1.634 Kartu Pengungsi untuk Desa Pidpid Ditahan
Sebanyak 1.634 kartu khusus pengungsi untuk warga Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem ditahan alias tidak dibagikan.
Giliran Pengungsi di Desa Tembok yang Akan Dipindahkan
AMLAPURA, NusaBali
Masalahnya, kendati Desa Pidpid masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) II Gunung Agung, namun warganya belum mengungsi hingga saat ini.
Seharusnya, 1.634 kartu pengungsi tersebut dibagikan kepada 1.634 kepala keluarga (KK) warga di Desa Pidpid. Kartu pengungsi lengkap berisi nama kepala keluarga, istri, dan anak. Sesuai ketentuan, kartu pengungsi yang diluncurkan Pemprov Bali ini dibagikan kepada warga yang mengungsi. Pembagiannya pun dilakukan di tempat pengungsian. Kartu pengungsi tersebut bisa digunakan untuk ambil bantuan dan berobat gratis di rumah sakit pemerintah.
Kartu pengungsi itu diisukan sempat telanjur dibagikan kepada warga Desa Pidpid yang tidak mengungsi. Karenanya, Camat Abang Abang I Gusti Nyoman Darsana dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Karangasem, I Komang Agus Sukasena, terjun melakukan pengecekan ke Desa Pidpid, Kamis (12/10). Saat itu juga, kepala desa setempat diinstruksikan untuk tarik kartu pengungsi. “Sudah kami instruksikan agar kartu pengungsi ditarik kembali,” ujar Camat IGN Darsana.
Sedangkan Komang Sukasena mengatakan, setelah dilakukan cross check, Perbekel Pidpid I Wayan Pasek Antara ternyata tidak hadir saat kartu pengungsi dibagikan oleh Kepala BPMPD Bali, Ketut Lihadnyana, dalam pertemuan di Pos Tanggap Bencana Gunung Agung di Banjar Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Selasa (10/10). Kartu penguingsi untuk warga Desa Pidpil diambilkan Perbekel Nawekerti, Kecamatan Abang.
Menurut Sukasena, kartu tersebut sempat dibagikan kepada kelian banjar dinas yang mewilayahi enam banjar di Desa Pidpid, yakni Banjar Belimbing, banjar Kelakah, Banjar Pidpid Kaler Dangin Margi, Banjar Pidpid Kaler Dauh Margi, Banjar Pidpid Kelod, dan Banjar Pidpid Laga. Selanjutnya kartu pengungsi yang masih kosong diisi kelian banjar dan dibantu warga setempat. Kemudian, dikumpulkan kembali dan diserahkan ke Perbekel Pidpid, untuk dimintai tandatangan dan stempel.
“Kartu pengungsi yang telah disahkan Perbekel Pidpid, tidak pernah dibagikan ke warga. Hanya sempat dibagikan blanko kartu masih kosong untuk mengisi daftar warga,” ungkap Sukasena. Intinya, kartu pengungsi yang sah masih dipegang Perbekel Pidpid, karena warganya belum mengungsi.
Paparan senada juga disampaikan Perbekel Pidpid, Wayan Pasek Antara. “Bukan, kami hanya sempat membagikan blanko kosong kartu pengungsi kepada kelian banjar, agar diisi nama-nama kepala keluarga. Selanjutnya, kembali dikumpulkan, kami tandatangani dan diisi stempel. Kartunya masih kami pegang, belum dibagikan. Boleh dicek ke lapangan,” tandas Pasek Antara.
Sementara itu, ribuan pengungsi di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng segera akan dipindah. Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng jadwalkan sosialisasi pemindahan pengungsi ini akan dilakukan mulai Senin (16/10) nanti.
Pemindahan ini merupakan langkah lanjutan setelah seluruh 1.750 pengungsi di tenda pengungsian Desa Les berhasil dipindahkan ke sejumlah desa terdekat di wilayah Kecamatan Tejakula. Pemindahan ini dilakukan untuk mengurangi beban warga Desa Tembok dan meminimalkan potensi konfilik sosial yang bisa saja muncul. Masalahnya, jumlah warga yang mengungsi ke Desa Tembok dari desa-desa di wilayah Kecamatan Kubu, Karangasem lebih banyak dari jumlah warga Desa Tembok.
Data yang diperoleh NusaBali, jumlah warga Desa Tembok mencapai 7.000 jiwa. Sedangkan pengungsi Gunung Agung yang mengungsi ke Desa Tembok mencapai 7.175 jiwa. Desa Tembok merupakan desa terdekat bagi pengungsi, karena letaknya di perbatasan Buleleng-Karangasem.
“Di Desa Tembok memang terjadi penumpukan pengungsi yang cukup banyak. Kita akan kurangi untuk mengurangi beban desa, di samping juga meminimalkan munculnya konflik sosial ke depannya. Memang saat ini belum ada konflik, tapi kita khawatir ke depannya karena bebannya cukup banyak. Apalagi nanti ketika Gunung Agung benar-benar erupsi, jumlah pengungsi yang datang akan bertambah lagi,” ujar Koordinator Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng, Made Arya Sukerta, Kamis kemarin.
Menurut Arya Sukerta, nantinya akan ada sekitar 4.000 pengungsi yang dipindahkan dari Desa Tembok. Mereka akan didistribusukan ke tiga kecamatan di Buleleng, yakni Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan, dan Kecamatan Sukasada. “Lokasi pemindahan sudah siap. Dari tiga kecamatan itu bisa menampung 7.000-an pengungsi,” katanya. *k16,k19
AMLAPURA, NusaBali
Masalahnya, kendati Desa Pidpid masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) II Gunung Agung, namun warganya belum mengungsi hingga saat ini.
