Anjing Rabies Renggut Nyawa di Belega
Gigitan anjing diduga positif rabies merenggut nyawa warga di Banjar Kebon Kaja, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Korbannya, seorang kakek, I Wayan Neraka,62. Kejadian ini terjadi sekitar dua bulan lalu. Korban digigit anjing bernama Lucky, dipelihara pensiunan Polri, I Ketut Kuwanta di Banjar Jasri, Desa Belega. Warga pun menyayangkan, Wayan Neraka yang sehat bugar, tiba-tiba meninggal dunia pasca digigit anjing.
Suami dari Ni Nyoman Rantun,60, ini meregang nyawa pada 17 Oktober 2017. Sesuai tradisi, jenazah korban dikubur pada sore itu juga di Setra Desa Pakraman Belega. Selanjutnya, 10 bulan kedepan akan diikutkan Ngaben Massal di desa setempat. Menurut penuturan warga, meninggalnya Wayan Neraka lantaran terlambat mendapatkan pertolongan medis. Wayan Neraka digigit pada kaki belakang lutut kirinya ini ternyata tak tersentuh vaksin anti rabies (VAR) pasca digigit. Kondisi ini diakui anak sulung korban, Wayan Sukadana,35, saat ditemui di kediamannya, Selasa (24/10).
Menurut Sukadana, ayahnya mengaku sudah mendapat suntikan VAR pasca digigit anjing. “Bapak ngakunya sudah dapat suntikan vaksin dan bayar Rp 600.000. Ya saya percaya saja waktu itu,” jelasnya. Sukadana pun tak pernah kepikiran, anjing yang mengigit ayahnya ini diduga positif rabies, sehingga tidak khawatir berlebihan. “Saya juga tidak detail tanya dimana bapak mesuntik vaksin. Dengar sudah mesuntik saja saya sudah lega waktu itu,” akunya.
Keluarga korban baru mengetahui korban positif rabies saat masuk sebuah RS swasta di Gianyar, Senin (16/10). “Jam tujuh malam masuk rumah sakit. Besoknya jam 11 pagi, meninggal,” jelasnya.
Wayan Neraka, tenaga pungutan retribusi truk bambu di Desa Belega sekaligus bertani. Beberapa hari sebelum kejang, dia sempat mengeluh kesemutan pada bagian kaki. Oleh pihak keluarga dianggap sepele. Dikira salah urat, sehingga dipanggilkan tukang pijat.
Kata Sukadana, selain mengigit ayahnya, anjing itu juga menggigit empat korban lain di Banjar Jasri. Empat korban ini masih ada hubungan keluarga dengan pemilik anjing, Ketut Kuwanta. “Sehari setelah bapak digigit, anjing itu menggigit empat orang lainnya. Waktu itu anjingnya langsung dibunuh,” jelasnya.
Ditemui secara terpisah, Ketut Kuwanta mengakui bahwa anjing positif rabies itu peliharaannya. Usianya sudah tua dan berukuran besar. Sehingga ketika ada vaksinasi rabies masuk ke banjar-banjar, anjingnya tak dapat vaksin. “Ukurannya besar, gak bisa diam. Susah kalau dibawa ke balai banjar untuk vaksin. Terus petugas datang ke rumah mau vaksin, tetap saja gak bisa karena dia malah kabur,” akunya.
Empat korban gigitan lainnya, merupakan adik kandungnya Ni Made Subrati, Nyoman Budiarta, Made Astawa, dan seorang keponakan Nyoman Krunyan. Keempatnya sudah mendapatkan VAR secara berkala.
