Kondisi Pasien Transplantasi Membaik
“Saya tidak mau hal yang sama terjadi lagi (suami meninggal karena sakit ginjal, red). Saya takut. Saya kasihan anak saya nanti sakitnya tambah parah. Maka saya putuskan mendonorkan ginjal untuk anak” (Tuti Hamidah)
Septian Dirawat di Wing Amerta, Ibunya di Flamboyan
DENPASAR, NusaBali
Pasien yang melakukan transpalantasi ginjal, Septian Ari Wibowo, 29, bersama ibunya, Tuti Hamidah, 51, kini masih dalam tahapan perawatan di RSUP Sanglah, Denpasar. Tuti saat ini dirawat di ruang Flamboyan dan sudah boleh didampingi keluarganya, sedangkan penerima ginjal, yang tak lain adalah anaknya, Septian, masih dalam perawatan intensif tim medis di Ruang Wing Amerta dalam kondisi steril, tidak boleh ada yang menjenguk.
Putra bungsu Tuti, Ahmad Zainudin, menuturkan kelegaannya sebab seusai operasi hingga kini kondisi ibundanya semakin membaik. Kondisi kakaknya pun sudah mulai sadar dan bisa diajak berbicara. Namun sayangnya, Zainudin dan keluarga lainnya tidak bisa berbicara langsung lantaran proses perawatan yang harus dijalani oleh kakaknya yang mengharuskan mereka tidak bisa bertemu.
"Kalau ibu sudah membaik, makan dan minumnya juga sudah bisa lancar. Tapi kakak tidak bisa dijenguk sama sekali. Waktu di ICU kita masih bisa lambaikan tangan dari balik kaca, tapi sekarang benar-benar tidak bisa mbak. Cuma kelihatan kakinya aja," ucap Zainudin, Rabu (20/1) sore.
Tuti saat dijenguk mengaku kondisinya sudah lebih baik. Hanya saja, masih sedikit kesulitan menelan dan merasa mual. Di samping itu di bagian pinggangnya sebelah kiri masih terasa sakit lantaran proses penyembuhan pasca dijahit.
Saat ditanya mengenai kerelaannya mendonorkan ginjalnya, mata Tuti mulai berkaca-kaca. Sebagai seorang ibu, Tuti tentu tidak rela melihat anaknya sakit. Apalagi penyakit yang diderita anaknya serupa dengan yang dialami suaminya tahun 2006 silam hingga meninggalkan Tuti serta anak-anak untuk selama-lamanya.
"Saya tidak mau hal yang sama terjadi lagi (meninggal karena sakit ginjal). Saya takut. Saya kasihan anak saya nanti sakitnya tambah parah. Maka saya putuskan mendonorkan ginjal untuk anak," ucapnya, sedih sambil mengenang kepergian suami.
Betapa degdegannya ia ketika memasuki ruang operasi, sehingga tak hentinya ia berdoa untuk kelancaran proses transplantasi ginjal. Ia pun sangat bersyukur semua telah terlewati. "Barengan masuknya, tapi beda kamar. Degdegan baru masuk kamar itu, rasanya berdebar nggak karuan. Tapi alhamdulilah lancar mbak, saya bersyukur sekali," kenangnya.
Tuturnya, setelah kepergian suami tercinta, hingga kini ia menghidupi diri dengan berjualan kue tradisional khas Rembang, Jawa Tengah. Rencananya, setelah masa pemulihan ia akan kembali ke kampung halamannya di Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
"Iya, saya jualan kue mbak. Jadi selama 2 bulan ini saya serahkan dagangan dan langganan saya sama tetangga depan rumah. Sekarang masa pemulihan saya disini dulu. Setelah sembuh saya mau langsung pulang, sudah kangen rumah," tuturnya.
Sementara istri Septian, Harnia memuturkan, suaminya awalnya memang tidak mau menceritakan penyakit yang dialaminya. Sampai suatu ketika ia melihat suaminya yang bekerja di BPR Syariah di wilayah Kuta itu terlihat pucat dan berat badannya turun drastic. Harnia kemudian menyarankan suaminya untuk cek laboratorium.
"Kalau orang lain lihat kayak nggak sakit. Tapi saya sering lihat mas Septi pucat. Saya sarankan cek lab, dan dibilang kadar racun kreatinin cukup tinggi. Awalnya kami nggak ngerti, ternyata itu berhubungan dengan kerja ginjal," jelasnya yang kini tinggal di wilayah Gatot Subroto Tengah.
Hingga akhirnya Septian memilih untuk transplantasi ginjal, namun Septian masih saja bisa bekerja. Bahkan sebelum ia melakukan transplantasi, Septian sempat mengajak keluarganya untuk jalan-jalan ke Bedugul dan Pantai Pandawa. "Iya sempat jalan-jalan sebelum operasi. Bahkan sempat-sempatnya kerja. Saya suruh dia cuti nggak mau. Tapi sehabis operasi ini suami saya cuti," tuturnya.
Kakak kandung Tuti, Mulika dan Sahabat Tuti, Winarsih juga turut mendampingi proses pemulihan kedua pasien. Bahkan Winarsih rela meninggalkan pekerjaannya di Jawa untuk ikut mendampingi sahabatnya menjalani transplantasi ginjal demi kesembuhan anaknya. "Saya kenal Tuti udah lama, waktu anaknya masih kecil-kecil. Tetanggaan sudah dari dulu, dan sudah seperti saudara sendiri. Kami mohon doanya ya mbak, semoga keluarga kami lekas pulih," harapnya. 7 i
Komentar