Persoalan yang diadukan di antaranya anggaran paskibraka dan porsenijar terlalu kecil, sehingga mempengaruhi kwalitas peserta. Pembelian kupon konferensi guru terlalu mahal sehingga memberatkan para guru. Ketua PGRI dan Kwarcab saat ini masih dijabat I Wayan Santika, padahal yang bersangkutan sudah menjadi Kepala Dinaskertrans. Serta adanya kinerja yang tumpang tindih antara Dewan Pendidikan dan Dinas Pendidikan Tabanan.
I Wayan Adnyana sekaligus mantan kepala Dinas Pendidikan Tabanan yang baru pensiun beberapa bulan lalu, mengatakan kedatangannya tersebut tidak untuk mengadu melainkan audiensi menyampaikan beberapa persoalan yang ada di pendidikan. “Kebetulan kami diundang dan ikut mendampingi,” ujar Adnyana.
Kata dia, permasalahan seperti anggaran paskibraka sebesar Rp 540 juta dan dana porsenijar sebesar Rp 1,3 miliar setiap tahun dirasa kurang, yang berdampak pada kwalitas peserta.
Menurut Adnyana, persoalan lain yang mengemuka adalah mengatasi masalah penerimaan peserta didik baru (PPDB) setiap tahun. Solusi yang ditawarkan adalah dengan membangun sekolah negeri agar masalah penumpukan siswa di sekolah favorit tidak terjadi. Dan membangun TK negeri dengan tujuan agar guru di swasta bisa mengajar di negeri.
Ditambahkannya, saat ini Pemkab Tabanan kekurangan guru SD sekitar 1.200 orang, dan tidak hanya di Kecamatan Pupuan yang kekurangan tetapi sudah menyebar ke semua kecamatan.
“Menindaklanjuti berbagai persoalan ini kami sudah disarankan untuk membuat program agar di anggaran induk 2018 bisa dialokasikan,” ucapnya. Ketua DPRD Tabanan I Ketut ‘Boping’ Suryadi menjelaskan kedatangan para tamu itu memang ditunggu-tunggu sehingga bisa mengetahui dan dicarikan solusi. Terkait anggaran paskibraka dan porsenijar yang kurang, hal tersebut dikira aman-aman saja sebab pihak pendidikan dan yang terkait, hanya diam.
“Selama ini diam, saya kira nyaman segitu, walaupun saya mengetahui jika anggarannya paling kecil di antara kabupaten lain,” tuturnya. Untuk itu pihaknya akan berusaha anggarannya dinaikkan, apalagi paskibraka dan porsenijar adalah cikal bakal dalam menentukan para atlet berprestasi.
Dalam pertemuan itu Boping juga baru mendengar bahwa jabatan Ketua PGRI dan Kwarcab masih dipegang oleh I Putu Santika, mantan Kadisdik. Secara logika Santika sudah ada di instansi lain sehingga sudah semestinya jabatan tersebut dialihkan. “Ini harus segera diatasi, biar tidak ada tumpang tindih dengan pekerjaan. Saya suruh segera membuat surat pergantian,” tandasnya.
Pada pertemuan itu juga disampaikan tentang tumpang tindihnya tugas kepala bidang (kabid) di Dinas Pendidikan dengan Dewan Pendidikan. Seperti Calistung yang biasanya diberikan oleh kabid dan diteruskan ke kecamatan, tetapi diambil oleh klinik pendidikan. Bahkan anggaran Calistung di Dewan Pendidikan ada dan di Dinas Pendidikan juga ada. “Ini kan ada tumpang tindih, nanti jadi temuan BPK, kan dobel,” kata Boping.
Untuk itu, Boping akan mempertemukan Dewan Pendidikan maupun Dinas Pendidikan agar permasalahan dimaksud bisa kelar. “Terkait juga pembelian kupon konferensi guru, jika terlalu mahal nanti kita bicarakan,” ucap Boping.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Tabanan I Made Madra Suartana, menjelaskan kupon konferensi guru nasional itu harganya bagi guru lokal yang mengikuti sebesar Rp 400 ribu. Tidak disertai fasilitas menginap. Dan guru luar sebesar Rp 750 ribu karena menginap. Sehingga hal ini tidak dibilang terlalu mahal. Sebab pelaksanaannya dua hari, 6–8 November 2017 di Bedugul, Baturiti. “Akan ada pemberian sertifikat dan didatangkan narasumber nasional,” kata Madra.
Madra menyebutkan konferensi ini diadakan oleh pakar pendidikan, Dewan Pendidikan, dan Klinik Pendidikan Kabupaten Tabanan, serta diikuti oleh seluruh guru di Indonesia yang berprestasi. Saat ini saja sudah ada guru dari luar yang mendafat sekitar 100 orang lebih. “Jadi tidak semua guru ikut, hanya guru berprestasi saja,” tandas Madra. 7 d
1
Komentar