Tersangka Gagal Bunuh Diri Usai Bantai Istri
Inilah cerita pilu di balik tragedi suami aniaya istri hingga tewas di rumahnya kawasan Banjar Bakung, Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem, Rabu (18/10) dinihari.
Cerita Miris di Balik Tragedi Suami Aniaya Istri hingga Tewas
AMLAPURA, NusaBali
Tersangka I Wayan Reni, 57, sempat berbuat nekat mencoba bunuh diri, setelah menghabisi nyawa istrinya, Ni Wayan Narsa, 51. Namun, upayanya bunuh diri gagal.
Pengakuan soal gagal bunuh diri setelah menghabisi nyawa sang istri ini disampaikan tersangka Wayan Reni kepada penyidik di Mapolres Karangasem, Kamis (19/10). Terungkap, tersangka Wayan Reni sudah bertahun-tahun menderita sakit perut yang tidak kunjung sembuh, meskipun telah berupaya lakukan pengobatan secara medis maupun non medis.
Frustrasi oleh penyakitnya, timbul niat tersangka Wayan Reni untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Sebelum melaksanakan niat bunuh diri, pria berusia 57 tahun ini lebih dulu menganiaya istrinya, Ni Wayan Narsa, yang sedang tidur dengan cara menghantam wajahnya menggunakan palu.
BACA JUGA : Suami Aniaya Istri hingga Tewas
Setelah istrinya terkapar bersimbah darah dan disangka meninggal, tersangka Wayan Reni kemudian nekat mencoba bunuh diri dengan setrum listrik. Caranya, dia menarik kabel listrik di KWH hingga lepas dan terjadi korsleting. Tangan kanan tersangka pun sempat kena strum, namun hanya menimbulkan luka bakar.
Selain coba bunuh diri dengan strum listrik, tersangka Wayan Reni juga sempat berniat gantung diri menggunakan selendang warna coklat. Selendang yang telah disiapkan itu ditemukan petugas di teras rumahnya. Namun, tersangka tidak sempat melaksanakan niat gantung diri. "Setelah gagal bunuh diri, saya bingung. Lalu, saya mencari bibi saya, tapi saya jatuh terpeleset di depan kamar mandi," cerita tersangka Wayan Reni.
Aksi penganiayaan maut yang merenggut nyawa istrinya itu sendiri dilakukan tersangka Wayan Reni di rumahnya yang berada di tengah perkebunan, Rabu dinihari pukul 04.00 Wita. Usai menganiaya istrinya dan gagal bunuh diri, tersangka kabur ke rumah bibinya, Ni Wayan Dalun, 79, yang berjarak sekitar 25 meter ke arah selatan. Di sana, dia menceritakan kajadian berdarah itu kepada sang bibi dan anak kandungnya, I ketut Yasa, 22 (yang selama ini tinggal bersama Ni Wayan Dalun). Begitu tahu ibunya dianiaya sang ayah, Ketut Yasa langsung lari ke rumahnya. Kemudian, korban Wayan Narsa yang masih hidup dilarikan ke Puskesmas Manggis I, lanjut dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar. Namun, nyawa korban tidak terselamatkan. Korban meninggal di RS Sanglah, Rabu petang pukul 18.00 Wita.
Sedangkan tersangka Wayan Reni ditangkap polisi di rumahnya berselang 1 jam kemudian. Awalnya, tersangka ditahan di Mapolsek Manggis. Namun, Kamis kemarin tersangka dipindahkan ke sel Mapolres Karangasem di Jalan Bhayangkara Amlapura.
Pada hari yang sama, Kamis kemarin, petugas Reskrim Polres Karangasem kembali mendatangi TKP penganiayaan maut di Banjar Bakung, Desa Manggis, untuk mendapatkan barang bukti tambahan dan keterangan saksi-saksi. Sayangnya, Kasat Reskrim Polres Karangasem, AKP Decky, belum bisa dimintai konfirmasinya, karena tidak mengangkat ponselnya saat dihubungi per telepon kemarin.
Sementara itu, Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, mengatakan awalnya korban Wayan Narsa sempat dirawat di IGD RS Sanglah. Namun, korban dinyatakan meninggal dunia, Rabu petang pukul 18.00 Wita. Berdasarkan hasil pemeriksaan luar, kata dr IB Alit, ditemukan luka-luka akibat kekerasan di tubuh korban.
Luka-luka tersebut berupa luka lecet dan memar pada wajah dan puncak kepala, ada pula luka patah tulang. “Pada punggung tangan kiri jenazah ditemukan luka memar. Jenazah korban mengalami patah tulang di telapak tangan kiri,” terang dr IB Alit saat dikonfirmasi terpisah di RS Sanglah, Kamis kemarin. Dari pola luka, kata dia, benda yang digunakan menganiaya korban berupa benda tumpul.
Disinggung mengenai penyebab kematian korban, dr IB Alit tidak bisa memastikan, karena tak dilakukan otopsi. Pihak keluarga koban langsung mengambil jenazah Wayan Narsa, kemarin pagi. “Keluarga sudah ambil jenazahnya, sehingga tidak ada otopsi. Hal ini karena menurut keluarga sudah banyak saksi waktu kejadian,” katanya. Jenazah perempuan berusia 51 tahun ini sudah dikuburkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Manggis pada Wraspati Paing Julungwangi, Kamis kemarin. 7 k16,in
1
Komentar