Pabrik Petasan Meledak, 47 Tewas, 46 Terluka
Kebakaran disertai ledakan terjadi di pabrik petasan kawasan Pergudangan 99 Kosambi, Tangerang, Banten, Kamis (26/10) pagi pukul 09.00 WIB.
TANGERANG, NusaBali
Petaka ledakan pabrik petasan ini menyebabkan 47 korban tewas dan 46 lainnya terluka. Para korban terjebak di dalam, karena gerbang pabrik petasan dalam keadaan terkuci saat kejadian.
Para korban tewas dan terluka ini merupakan bagian dari 103 karyawan yang bekerja di pabrik petasan tersebut. Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta, menyatakan pabrik petasan ini terbakar dari depan menjalar ke belakang. Para korban tewas ditemukan dalam posisi hampir menumpuk di belakang.
"Total pegawai setelah didata 103 yang kerja di pabrik petasan ini. Lalu, kami bersama mengecek korban di RS sudah terdata ada 43 orang yang dirawat di 3 RS, yakni di RS BUN, RS Mitra Husada, dan RSUD Kabupaten Tangerang," jelas Kombes Nico.
Hingga Kamis sore, belum diketahui apa penyebab kebakaran disertai ledakan hebat yang merenggut 47 nyawa karyawan pabrik petasan ini. Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Azis, telah menurunkan tim untuk menyelidiki peristiwa ledakan pabrik petasan di Kosambi, Tangerang ini. "Tentunya ini akan kita usut, kita selidiki apa penyebab kebakaran yang juga menimbulkan ledakan tersebut. Apakah ada unsur kelalaian, tentu kita selidiki," tegas Irjen Idham kepada detikcom, Kamis kemarin.
Irjen Idham mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim Labfor untuk melakukan olah TKP dan mencari tahu penyebab peristiwa tersebut. Polisi akan melakukan proses hukum seandainya dalam penyelidikan ditemukan adanya unsur kelalaian. "Tentunya kita dalami ke arah situ juga, apakah ada unsur pidananya. Kalau memang ada unsur pidana, tentu harus ada yang bertanggung jawab," tandas mantan Kadensus Polri ini.
Muncul desas-desus yang beredar di lokasi bahwa perizinan pabrik petasan ini berbeda. Peruntukannya bukan untuk pabrik petasan. Bahkan, ada juga isu bahwa pabrik petasan ini tidak berizin. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, mengatakan pihaknya sedang melakukan penelusuran. "Sedang diselidiki," ujar Kombes Argo.
Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta, juga menyatakan hal se-nada. Menurut Kombes Nico, pihaknya akan mengusut tuntas soal perizinan pabrik ini. "Kami akan melakukan pengecekan terhadap data perusahaan ini, apakah punya izin atau tidak," katanya.
Kombes Nico mengatakan, pihaknya telah memintai keterangan dari pengelola dan manajemen pabrik petasan maut tersebut. Dari mereka, polisi meminta data jumlah karyawan yang bekerja saat itu, juga menanyai izin perusahaan. "Pengelola sudah kita mintai keterangan, ada Ibu Ester, Pak Willy. Ibu Ester pegawai administrasi, Pak Willy pihak manajemen," lanjut Kombes Nico.
Sementara itu, salah seorang keluarga korban menyatakan gerbang pabrik petasan di Kosambi, Tangerang yang meledak kemarin pagi selalu digembok. Karena dalam kondisi digembol, banyak korban nyawa dan terluka berjatuhan manakala terjadi ledakan seperti kemarin.
Hal tersebut diungkapkan salah seorang keluarga korban bernama Toni saat diwawancarai di RSIA BUN, Kosambi, Kamis kemarin. Toni menyebutkan, anaknya bernama Leha, 23, jadi korban dalam peristiwa itu. "Leha cerita ke saya kalau di sana itu dikepung api. Banyak yang jatuh. Ada yang terinjak-injak. Masing-masing pada menyelamatkan diri. Mau keluar harus ke mana, mereka bingung, karena pabrik digembok," papar Toni. "Jadi, itu sistem, karyawan di sana bekerja digembok. Setelah istirahat, baru dibuka. Itu sistem dari perusahaan," imbuh Toni.
Seorang anggota Brimob yang melakukan penyelamatan saat kebakaran kemarin juga harus menjebol tembok, karena gerbang pabrik petasan terkunci. Saat itu, Danyon B Pelopor Sat Brimob Polda Kalbar, AKBP Raymond M Masengi, berada di gedung serbaguna yang ada dekat pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses di Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Tangerang. Mereka di sana untuk persiapan Brimob Nusantara.
"Tadi pagi apel jam 09.10 WIB, terjadi rentetan ledakan lalu disertai ledakan gede di sana. Mulai terbakar lah tahu sendiri kalau terbakar begitu cepat apinya cepat dan pekat. Situasi di depan sini (jalan) tidak bisa dilewati," kata AKBP Raymond di lokasi TKP.
