Hari Raya, Posko Sutasoma Dijaga Pramuka
Selama hari raya Galungan dan Kuningan, meja administrasi Posko Sutasoma Sukawati diambil alih Pramuka Madrasah 45 Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Seperti tampak pada Umanis Galungan, Kamis (2/11) kemarin. Sebanyak 5 anggota Pramuka, standby mencatat setiap tamu yang datang, pengungsi maupun petugas relawan yang keluar masuk posko. Menurut Pembina Pramuka Madrasah 45 Gianyar, Suparman, rombongan pelajar berhijab ini ditugaskan berjaga hingga Paing Kuningan, Senin (13/10) mendatang. "Jadi kami dimintakan bantuan dari Kwarcab untuk membantu jaga di sini, khususnya selama hari raya Galungan dan Kuningan," jelasnya.
Pihaknya pun dengan senang hati membantu berjaga. Sebab, di bumi seni Gianyar rasa toleransi umat beragama sangat tinggi. "Meskipun tidak ada penugasan khusus, kami rutin ke posko 4 kali seminggu," jelasnya. Rombongan pun dibagi menjadi 2 shift. Setiap pagi mereka datang berlima mulai pukul 07.00 hingga 13.00 Wita. Selanjutnya shift kedua mulai 14.00 hingga 19.00 Wita.
Sama halnya ketika dijaga para relawan dan petugas BPBD Gianyar, ketika Pramuka Madrasah ini berjaga juga berlaku hal sama. "Setiap orang yang keluar masuk di sini, harus kita data," imbuhnya.
Sementara itu, suasana hari raya Galungan di posko pengungsian terasa sepi. Para pengungsi lebih memilih istirahat siang dan kumpul ngobrol bersama sanak saudara. Hendak ke tempat wisata pun mereka serba terbatas. Sehingga memilih untuk liburan di posko pengungsian. *nvi
Pihaknya pun dengan senang hati membantu berjaga. Sebab, di bumi seni Gianyar rasa toleransi umat beragama sangat tinggi. "Meskipun tidak ada penugasan khusus, kami rutin ke posko 4 kali seminggu," jelasnya. Rombongan pun dibagi menjadi 2 shift. Setiap pagi mereka datang berlima mulai pukul 07.00 hingga 13.00 Wita. Selanjutnya shift kedua mulai 14.00 hingga 19.00 Wita.
Sama halnya ketika dijaga para relawan dan petugas BPBD Gianyar, ketika Pramuka Madrasah ini berjaga juga berlaku hal sama. "Setiap orang yang keluar masuk di sini, harus kita data," imbuhnya.
Sementara itu, suasana hari raya Galungan di posko pengungsian terasa sepi. Para pengungsi lebih memilih istirahat siang dan kumpul ngobrol bersama sanak saudara. Hendak ke tempat wisata pun mereka serba terbatas. Sehingga memilih untuk liburan di posko pengungsian. *nvi
Komentar