Okupansi Hotel di Gianyar Anjlok
Ancaman erupsi Gunung Agung berdampak besar bagi pariwisata Kabupaten Gianyar. Kunjungan wisatawan turun, hunian hotel juga anjlok
GIANYAR, NusaBali
Tingkat hunian kamar (okupansi) hotel di Gianyar turun drastis dampak dari status awas Gunung Agung di Karangasem. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Gianyar AA Bagus Ari Brahmanta, akhir pekan lalu. Menurutnya, tingkat hunian wisatawan di Gianyar hanya sekitar 15-20 persen. “Turun drastis. Terutama untuk yang di homestay, villa dan hotel banyak kamar yang kosong,” ungkapnya.
Selain tingkat hunian, penurunan juga terjadi pada kunjungan wisawatan asing maupun domestik ke destinasi wisata di Gianyar. Dikatakan, kunjungan ke sejumlah objek wisata menurun antara 10-15 persen dari kunjungan biasa. “Bisa diamati di sejumlah objek wisata tidak seramai biasanya,” ucapnya.
Dikatakan kondisi ini terjadi akibat travel warning ke Bali yang ditetapkan oleh lima negara pasca meningkatnya status Gunung Agung, Karangasem. Ia pun mengkhawatirkan kondisi ini akan terjadi dalam jangka panjang. “Nah menjelang Desember ini saya belum bisa memastikan, karena sepertinya kondisi ini akan terjadi jangka panjang,” resahnya.
Pria akrab sapaan Gung Ari ini menilai harus segera dilakukan konter isu kondisi Gunung Agung, Karangasem. “Selama ini banyak wisatawan dipengaruhi informasi yang tidak jelas terkait Gunung Agung, jadi kita seluruh pihak komponen pariwisata harus menjelaskan bahwa kondisinya tidak seheboh isu yang beredar, apalagi ada isu mengatakan letusan sekarang akan 10 kali lebih besar dari tahun 1963, ini harus segera dikonter,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Ubud Home Stay Assosiasi (UHSA) IB Wiryawan. Bahwa terjadi penurunan okupansi homestay di kampung turis Ubud. “Sekarang kondisinya sangat memperihatinkan, dengan tingkat hunian rata-rata homestay di Ubud yang ada di bawah UHSA hanya terisi 30 sampai 40 persen,” bebernya.
Dikatakan kondisi ini tergolong sangat lesu di tengah aktivitas Gunung Agung yang tidak menentu. Terlebih sebelumnya kondisi standar saat low session okupansi home stay menduduki kisaran 50 persen. “Mungkin wisatawan masih menunggu kondisi membaik dan maskapai juga sepertinya tidak mau ambil risiko tinggi dengan kondisi saat ini,” duga IB Wiryawan. *nvi
Selain tingkat hunian, penurunan juga terjadi pada kunjungan wisawatan asing maupun domestik ke destinasi wisata di Gianyar. Dikatakan, kunjungan ke sejumlah objek wisata menurun antara 10-15 persen dari kunjungan biasa. “Bisa diamati di sejumlah objek wisata tidak seramai biasanya,” ucapnya.
Dikatakan kondisi ini terjadi akibat travel warning ke Bali yang ditetapkan oleh lima negara pasca meningkatnya status Gunung Agung, Karangasem. Ia pun mengkhawatirkan kondisi ini akan terjadi dalam jangka panjang. “Nah menjelang Desember ini saya belum bisa memastikan, karena sepertinya kondisi ini akan terjadi jangka panjang,” resahnya.
Pria akrab sapaan Gung Ari ini menilai harus segera dilakukan konter isu kondisi Gunung Agung, Karangasem. “Selama ini banyak wisatawan dipengaruhi informasi yang tidak jelas terkait Gunung Agung, jadi kita seluruh pihak komponen pariwisata harus menjelaskan bahwa kondisinya tidak seheboh isu yang beredar, apalagi ada isu mengatakan letusan sekarang akan 10 kali lebih besar dari tahun 1963, ini harus segera dikonter,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Ubud Home Stay Assosiasi (UHSA) IB Wiryawan. Bahwa terjadi penurunan okupansi homestay di kampung turis Ubud. “Sekarang kondisinya sangat memperihatinkan, dengan tingkat hunian rata-rata homestay di Ubud yang ada di bawah UHSA hanya terisi 30 sampai 40 persen,” bebernya.
Dikatakan kondisi ini tergolong sangat lesu di tengah aktivitas Gunung Agung yang tidak menentu. Terlebih sebelumnya kondisi standar saat low session okupansi home stay menduduki kisaran 50 persen. “Mungkin wisatawan masih menunggu kondisi membaik dan maskapai juga sepertinya tidak mau ambil risiko tinggi dengan kondisi saat ini,” duga IB Wiryawan. *nvi
Komentar