Lahan Pertanian di Canggu Kering
Petani sempat menanam padi, tapi tanaman itu terancam mati karena hujan tidak juga turun. Petani mengusulkan bantuan pompa air atau membuat sumur bor.
MANGUPURA, NusaBali
Bibit padi yang ditanam saat hujan beberapa waktu lalu di Subak Canggu, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, terancam mati karena tidak dapat pasokan air. Petani mengusulkan pengadaan pompa air hingga membuat sumur bor untuk pemenuhan kebutuhan air buat lahan persawahan.
Menurut warga setempat, keringnya lahan persawahan tersebut disebabkan kurangnya pasokan air dari kawasan utara. Selama ini bila kondisi normal Subak Canggu tak pernah kesulitan air untuk mengairi lahan pertanian. Namun hantaman kemarau panjang membuat warga tak bisa berkutik.
“Saluran irigasi subak bagus. Kalau normal air melimpah. Ini karena aliran air di irigasi sama sekali tidak ada dari utara, jadi sawah-sawah kering,” aku Nengah Rimbug, petani setempat, Senin (18/1).
Jadi sekarang para petani tidak bisa melakukan penanaman padi di sawah-sawah mereka. “Meski tidak ada air dari utara, bila ada hujan, ya ada lah airnya. Tapi sekarang ini hujan juga tidak turun. Di Canggu kan paling ujung, kalau kering (saluran irigasi tidak ada air, Red) kami paling mengalami kekeringan,” imbuhnya.
Menurut Rimbug, petani sempat membuat pembibitan padi. “Waktu hujan turun, petani ada yang sudah tanam bibit. Tapi tahu-tahu malah tidak ada hujan lagi. Bila sampai ke depannya tidak ada hujan, bibitnya tidak lagi bisa dipakai,” tandasnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (DP2K) Kabupaten Badung IGAK Sudaratmaja, mengakui kesulitan air yang dirasakan warga Canggu. Tapi menurutnya tidak hanya di Canggu petani mengalami kesulitan air, nyaris di seluruh kawasan pertanian mengalami nasib serupa.
Keluhan dari para pekaseh sering diterima. Persoalannya sama yakni masalah mundurnya masa tanam akibat musim penghujan mundur. “Saat ini kami sedang melakukan road show ke Kuta Utara, dalam rangka percepatan musim tanam. Kami menerima banyak keluhan dari para pekaseh soal kesulitan air. Mereka ada yang mengusulkan bantuan pompa air, ada juga usul dibikinkan sumur bor, banyak usulannya,” kata Sudaratmaja.
Usulan pembuatan sumur, apa tindak lanjut pemerinah? Menurutnya, pihaknya berencana meminta pertimbangan kepada instansi teknis terlebih dahulu sebelum memutuskan.
“Yang jelas kami akan meminta masukan dari Bina Marga dan Pengairan dan instansi teknis lainnya. Apalagi itu kaitannya melakukan pengeboran,” tandasnya.
Berdasarkan data DP2K Badung, sejak Januari hingga Desember 2015 pencapaian luas area tanam di daerah itu mencapai 17.245 hektare (93,85 persen) dari target 18.376 hektare. Bagaimana dengan tahun ini? Sudaratmaja masih optimistis dapat lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. “Ke depannya target area tanam padi yang belum terealisasi tinggal 6,15 persen atau 1.131 hektare,” katanya.
Meskipun pengaruh musim panas berkepanjangan ini terus berlanjut, dan mempengaruhi pertanian padi, tetapi Sudaratmaja mengklaim kondisi saat ini menguntungkan pertanian palawija. Hasil palawija di Badung sekarang mengalami peningkatan, semisal jagung mencapai 105 persen, kedelai (119 persen), kacang tanah (100 persen), ubi kayu (100 persen), ubi jalar (443 persen). 7 asa
1
Komentar