Dalam suasana panik, anggota Brimob mengetahui ada orang-orang yang terjebak di dalam pabrik. AKBP Raymond menyebut gerbang pabrik saat itu terkunci. "Terkunci. Karena anggota tahu ada orang di dalam ya bagaimana caranya, dengan alasan kemanusiaan anggota mau masuk tapi dari dalam bilang ada bahan peledak nanti meledak. Jadi dari pinggir saja dijebol itu tembok, dengan alat seadanya dengan ganti-gantian," paparnya.
Saat itu, kondisi di lokasi penuh asap dan api. Anggota Brimob dan warga sekitar menggunakan alat seadanya untuk membobol tembok untuk menyelamatkan korban. "Pakai palu, masyarakat ada juga pakai tangga. Ada yang naik dari tangga juga saat evakuasi. Tapi karena semakin panas dan semakin berkabut, ledakan makin juga besar, tidak berani mendekat juga kita," ujar AKBP Raymond.
Sementara, pihak kepolisian akan menyelidiki masalah gembok ini. "Belum tahu dikunci atau nggak," ujar Kapolres Tangerang Kota, Kombes Harry Kurniawan. "Kita belum sampai ke sana. Nanti kita tanya proses penyidikan kenapa korban sebanyak itu. Kan katanya masih banyak. Nanti proses penyidikan, proses seka-rang kemanusiaan," imbuhnya.
Sedangkan Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Purwadi, menyatakan gerbang pabrik petasan dalam keadaan terbuka saat ledakan kemarin pagi. Brigjen Purwadi sempat menanyakan soal digemboknya korban kepada korban selamat. "Informasi dari mereka, itu terbuka, tidak tertutup. Kemudian di situ kebetulan ada Brimob dan mereka yang terkurung api kebetulan dibantu Brimob yang ada dan BKO Kalimantan Barat," ujar Brigjen Purwadi.
Saat kejadian, lanjut Brigjen Purwadi, banyak korban yang langsung keluar melalui pintu depan. Dari penuturan saksi selamat, pintu tersebut tidak dikunci. Akan tetapi, api di dekat pintu depan semakin membesar dan menyulitkan korban untuk keluar. "Ada korban yang langsung keluar dari pintu depan itu ada. Jadi pintu depan posisinya tidak terkunci. Kenapa mereka lewat pintu lain? Karena di pintu keluar itu ada api bukan dikunci. Ada juga yang keluar dari depan tapi begitu keluar dari depan apinya langsung besar sehingga yang lainya tidak bisa keluar dari pintu itu," katanya.
Di sisi lain, pemilik pabrik petasan yang meledak, Indra Liono, 40, belum bisa dimintai keterangannya karena yang bersangkitan diketahui masih berada di Malaysia. "Informasinya, yang bersangkutan sedang dalam perjalanan dari Malaysia ke Indonesia," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Azis. *
Para korban tewas dan terluka ini merupakan bagian dari 103 karyawan yang bekerja di pabrik petasan tersebut. Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta, menyatakan pabrik petasan ini terbakar dari depan menjalar ke belakang. Para korban tewas ditemukan dalam posisi hampir menumpuk di belakang.
"Total pegawai setelah didata 103 yang kerja di pabrik petasan ini. Lalu, kami bersama mengecek korban di RS sudah terdata ada 43 orang yang dirawat di 3 RS, yakni di RS BUN, RS Mitra Husada, dan RSUD Kabupaten Tangerang," jelas Kombes Nico.
Hingga Kamis sore, belum diketahui apa penyebab kebakaran disertai ledakan hebat yang merenggut 47 nyawa karyawan pabrik petasan ini. Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Azis, telah menurunkan tim untuk menyelidiki peristiwa ledakan pabrik petasan di Kosambi, Tangerang ini. "Tentunya ini akan kita usut, kita selidiki apa penyebab kebakaran yang juga menimbulkan ledakan tersebut. Apakah ada unsur kelalaian, tentu kita selidiki," tegas Irjen Idham kepada detikcom, Kamis kemarin.
Irjen Idham mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim Labfor untuk melakukan olah TKP dan mencari tahu penyebab peristiwa tersebut. Polisi akan melakukan proses hukum seandainya dalam penyelidikan ditemukan adanya unsur kelalaian. "Tentunya kita dalami ke arah situ juga, apakah ada unsur pidananya. Kalau memang ada unsur pidana, tentu harus ada yang bertanggung jawab," tandas mantan Kadensus Polri ini.
Muncul desas-desus yang beredar di lokasi bahwa perizinan pabrik petasan ini berbeda. Peruntukannya bukan untuk pabrik petasan. Bahkan, ada juga isu bahwa pabrik petasan ini tidak berizin. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, mengatakan pihaknya sedang melakukan penelusuran. "Sedang diselidiki," ujar Kombes Argo.
Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta, juga menyatakan hal se-nada. Menurut Kombes Nico, pihaknya akan mengusut tuntas soal perizinan pabrik ini. "Kami akan melakukan pengecekan terhadap data perusahaan ini, apakah punya izin atau tidak," katanya.
