Pengungsi Posko WBS Nihil Bantuan Pemerintah
Sebanyak 14 kepala keluarga (KK) terdiri dari 69 jiwa yang menempati posko pengungsian di Water Boom Sidembunut (WBS) Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, belum menerima bantuan logistik dari pemerintah.
BANGLI, NusaBali
Selama ini para pengungsi mengandalkan bantuan logistik dari warga sekitar dan donatur pribadi. Salah seorang pengungsi, Bambang Sugito, mengatakan warga yang ada di pengungsian adalah warga dari 28 desa yang terdampak erupsi Gunung Agung. Warga berasal dari Desa Pempatan, Desa Kubakal, Dusun Simpar, Desa Besakih, dan Desa Sebudi. Selama di pengungsian, logistik yang diterima berasal dari sumbangan masyarakat sekitar dan donatur dari luar. “Sejauh ini belum ada bantuan pemerintah, padahal sudah sekian kali kami didata,” ungkap Bambang, Rabu (12/10) malam.
Dikatakan, warga pengungsi diarahkan pindah ke posko komando yang berada di Kelurahan Kubu Bangli. Namun warga enggan pindah ke posko komando karena sudah nyaman di WBS. “Di sini sudah nyaman lokasinya, kalau pindah dikhawatirkan anak-anak tidak nyaman. Kami yang di tempat yang lebih nyaman saja sudah ada yang sakit apalagi yang di posko Kubu,” ujarnya.
Pengungsi lainnya, I Wayan Keser sepakat bertahan di posko WBS meski nihil bantuan pemerintah. Bangbang asal Desa Menanga ini mengaku tenaga mulai diberdayakan, bekerja sebagai penjaga loker dan membersihkan kolam renang. “Kebetulan saya diminta untuk bekerja di sini (WBS). Jadi ada kegiatan di pengungsian,” imbuhnya. Sebelumnya pengungsi yang ada di WBS 209 orang namun sudah banyak yang pulang kerena wilayah tidak masuk kawasan rawan bencana (KRB). Disisi lain, Kepala Dinas Sosial Bangli, I Nengah Sukarta belum bisa diminta keterangan. *e
Dikatakan, warga pengungsi diarahkan pindah ke posko komando yang berada di Kelurahan Kubu Bangli. Namun warga enggan pindah ke posko komando karena sudah nyaman di WBS. “Di sini sudah nyaman lokasinya, kalau pindah dikhawatirkan anak-anak tidak nyaman. Kami yang di tempat yang lebih nyaman saja sudah ada yang sakit apalagi yang di posko Kubu,” ujarnya.
Pengungsi lainnya, I Wayan Keser sepakat bertahan di posko WBS meski nihil bantuan pemerintah. Bangbang asal Desa Menanga ini mengaku tenaga mulai diberdayakan, bekerja sebagai penjaga loker dan membersihkan kolam renang. “Kebetulan saya diminta untuk bekerja di sini (WBS). Jadi ada kegiatan di pengungsian,” imbuhnya. Sebelumnya pengungsi yang ada di WBS 209 orang namun sudah banyak yang pulang kerena wilayah tidak masuk kawasan rawan bencana (KRB). Disisi lain, Kepala Dinas Sosial Bangli, I Nengah Sukarta belum bisa diminta keterangan. *e
Komentar