Harga-harga Jelang Galungan Masih Stabil
Operasi pasar ataupun pasar murah menjadi salah satu cara untuk menstabilkan harga sembako maupun alat upakara.
SINGARAJA, NusaBali
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng, mulai gencar operasi pasar jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Jurus ini pun cukup efektif kendalikan harga kebutuhan bahan pokok.
Operasi pasar di hari pertama digelar di Pasar Anyar Singaraja, Jumat (27/10) pagi. Dalam operasi pasar itu, TPID menjual beberapa kebutuhan pokok dengan harga lebih murah. Masyarakat yang mengetahui operasi pasar itu langsung membeli kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng dan lainnya. Total transaksi dalam operasi pasar itu mencapai sekitar Rp 8 juta lebih.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagrin) Kabupaten Buleleng Ketut Suparto mengatakan, pasar murah sangat efektif menstablikan harga kebutuhan pokok dalam situasi tertentu seperti menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Pihaknya pun sudah menjadwalkan operasi yang sama di beberapa tempat, sambil mengevaluasi perkembangan harga pasaran hingga hari Raya Galungan.
“Kita tidak ingin harga terus naik, apalagi sampai tidak terkendali. Pasar murah hari ini kita gulirkan dan setelah ini kalau harga stabil kita biarkan tapi kalau masih ada kenaikan apalagi stok barang sampai langka, operasi pasar murah kita gulirkan terus,” katanya.
Menurut Suparto, setelah dua kali operasi pasar dilakukan, pihaknya akan mengevaluasi perkembangan harga-harga kebutuhan pokok. Apabila tidak terjadi lonjakan harga, maka pasar murah akan dihentikan. Tetapi sebaliknya kalau menunjukkan terjadi lonjakan harga, pasar murah kembali digulirkan dengan menyasar tempat lain.
Di sisi lain mantan Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Buleleng ini menambahkan, selain menyiapkan operasi pasar murah pihaknya juga menyiapkan tim pemantau harga dan stok kebutuhan sembako di pasar tradisional di Bali Utara.
Tim ini rutin memantau perkembangan harga dan persediaan barang satu minggu dua kali. Peningkatan intensitas pemantauan ini, karena kebutuhan perlengkapan upakara dan sembako mulai meningkat sejak semakin dekatnya perayaan Galungan dan Kuningan tahun ini. “Tim pemantau kami tugaskan turun dua kali dan kalau hari biasa itu satu minggu sekali. Pemantauan yang lebih rutin ini kita akan tahu perkembangan harga dan persediaan, sehingga ketika ada lonjakan dan persediaan langka bisa kita tangani segara,” jelasnya.
Dari hasil pemantauan sementara, tim monitoring harga Disdagprin secara umum menyimpulkan untuk harga sarana upakara dan sembako di Buleleng untuk saat ini terbilang stabil. Beberapa komuditas harganya memang naik bervariasi terendah Rp 1.000 hingga kenaikan tertinggi Rp 2.000 tiap kilogram. Ini terjadi pada cabe kecil semula Rp 14.000 sekarang naik Rp 15.000 per kilogram. Sementara cabe besar harganya masih tetap yakni Rp 12.000 per kilogram.
Selain itu harga bawang merah kualitas satu juga mulai merangkak di mana harga lama Rp 14.000 sekarang naik menjadi Rp 18.000 tiap kilogram. Demikian juga bawang merah kualitas dua harga lama Rp 12.000 sekarang naik Rp 15.000 tiap kilogram.
