Suami Aniaya Istri hingga Tewas
Pelaku Wayan Reni berdalih tanpa sadar aniaya istrinya, karena merasa sedang memukuli anjing dengan palu.
Insiden Maut di Banjar Bakung, Desa/Kecamatan Manggis
AMLAPURA, NusaBali
Kasus pembunuhan lingkup keluarga terjadi di Banjar Bakung, Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem, Rabu (18/10) dinihari. Korbannya adalah Ni Wayan Narsa, 51, yang tewas dianiaya suaminya, I Wayan Reni, 57, menggunakan palu. Dugaan sementara, pelaku Wayan Reni nekat menganiaya istrinya hingga tewas, karena stres penyakitnya tak kunjung sembuh.
Insiden maut penganiayaan yang menewaskan Ni Wayan Narsa terjadi di dalam rumahnya yang berada di tengah perkebunan, Rabu dinihari pukul 04.00 Wita. Korban Wayan Narsa sempat dilarikan ke Puskesmas Manggis I di Banjar Belong, Desa Ulakan, lalu dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar. Namun, nyawa perempuan berusia 51 tahun ini tidak tertolong. Korban menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RS Sanglah, Rabu sore pukul 15.00 Wita atau berselang 11 jam pasca dianiaya sang suami dalam kondisi luka parah di bagian wajah.
Informasi di lapangan, pasutri Wayan Reni (pelaku) dan Wayan Narsa (korban) tinggal hanya berdua di rumahnya yang berada di tengah kebun. Sedangkan 5 dari enam anaknya yang sudah berkeluarga, tinggal di rantau. Satu anaknya lagi yang belum menikah, I Ketut Yasa, 22, tinggal bersama neneknya.
Seorang tetangga awalnya mendengar suara tangis dari rumah korban, dinihari kemarin. Tangisan itu adalah suara erangan pelaku Wayan Reni, karena sakit perut yang menderanya selama bertahun-tahun kembali kumat. Diduga karena stres oleh penyakitnya, pelaku Wayan Reni nekat mengambil peralatan palu, lalu menganiaya istrinya, Wayan Narsa.
Sang istri yang sedang tidur dihantam bagian wajahnya mengunakan palu. Walhasil, sang istri pun berlumuran darah di kamar tidur yang sempit berukuran 2 meter x 2 meter. Darah segar bukan hanya membasahi kasur dan bantal korban, namun juga muncrat ke kaca almari yang berada di kamar tidur.
Usai menghantam istrinya yang sedang tidur dengan palu, pelaku Wayan Reni kemudian memutus aliran listrik, hingga suasana di lokasi TKP jadi gelap gulita. Selanjutnya, pelaku Wayan Reni menuju rumah bibinya, Ni Wayan Dalun, 79, yang berjarak sekitar 25 meter ke arah selatan.
Setiba di rumah bibinya, pelaku Wayan Reni jatuh terpeleset di depan kamar mandi. Suara jatuh inilah yang membangunkan bibinya, Ni Wayan Dalun. Anak bungsu pelaku, I Ketut Yasa, yang tinggal bersama Ni Wayan Dulun, juga ikut terbangun. Kepada sang anak dan bibinya, pelaku Wayan Reni menceritakan insiden penganiayaan terhadap sang istri di rumah.
Begitu tahu ibunya dianiaya sang ayah, Ketut Yasa langsung lari ke rumahnya di tengah kebun yang dalam kondisi gelap gulita. Pemuda berusia 22 tahun ini tercengang melihat ibunya, Wayan Narsa, yang terkapar bersimbah darah sambil memegangi wajahnya yang luka parah. Selanjutnya, Ketut Yasa meminta bantuan kepada pamannya, I Ketut Pasek, untuk mengajak sang ibu ke Puskesmas Manggis.
Saat diantar naik mobil yang diparkir di jaba Pura Puseh, Desa Pakraman Manggis yang berjarak 30 meter dari TKP menuju Puskesmas Manggis I di Desa Ulakan, korban Wayan Narsa masih dalam kondisi sadar. Setiba di Puskesmas Manggis I, korban langsung ditangani petugas medis, dr Ni Wayan Putu Suati.
Namun, karena lukanya cukup parah dan terdiagnose terjadi pendarahan di dalam otak, korban Wayan Narsa langsung dirujuk ke RS Sanglah. Sayangnya, nyawa korban tidak bisa ditolong. Korban penganiayaan berat oleh suaminya ini menghembuskan napas terakhir di RS Sanglah, Rabu sore pukul 15.00 Wita.
Kasus penganiayaan maut suami terhadap istri yang merenggut nyawa Wayan Narsa itu sendiri baru dilaporkan ke Polsek Manggis, Rabu sore pukul 15.30 Wita, berselang setengah jam setelah korban meninggal. Begitu mendapat laporan, jajaran kepolisian yang dipimpin langsung Kanit Reskrim Polsek Manggis, AKP Made Sutirta, langsung ke lokasi penganiayaan maut di Banjar Bakung, Desa Manggis untuk melakukan olah TKP dan minta keterangan saksi-saksi.
Saat olah TKP dengan menggunakan penerangan lampu senter kemarin sore, petugas juga mengambil sampel darah korban. Petugas juga menemukan selendang warna coklat di teras rumah, yang diduga hendak digunakan pelaku Wayan Reni gantung diri.
Pelaku Wayan Reni sendiri kemarin sore langsung diamankan polisi ke Mapolsek Manggis, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam keterangannya kepada polisi, pelaku Wayan Reni mengakui awalnya dia merasa berkelahi dengan seekor anjing, Rabu dinihari. Setelah puas memukul anjing menggunakan palu, barulah sadar kalau yang dibantai itu adalah istrinya yang sedang tidur. "Makanya, saya langsung lari menuju rumah bibi," ujar pelaku Wayan Reni.
Menurut Wayan Reni, tidak ada motif dalam penganiayaan yang menewaskan istrinya. Dia mengaku hanya salah lihat sasaran pemukulan, di mana istrinya dikira anjing. Pelaku Wayan Reni sendiri merupakan anak yatim piatu. Sejak kecil, dia diasuh bibinya, Ni Wayan Dalun.
Sementara itu, jenazah korban Wayan Narsa hingga tadi malam masih dititip di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, untuk kepentingan otopsi. Kapolsek Manggis, Kompol I Ketut Sudiarta, menyatakan masih melakukan penyelidikan terkait motif sesungguhnya penganiayaan maut ini.
“Kami masih mengumpulkan barang bukti dan mencatat keterangan saksi-saksi,’ jelas Kompol Sudiarta yang didampingi Kanit Reskrim Polsek Manggis, AKP I Made Sutirta. Menurut Kompol Sudiarta, tersangka Wayan Reni terancam dijerat Pasal 351 ayat 2 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. *k16
Komentar