Libatkan Anjing Pelacak, Pencarian Belum Buahkan Hasil
Versi Perbekel Tri Eka Buana, korban Nyoman Narta belakangan diketahui stres karena teringat sama istrinya yang sudah bercerai 19 tahun silam
Duda Asal Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen Menghilang Usai Masak
AMLAPURA, NusaBali
Seorang krama Banjar Telun Wayah Duuran, Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Karangasem, I Nyoman Narta, 52, dilaporkan menghilang sejak Sabtu (21/10) pagi. Meski pencarian telah dilakukan dengan melibatkan anjing pelacak hingga ke tengah hutan, hingga Minggu (22/10) duda berusia 52 tahun ini belum ditemukan.
Informasi di lapangan, korban Nyoman Narta keluar dari rumahnya Banjar Telun Wayan Duuran, Desa Tri Eka Buana sehabis memasak, Sabtu pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Duda satu anak perempuan ini kala itu pergi membawa sebungkus abu yang diambil dari tungku dapur, untuk digunakan sebagai pupuk di kebun pisangnya. Kebun pisang milik korban berjarak sekitar 200 meter ke arah timur dari rumahnya.
Dari kebun pisang, korban yang mengenakan baju putih lusuh dan celana loreng diketahui bergerak ke arah timur, Sabtu siang sekitar pukul 12.00 Wita, sambil membawa kayu bakar. Korban sempat bertemu seorang warga sekampungnya, I Nyoman Suardana, saat melintas di jalan. Saksi Nyoman Suardana melihat korban terus berjalan sendirian ke arah timur Banjar Telun Wayah Duuran. Setelah itu, Suardana tidak tahu lagi ke mana perginya korban.
Ternyata, hingga pukul 14.00 Wita, korban Nyoman Narta belum juga pulang. Sejak itulah pihak keluarga curiga. Salah satu keponakan korban, I Kadek Ana, pun berinisiatif mencari tahu keberadaan pamannya. Kemudian, Kadek Ana melaporkan kejadian itu kepada Kepala Desa (Perbekel) Tri Eka Buana, I Ketut Derka.
Begitu mendapat laporan, Perbekel Ketut Derka langsung mengajak aparat desa bersama warganya dan keluarga korban yang berjumlah 50 orang melakukan pencarian, sejak Sabtu sore pukul 17.00 Wita. Pencarian yang dilakukan hingga malam pukul 19.00 Wita, tidak membuahkan hasil.
Malam itu juga, keluarga korban menggelar paruman dan sepakat menanyakan secara niskala menghilangnya Nyoman Narta kepada pintar di Desa Tri Eka Buana. Berdasarkan petunjuk niskala dari orang pintar, korban Nyoman Narta disebutkan bergerak ke arah timur desa.
Maka, malam itu juga aparat desa bersama warga dan keluarga korban kembali me-lanjutkan pencarian Nyoman Narta dengan menggunakan penerangan senter dan prapak (obor dari daun nyiur kering dibakar). Upaya pencarian dari pukul 20.00 Wita hingga 21.00 Wita itu juga tidak membuahkan hasil.
Karena upaya pencarian tidak membuahkan hasil, Perbekel Ketut Derka selanjutnya melaporkan kasus ini ke Polsek Sidemen. Malam itu juga, datang empat anggota Polsek Sidemen ke rumah korban, sembari menggali keterangan seputar menghilangnya Nyoman Narta.
Sehari kemudian, Minggu (22/10), petugas gabungan dari Polda Bali dan Polsek Sidemen terjun melakukan pencarian korban Ketut Narta. Pencarian hingga ke hutan ini dipimpin langsung Kapolsek Sidemen, AKP I Gede Suarmawa. Jajaran Polda Bali bahkan membawa anjing pelacak, dalam pencarian yang melibatkan pula aparat desa dan warga sekampung ini.
Sebelum memulai melakukan pencarian, pakaian korban diambil di rumahnya di Banjar Telun Wayah Duuran, Desa Tri Eka Buana. Selanjutnya, pakaian itulah yang dicium anjing pelcak. Berbekal bau pakaian korban, anjing pelacak digiring menyusuri jalan tegalan menuju arah timur desa. Namun, upaya pencarian yang dimulai sejak pagi pukul 07.00 Wita hingga siang pukul 13.00 Wita itu juga belum membuahkan hasil.
Hingga Minggu kemarin, belum terungkap apa sejatinya masalah yang dihadapi korban Nyoman Narta, sampai menghilang bak ditelan bumi. Menurut Perbekel Ketut Derka, korban Nyoman Narta belakangan diketahui uring-uringan.
"Pak Nyoman Narta belakangan mengalami stres, karena teringat sama istrinya yang sudah bercerai 19 tahun silam," ujar Perbekel Ketut Derka. Kondisi tersebut juga dibenarkan oleh keponakan korban, I Kadek Ana. *k16
Komentar