Sebelumnya, kasus gigitan anjing positif rabies juga terjadi di Gianyar. Tepatnya di Banjar/Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang pada Sabtu (5/8). Korbannya merupakan kakak beradik I Made Murjana, 47, alias Ketun dan adiknya Ni Ketut Jani, 43. Korban Made Murjana menderita luka pada batang hidung dan telapak tangan kanan. Sementara adiknya menderita luka pada bagian tangan dan betis kiri. Keduanya telah mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) di Puskesmas Tegallalang.*nvi
Korbannya, seorang kakek, I Wayan Neraka,62. Kejadian ini terjadi sekitar dua bulan lalu. Korban digigit anjing bernama Lucky, dipelihara pensiunan Polri, I Ketut Kuwanta di Banjar Jasri, Desa Belega. Warga pun menyayangkan, Wayan Neraka yang sehat bugar, tiba-tiba meninggal dunia pasca digigit anjing.
Suami dari Ni Nyoman Rantun,60, ini meregang nyawa pada 17 Oktober 2017. Sesuai tradisi, jenazah korban dikubur pada sore itu juga di Setra Desa Pakraman Belega. Selanjutnya, 10 bulan kedepan akan diikutkan Ngaben Massal di desa setempat. Menurut penuturan warga, meninggalnya Wayan Neraka lantaran terlambat mendapatkan pertolongan medis. Wayan Neraka digigit pada kaki belakang lutut kirinya ini ternyata tak tersentuh vaksin anti rabies (VAR) pasca digigit. Kondisi ini diakui anak sulung korban, Wayan Sukadana,35, saat ditemui di kediamannya, Selasa (24/10).
Menurut Sukadana, ayahnya mengaku sudah mendapat suntikan VAR pasca digigit anjing. “Bapak ngakunya sudah dapat suntikan vaksin dan bayar Rp 600.000. Ya saya percaya saja waktu itu,” jelasnya. Sukadana pun tak pernah kepikiran, anjing yang mengigit ayahnya ini diduga positif rabies, sehingga tidak khawatir berlebihan. “Saya juga tidak detail tanya dimana bapak mesuntik vaksin. Dengar sudah mesuntik saja saya sudah lega waktu itu,” akunya.
Keluarga korban baru mengetahui korban positif rabies saat masuk sebuah RS swasta di Gianyar, Senin (16/10). “Jam tujuh malam masuk rumah sakit. Besoknya jam 11 pagi, meninggal,” jelasnya.
Wayan Neraka, tenaga pungutan retribusi truk bambu di Desa Belega sekaligus bertani. Beberapa hari sebelum kejang, dia sempat mengeluh kesemutan pada bagian kaki. Oleh pihak keluarga dianggap sepele. Dikira salah urat, sehingga dipanggilkan tukang pijat.
Kata Sukadana, selain mengigit ayahnya, anjing itu juga menggigit empat korban lain di Banjar Jasri. Empat korban ini masih ada hubungan keluarga dengan pemilik anjing, Ketut Kuwanta. “Sehari setelah bapak digigit, anjing itu menggigit empat orang lainnya. Waktu itu anjingnya langsung dibunuh,” jelasnya.
Ditemui secara terpisah, Ketut Kuwanta mengakui bahwa anjing positif rabies itu peliharaannya. Usianya sudah tua dan berukuran besar. Sehingga ketika ada vaksinasi rabies masuk ke banjar-banjar, anjingnya tak dapat vaksin. “Ukurannya besar, gak bisa diam. Susah kalau dibawa ke balai banjar untuk vaksin. Terus petugas datang ke rumah mau vaksin, tetap saja gak bisa karena dia malah kabur,” akunya.
Empat korban gigitan lainnya, merupakan adik kandungnya Ni Made Subrati, Nyoman Budiarta, Made Astawa, dan seorang keponakan Nyoman Krunyan. Keempatnya sudah mendapatkan VAR secara berkala.
Sebelumnya, kasus gigitan anjing positif rabies juga terjadi di Gianyar. Tepatnya di Banjar/Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang pada Sabtu (5/8). Korbannya merupakan kakak beradik I Made Murjana, 47, alias Ketun dan adiknya Ni Ketut Jani, 43. Korban Made Murjana menderita luka pada batang hidung dan telapak tangan kanan. Sementara adiknya menderita luka pada bagian tangan dan betis kiri. Keduanya telah mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) di Puskesmas Tegallalang.*nvi
1
Komentar