Kombes Nico mengatakan, pihaknya telah memintai keterangan dari pengelola dan manajemen pabrik petasan maut tersebut. Dari mereka, polisi meminta data jumlah karyawan yang bekerja saat itu, juga menanyai izin perusahaan. "Pengelola sudah kita mintai keterangan, ada Ibu Ester, Pak Willy. Ibu Ester pegawai administrasi, Pak Willy pihak manajemen," lanjut Kombes Nico.
Sementara itu, salah seorang keluarga korban menyatakan gerbang pabrik petasan di Kosambi, Tangerang yang meledak kemarin pagi selalu digembok. Karena dalam kondisi digembol, banyak korban nyawa dan terluka berjatuhan manakala terjadi ledakan seperti kemarin.
Hal tersebut diungkapkan salah seorang keluarga korban bernama Toni saat diwawancarai di RSIA BUN, Kosambi, Kamis kemarin. Toni menyebutkan, anaknya bernama Leha, 23, jadi korban dalam peristiwa itu. "Leha cerita ke saya kalau di sana itu dikepung api. Banyak yang jatuh. Ada yang terinjak-injak. Masing-masing pada menyelamatkan diri. Mau keluar harus ke mana, mereka bingung, karena pabrik digembok," papar Toni. "Jadi, itu sistem, karyawan di sana bekerja digembok. Setelah istirahat, baru dibuka. Itu sistem dari perusahaan," imbuh Toni.
Seorang anggota Brimob yang melakukan penyelamatan saat kebakaran kemarin juga harus menjebol tembok, karena gerbang pabrik petasan terkunci. Saat itu, Danyon B Pelopor Sat Brimob Polda Kalbar, AKBP Raymond M Masengi, berada di gedung serbaguna yang ada dekat pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses di Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Tangerang. Mereka di sana untuk persiapan Brimob Nusantara.
"Tadi pagi apel jam 09.10 WIB, terjadi rentetan ledakan lalu disertai ledakan gede di sana. Mulai terbakar lah tahu sendiri kalau terbakar begitu cepat apinya cepat dan pekat. Situasi di depan sini (jalan) tidak bisa dilewati," kata AKBP Raymond di lokasi TKP.
Dalam suasana panik, anggota Brimob mengetahui ada orang-orang yang terjebak di dalam pabrik. AKBP Raymond menyebut gerbang pabrik saat itu terkunci. "Terkunci. Karena anggota tahu ada orang di dalam ya bagaimana caranya, dengan alasan kemanusiaan anggota mau masuk tapi dari dalam bilang ada bahan peledak nanti meledak. Jadi dari pinggir saja dijebol itu tembok, dengan alat seadanya dengan ganti-gantian," paparnya.
Saat itu, kondisi di lokasi penuh asap dan api. Anggota Brimob dan warga sekitar menggunakan alat seadanya untuk membobol tembok untuk menyelamatkan korban. "Pakai palu, masyarakat ada juga pakai tangga. Ada yang naik dari tangga juga saat evakuasi. Tapi karena semakin panas dan semakin berkabut, ledakan makin juga besar, tidak berani mendekat juga kita," ujar AKBP Raymond.
Sementara, pihak kepolisian akan menyelidiki masalah gembok ini. "Belum tahu dikunci atau nggak," ujar Kapolres Tangerang Kota, Kombes Harry Kurniawan. "Kita belum sampai ke sana. Nanti kita tanya proses penyidikan kenapa korban sebanyak itu. Kan katanya masih banyak. Nanti proses penyidikan, proses seka-rang kemanusiaan," imbuhnya.
Sedangkan Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Purwadi, menyatakan gerbang pabrik petasan dalam keadaan terbuka saat ledakan kemarin pagi. Brigjen Purwadi sempat menanyakan soal digemboknya korban kepada korban selamat. "Informasi dari mereka, itu terbuka, tidak tertutup. Kemudian di situ kebetulan ada Brimob dan mereka yang terkurung api kebetulan dibantu Brimob yang ada dan BKO Kalimantan Barat," ujar Brigjen Purwadi.
Saat kejadian, lanjut Brigjen Purwadi, banyak korban yang langsung keluar melalui pintu depan. Dari penuturan saksi selamat, pintu tersebut tidak dikunci. Akan tetapi, api di dekat pintu depan semakin membesar dan menyulitkan korban untuk keluar. "Ada korban yang langsung keluar dari pintu depan itu ada. Jadi pintu depan posisinya tidak terkunci. Kenapa mereka lewat pintu lain? Karena di pintu keluar itu ada api bukan dikunci. Ada juga yang keluar dari depan tapi begitu keluar dari depan apinya langsung besar sehingga yang lainya tidak bisa keluar dari pintu itu," katanya.
Di sisi lain, pemilik pabrik petasan yang meledak, Indra Liono, 40, belum bisa dimintai keterangannya karena yang bersangkitan diketahui masih berada di Malaysia. "Informasinya, yang bersangkutan sedang dalam perjalanan dari Malaysia ke Indonesia," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Azis. *
1
Komentar