Polisi Bikin Sketsa Wajah Pelaku Teror
Tim gabungan Pemkab Buleleng dan TNI/Polri lakukan sweeping penduduk pendatang secara serentak di semua kawasan kecamatan, Rabu (20/1), pasca munculnya surat berisi teror ancaman bom.
Pasca Teror di Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Selain itu, kepolisian juga siapkan sketsa wajah pengirim surat teror bom ke Kantor Camat Buleleng.
Dalam sweeping yang digelar serentak di Buleleng, Rabu kemarin, ada 775 penduduk pendatang yang terjaring razia dan mendapatkan sanksi tipiring (tindak pidana ringan). Mereka adalah penduduk pendatang (duktang) yang tidak mendaftarkan diri ke pemerintahan desa setempat. Sebagian besar dari mereka adalah buruh bangunan asal Jawa.
Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, menegaskan duktang yang terjaring razia ini langsung diberikan sanksi. Bagi duktang yang tak jelas tujuannya tinggal di Buleleng dan tidak melaporkan diri, didenda Rp 250.000. Mereka juga terrancam akan dipulangkan ke daerah asalnya.
Sedangkan untuk buruh proyek yang bekerja di wilayah Buleleng dan dijaminkan oleh orang yang mempekerjakan mereka, kata Wabup Sutjidra, harus melengkapi identitas diri dan dijelaskan dalam jangka berapa lama akan tinggal di Gumi Panji Sakti. “Buat sementara waktu, kita instruksikan kepada masing-masing kecamatan untuk tidak mengeluarkan KIPS (Kartu Identitas Penduduk Sementara),” tandas Wabup Sutjidra di Singaraja, Rabu kemarin.
Sementara, dalam sweeping duktang serentak di semua kawasaan di Buleleng, Rabu kemarin, sempat ditemukan dua sepeda motor yang berplat AG yang dicurigai sebelumnya dipakai pelaku mengantar seurat ancaman teror bom ke Kantor Camat Buleleng. Kedua motor berplat AG ini ditemukan di proyek Air Sanih, Kecamatan Kubutambahan, masing-masing Honda Supra (hitam) nopol AG 2277 KM dan Yamaha Vega nopol AG 3332 FA. Namun, setelah dicocokkan dengan ciri-ciri motor yang dibawa pengantar surat ancaman bom ke Kantor Camat Buleleng, Senin (18/1) pagi, ternyata kedua motor berplat AG ini dinyatakan beda.
Kapolres Buleleng, AKBP Harry Hariadi Bajuri, mengatakan sampai saat ini pihaknya terus melakukan penyisiran dan pendataan terkait pelaku ancaman terror bom melalui surat tersebut. Polisi juga telah memeriksa tiga saksi dari poegawai internal Kantor Camat Buleleng. Termasuk di antaranya Ida bagus Wismartha, 28, sopir Camat Buleleng Dewa Putu Ardika yang menerima surat ancaman teror bom dari orang tak dikenal, Senin pagi.
Selain itu, kata Harry, pihaknya juga memeriksa rekaman CCTV mengarah ke jalan raya dari tiga pengusaha yang bersebelahan dengan Kantor Camat Buleleng. Hanya saja, polisi tidak dapat mengidentifikasi kendaraan dan pengantar surat misterius tersebut, karena jarak rekamnya sangat jauh. “dari rekaman CCTV, kelihatan memang ada sepeda motor yang melintas, tapi tidak jelas nomor platnya,” kata Harry.
Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Anton Charliyan menyatakan sketsa wajah pelaku teror ancaman bom melalui surat di Buleleng telah digambar pihak kepolisian. "Pelaku masih diidentifikasi dengan gambar sketsa, karena pelaku yang menyerahkan surat ke sopir camat," ujar Anton Charliyan dikutip detikcom terpisah di Mabes Polri, jakarta Selatan, Rabu kemarin.
Dari pengakuan saksi mata, kata Anton, pelaku diketahui mengenakan jaket hitam, pakai helm KYT, dan sepeda motor plat AG. Menurut Anton, jenis dan nomor polisi motor tersebut telah diketahui, namun harus dipastikan lagi apakah nomornya asli atau tidak. "Apakah nomor plat motornya asli atau tidak, masih dalam penyelidikan. Mudah-mudahan (pelaku) secepatnya bisa ditangkap," katanya.
Polisi, lanjut Anton, juga tidak serta merta mempercayai isi surat teror ancaman bom yang mengatakan bahwa mereka adalah jaringan teror peledakan bom dan penembakan di seputar Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Kamis (14/1) lalu. "Dalam suratnya kan mereka ngaku begitu (jaringan teror MH Tamrin). Ini harus dibuktikan.”
Sedangkan kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan setelah diselidiki, ternyata surat ancaman teror bom di Buleleng tidak terbukti kebenarannya. "Kita sudah lakukan penyidikan, semua tidak benar," ujar Badrodin sembari meminta agar seluruh isu yang berkembang dapat berhenti.
Aksi teror melalui surat berisi ancaman bom itu sendiri bikin geger segenap pegawai Kantor Camat Buleleng di Singaraja, Senin pagi pukul 08.30 Wita. Peristiwa bermula saat sopir Camat Buleleng, IB Wismartha, sedang menyiapkan mobil bagi atasannya yang akan hadiri rapat Forum Komunikasi Kepala Desa/Lurah di Lovina, Kecamatgan Seririt.
Tiba-tiba, sopir asal Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng ini melihat seorang pria tak dikenal kelihatan bingung di depan Kantor Camat. Setelah dihampiri, pria tak dikenal tersebut menyerahkan surat. Ternyata, isi surat tersebut cukup mencengangkan, berupa ancaman bom bunuh diri yang disebutkan siap meledak.
Surat tersebut diawali dengan tulisan Arab yang terbaca Allah’u Akbar. Kemudian, di baris kedua, pengirim menulis tujuan surat yang ditujukan kepada seluruh kepala wilayah kota. Sedangkan di baris berikutnya, pengirim surat menyatakan dirinya adalah anggota jaringan teror bom Sarinah yang sudah memasuki wilayah Bali, di antaranya di Denpasat dan Singaraja.
Sedangkan pada alenia kedua, disebutkan bahwa setelah melakukan pengeboman di Sarinah, mereka siap meledakkan kota yang disebutkan di atas (Denpasar dan Singaraja). Disebutkan, teror bom dan serangan akan dilakukan di pusat perbelanjaan, perkantoran, dan pusat wisata. Tak puas dengan ancaman dua alenia tersebut, di bagian bawah kembali dituliskan kata-kata ancaman bahwa mereka tidak main-main dan siap untuk meledakkan diri. 7 k23
Komentar