Sementara itu untuk harga daging babi mendekati Galungan dan Kuningan harga kualitas satu masih stabil dan belum mengalami kenaikan yakni Rp 60.000 per kilogram. Menariknya, daging babi kualitas dua harganya justru turun di mana harga lama Rp 55.000 per kilogram sekarang turun menjadi Rp 50.000 tiap kilogram. Harga daging ayam kualitas satu sampai saat ini maish tetap Rp 35.000 per kilogram dan kualitas dua dari harga lama Rp 30.000 naik menjadi Rp 32.000 tiap kilogram. *k19
Operasi pasar di hari pertama digelar di Pasar Anyar Singaraja, Jumat (27/10) pagi. Dalam operasi pasar itu, TPID menjual beberapa kebutuhan pokok dengan harga lebih murah. Masyarakat yang mengetahui operasi pasar itu langsung membeli kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng dan lainnya. Total transaksi dalam operasi pasar itu mencapai sekitar Rp 8 juta lebih.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagrin) Kabupaten Buleleng Ketut Suparto mengatakan, pasar murah sangat efektif menstablikan harga kebutuhan pokok dalam situasi tertentu seperti menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Pihaknya pun sudah menjadwalkan operasi yang sama di beberapa tempat, sambil mengevaluasi perkembangan harga pasaran hingga hari Raya Galungan.
“Kita tidak ingin harga terus naik, apalagi sampai tidak terkendali. Pasar murah hari ini kita gulirkan dan setelah ini kalau harga stabil kita biarkan tapi kalau masih ada kenaikan apalagi stok barang sampai langka, operasi pasar murah kita gulirkan terus,” katanya.
Menurut Suparto, setelah dua kali operasi pasar dilakukan, pihaknya akan mengevaluasi perkembangan harga-harga kebutuhan pokok. Apabila tidak terjadi lonjakan harga, maka pasar murah akan dihentikan. Tetapi sebaliknya kalau menunjukkan terjadi lonjakan harga, pasar murah kembali digulirkan dengan menyasar tempat lain.
Di sisi lain mantan Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Buleleng ini menambahkan, selain menyiapkan operasi pasar murah pihaknya juga menyiapkan tim pemantau harga dan stok kebutuhan sembako di pasar tradisional di Bali Utara.
Tim ini rutin memantau perkembangan harga dan persediaan barang satu minggu dua kali. Peningkatan intensitas pemantauan ini, karena kebutuhan perlengkapan upakara dan sembako mulai meningkat sejak semakin dekatnya perayaan Galungan dan Kuningan tahun ini. “Tim pemantau kami tugaskan turun dua kali dan kalau hari biasa itu satu minggu sekali. Pemantauan yang lebih rutin ini kita akan tahu perkembangan harga dan persediaan, sehingga ketika ada lonjakan dan persediaan langka bisa kita tangani segara,” jelasnya.
Dari hasil pemantauan sementara, tim monitoring harga Disdagprin secara umum menyimpulkan untuk harga sarana upakara dan sembako di Buleleng untuk saat ini terbilang stabil. Beberapa komuditas harganya memang naik bervariasi terendah Rp 1.000 hingga kenaikan tertinggi Rp 2.000 tiap kilogram. Ini terjadi pada cabe kecil semula Rp 14.000 sekarang naik Rp 15.000 per kilogram. Sementara cabe besar harganya masih tetap yakni Rp 12.000 per kilogram.
Selain itu harga bawang merah kualitas satu juga mulai merangkak di mana harga lama Rp 14.000 sekarang naik menjadi Rp 18.000 tiap kilogram. Demikian juga bawang merah kualitas dua harga lama Rp 12.000 sekarang naik Rp 15.000 tiap kilogram.
Sementara itu untuk harga daging babi mendekati Galungan dan Kuningan harga kualitas satu masih stabil dan belum mengalami kenaikan yakni Rp 60.000 per kilogram. Menariknya, daging babi kualitas dua harganya justru turun di mana harga lama Rp 55.000 per kilogram sekarang turun menjadi Rp 50.000 tiap kilogram. Harga daging ayam kualitas satu sampai saat ini maish tetap Rp 35.000 per kilogram dan kualitas dua dari harga lama Rp 30.000 naik menjadi Rp 32.000 tiap kilogram. *k19
Komentar