Seharusnya, 1.634 kartu pengungsi tersebut dibagikan kepada 1.634 kepala keluarga (KK) warga di Desa Pidpid. Kartu pengungsi lengkap berisi nama kepala keluarga, istri, dan anak. Sesuai ketentuan, kartu pengungsi yang diluncurkan Pemprov Bali ini dibagikan kepada warga yang mengungsi. Pembagiannya pun dilakukan di tempat pengungsian. Kartu pengungsi tersebut bisa digunakan untuk ambil bantuan dan berobat gratis di rumah sakit pemerintah.
Kartu pengungsi itu diisukan sempat telanjur dibagikan kepada warga Desa Pidpid yang tidak mengungsi. Karenanya, Camat Abang Abang I Gusti Nyoman Darsana dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Karangasem, I Komang Agus Sukasena, terjun melakukan pengecekan ke Desa Pidpid, Kamis (12/10). Saat itu juga, kepala desa setempat diinstruksikan untuk tarik kartu pengungsi. “Sudah kami instruksikan agar kartu pengungsi ditarik kembali,” ujar Camat IGN Darsana.
Sedangkan Komang Sukasena mengatakan, setelah dilakukan cross check, Perbekel Pidpid I Wayan Pasek Antara ternyata tidak hadir saat kartu pengungsi dibagikan oleh Kepala BPMPD Bali, Ketut Lihadnyana, dalam pertemuan di Pos Tanggap Bencana Gunung Agung di Banjar Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Selasa (10/10). Kartu penguingsi untuk warga Desa Pidpil diambilkan Perbekel Nawekerti, Kecamatan Abang.
Menurut Sukasena, kartu tersebut sempat dibagikan kepada kelian banjar dinas yang mewilayahi enam banjar di Desa Pidpid, yakni Banjar Belimbing, banjar Kelakah, Banjar Pidpid Kaler Dangin Margi, Banjar Pidpid Kaler Dauh Margi, Banjar Pidpid Kelod, dan Banjar Pidpid Laga. Selanjutnya kartu pengungsi yang masih kosong diisi kelian banjar dan dibantu warga setempat. Kemudian, dikumpulkan kembali dan diserahkan ke Perbekel Pidpid, untuk dimintai tandatangan dan stempel.
“Kartu pengungsi yang telah disahkan Perbekel Pidpid, tidak pernah dibagikan ke warga. Hanya sempat dibagikan blanko kartu masih kosong untuk mengisi daftar warga,” ungkap Sukasena. Intinya, kartu pengungsi yang sah masih dipegang Perbekel Pidpid, karena warganya belum mengungsi.
Paparan senada juga disampaikan Perbekel Pidpid, Wayan Pasek Antara. “Bukan, kami hanya sempat membagikan blanko kosong kartu pengungsi kepada kelian banjar, agar diisi nama-nama kepala keluarga. Selanjutnya, kembali dikumpulkan, kami tandatangani dan diisi stempel. Kartunya masih kami pegang, belum dibagikan. Boleh dicek ke lapangan,” tandas Pasek Antara.
Sementara itu, ribuan pengungsi di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng segera akan dipindah. Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng jadwalkan sosialisasi pemindahan pengungsi ini akan dilakukan mulai Senin (16/10) nanti.
Pemindahan ini merupakan langkah lanjutan setelah seluruh 1.750 pengungsi di tenda pengungsian Desa Les berhasil dipindahkan ke sejumlah desa terdekat di wilayah Kecamatan Tejakula. Pemindahan ini dilakukan untuk mengurangi beban warga Desa Tembok dan meminimalkan potensi konfilik sosial yang bisa saja muncul. Masalahnya, jumlah warga yang mengungsi ke Desa Tembok dari desa-desa di wilayah Kecamatan Kubu, Karangasem lebih banyak dari jumlah warga Desa Tembok.
Data yang diperoleh NusaBali, jumlah warga Desa Tembok mencapai 7.000 jiwa. Sedangkan pengungsi Gunung Agung yang mengungsi ke Desa Tembok mencapai 7.175 jiwa. Desa Tembok merupakan desa terdekat bagi pengungsi, karena letaknya di perbatasan Buleleng-Karangasem.
“Di Desa Tembok memang terjadi penumpukan pengungsi yang cukup banyak. Kita akan kurangi untuk mengurangi beban desa, di samping juga meminimalkan munculnya konflik sosial ke depannya. Memang saat ini belum ada konflik, tapi kita khawatir ke depannya karena bebannya cukup banyak. Apalagi nanti ketika Gunung Agung benar-benar erupsi, jumlah pengungsi yang datang akan bertambah lagi,” ujar Koordinator Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung Kabupaten Buleleng, Made Arya Sukerta, Kamis kemarin.
Menurut Arya Sukerta, nantinya akan ada sekitar 4.000 pengungsi yang dipindahkan dari Desa Tembok. Mereka akan didistribusukan ke tiga kecamatan di Buleleng, yakni Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan, dan Kecamatan Sukasada. “Lokasi pemindahan sudah siap. Dari tiga kecamatan itu bisa menampung 7.000-an pengungsi,” katanya. *k16,k19
Komentar