Pemkab Klungkung Gelar Upacara Pamahayu Jagat
Pemkab Klungkung menggelar upacara Pamahayu Jagat Kertaning Bumi, pada Tilem Sasih Kapat, Jumat (20/10) siang.
Menyikapi Berbagai Kejadian yang Mengejutkan
SEMARAPURA, NusaBali
Ritual upacara ini dilaksanakan di dua lokasi, yakni pusat pemerintahan sang raja di depan Pamedal Agung dan pusat pemerinahan daerah di Kantor Bupati Klungkung. Diharapkan lewat upacara ini dapat memberikan kerahayuan jagat sekaligus membersihkan alam dari segala mala (kotoran).
Adapun dasar dan tujuan upacara ini karena beberapa tahun ini terjadi kasus. Untuk di wilayah Klungkung seperti wisatawan maupun pamedek tenggelam di perairan Nusa Penida, tembok Kolam Renang Lila Arsana roboh dan lainnya. “Peristiwa ini harus dicermati dari dua sisi, sekala dan niskala,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdbupora) I Nyoman Mudarta, didampingi Kabid Sejarah dan Tradisi Disbudpora Klungkung, Ni Made Rasmiati.
Selain itu untuk menyikapi kasus meninggalnya salah satu pejabat di ruang kerjanya beberapa waktu lalu, peristiwa jatuhnya salah satu pejabat saat dilantik di depan Pamedal Agung sampai meneteskan darah. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk kebrebehan. “Atas koordinasi dan arahan Bapak Bupati maka perlu dilakukan upacara terkait peristiwa itu, serta nunasang ring Ida Sulinggih,” ujar Mudarta.
Akhirnya mereka tangkil kepada Ida Pedanda Gde Putra Tembau, di Gria Gede Aan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Kejadian tersebut disimpulkan sebagai kedurmangalan panca bhaya yang patut diantisipasi dengan melaksanakan Pamahayu Jagat Kertaning Bumi. “Upacara ini untuk memohon keselamatan jagat dan membersihkan alam dari segala mala, baik alam makro maupaun alam mikro. Sehingga kedua alam ini kembali ketatanan semula, bersih harmoni sekala-niskala,” terangnya.
Kata Mudarta, untuk upacara Nangluk Mrana, Pamarisudha Bhuwana yang dipusatkan di Pura Puncak Mundi, Kecamatan Nusa Penida untuk ngupahayu para bala samar dan unen-unen Ratu Dalem Nusa dan Upacara Ngresi Ghana Melaspas Palinggih lan Genah Pesucian Taman Lila Arasana akan dilaksanakan setelah mendapat petunjuk dan arahan dari Bupati serta jajaran instansi terkait.
Upacara Pemahayu Jagat Kertaning Bumi tersebut dihadiri Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama Ayu Suwirta, Sekda Kabupaten Klungkung Gde Putu Winastra serta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Menurut Dewa Ketut Soma yang selaku menjadi panitia pelaksana menyampaikan pamahayu Jagat ini merupakan salah satu program kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung. Upacara ini berkaitan dengan berbagai fenomena sosial yang terjadi. “Di mana kita sebagai manusia harus selalu eling atau ingat pada diri dan eling dalam memelihara Tri Hita Karana alam semesta dan bersinergi untuk kerahayuan di bumi,” katanya.
Pemahayu jagat ini untuk keselamatan dan kerahayuan jagat agar alam ini bisa kerta rahayu atau kertaning bumi. Dalam upacara ini ada satu prosesi upacara yang digelar di Pamedal Agung, dimana dulu ketika perang Puputan Klungkung yang terjadi banyak rakyat yang gugur di depan Puri Agung Klungkung. “Saat ini kita melakukan suatu prosesi untuk ngulapin para hyang (pitara/roh) dengan harapan yang belum mendapat tempat agar bisa menyatu kembali dengan yang maha kuasa/tuhan yang maha esa,” katanya.
Lebih lanjut Dewa Ketu Soma menambahkan pamuput upacara di Kertha Gosa Ida Padanda Gede Made Tembau dari Geriya Kulon, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan dan Ida Dalem Surya darma Sogata dari Puri Agung Klungkung. Sedangkan pamuput Upacara di Kantor Bupati Klungkung Ida Pedanda Gede Karang Putra Keniten dari Griya Kanginan, Desa Paksabali, Kecamatan Dawan dan Ida Pedanda Gede Wayahan Jelantik Pradnya Putra dari Geriya Wanasari, Sidemen.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyampaikan Upacara Pemahayu Jagat Kertaning Bumi ini dilaksanakan bertujuan untuk penyucian alam sekala nisakala. “Melalui upacara ini agar kita semua diberikan kekuatan dan kerahayuan dalam melanjutkan pembangunan dengan baik dan menuju cita-cita yang budi luhur yaitu mensejahterakan masyarakat,” ujarnya. 7wa
Komentar