nusabali

Sebulan Mengungsi, 32 Meninggal

  • www.nusabali.com-sebulan-mengungsi-32-meninggal

Selama melakukan pemeriksaan kesehatan pengungsi, terungkap sebanyak 28 orang menderita TBC dan HIV 27 orang.

AMLAPURA, NusaBali
Sejak Gunung Agung ditetapkan berstatus awas pada Jumat (22/9), sebanyak 133.457 jiwa meninggalkan kampung halamannya untuk mengungsi ke tempat lebih aman. Dari ribuan pengungsi itu, tercatat 32 orang meninggal dunia karena sakit. Petugas kesehatan telah berupaya memberikan pelayanan optimal dengan melayani di tempat pengungsian atau mengantar ke puskesmas terdekat.

Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama mengungkapkan ada 133.457 pengungsi tersebar di 385 titik. Tiap titik pengungsian dijaga petugas kesehatan dan relawan. Guna meminimalkan munculnya penyakit beberapa kali petugas kesehatan menggelar pengobatan gratis selain memberikan pelayanan rutin. “Penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) tertinggi karena alergi debu. Padahal Gunung Agung belum mengeluarkan hujan abu,” ungkap Gusti Putra Pertama, Minggu (19/10).

Gusti Putra Pertama menjelaskan, ada sepuluh (10) jenis penyakit yang selama ini mendominasi menyerang pengungsi. ISPA sebanyak 107 orang, febris (demam) 48 orang, dermatitis (peradangan pada kulit) 38 orang, hipertensi 31 orang, gastritis (peradangan dinding lambung) 30 orang, influenza 21 orang, batuk 20 orang, myalgia (nyeri pada otak) 19 orang, rheumatik 19 orang, dan arthritis (bengkak pada persendian) 10 orang. Petugas Kesehatan gencar menyosialisasikan penggunaan masker. Saat ini tersedia 160.000 masker yang dibagikan kepada masyarakat secara bertahap. Tujuannya, meminimalkan masyarakat terserang penyakit ISPA.

Gusti Putra Pertama menambahkan, selama melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pengungsi, terungkap penyakit TBC sebanyak 28 orang dan HIV 27 orang. Mereka telah dirujuk ke RSUD Karangasem. Terpisah, Kepala Lingkungan Galiran, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem I Made Putra Ardana mengaku bersyukur pengungsi di Bukit Pejanuran, Lingkungan Galiran dapat pelayanan pengobatan gratis sehingga kesehatan pengungsi terjaga. “Jika perlu dirujuk, kami langsung antar ke RSUD Karangasem,” jelas Putra Ardana. *k16

Komentar