Puskesmas Kekurangan Tenaga Administrasi
Dinas Kesehatan Bangli masih kekurangan tenaga admisnistrasi untuk ditempatkan di puskesmas.
BANGLI, NusaBali
Selama ini, tenaga medis di puskesmas merangkap sebagai pegawai administrasi. Idealnya, di setiap puskesmas terdapat 4 tenaga kebersihan. Solusinya, anggota DPRD Bangli meminta mengoptimalkan pemanfaatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk tenaga administrasi di puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan Bangli, I Nengah Nadi mengungkapkan tenaga administrasi yang dibutuhkan di masing-masing puskesmas 4 orang. “Untuk seluruh puskesmas kami membutuhkan tenaga admisitrasi sebanyak 48 orang,” ungkap Nadi saat rapat kerja Komisi I DPRD Bangli bersama Dinas Kesehatan Bangli di kantor DPRD Bangli, Senin (6/11). Nadi mengaku telah mengusulkan tambahan tenaga administrasi ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bangli.
Nadi berharap tahun depan tenaga administrasi sudah terisi. “Tenaga administrasi minimal lulusan D3 Komputer serta D3 Ekonomi,” pintanya. Pada rapat kerja itu, Nadi juga menyampaikan memerlukan tenaga sopir. Sebab tidak ada pengamudi mobil ambulance. Dikatakan, rata-rata puskesmas hanya memiliki seorang sopir, idealnya ada dua orang sopir. Nadi berharap BKD Bangli segera mengisi kekosongan tenaga administrasi dan sopir di puskesmas untuk optimalisasi pelayanan kepada masyarakat.
Ketua Komisi I DPRD Bangli, Made Bawa meminta Dinas Kesehatan Bangli mengusulkan kekurangan tenaga administrasi dan sopir ke BKD. Kemudian tenaga PTT yang ada di instansi lain bisa diarahkan ke puskesmas. “Biar tidak menumpuk, PTT yang berlebih di Organisasi Perangkat Daerah bisa diarahkan untuk ditempatkan di puskesmas,” saran Made Bawa. Sementara anggota Komisi I DPRD Bangli, I Wayan Wedana menekankan pada pelayanan puskesmas. Ia berharap pelayanan puskesmas ditingkatkan, termasuk menambah layanan rawat inap.
Dinas Kesehatan Bangli memiliki 5 puskesmas rawat inap, dua di Kecmatan Susut dan tiga di Kecamatan Kintamani. Puskesmas rawat inap itu yakni Puskesmas Susut I di Desa Tiga, Puskesmas Susut II di Desa Yangapi, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani III, dan Puskesmas Kintamani V. Sedangkan jumlah puskesmas pembantu (Pustu) sebanyak 59 unit tersebar di empat kecamatan. *e
Kepala Dinas Kesehatan Bangli, I Nengah Nadi mengungkapkan tenaga administrasi yang dibutuhkan di masing-masing puskesmas 4 orang. “Untuk seluruh puskesmas kami membutuhkan tenaga admisitrasi sebanyak 48 orang,” ungkap Nadi saat rapat kerja Komisi I DPRD Bangli bersama Dinas Kesehatan Bangli di kantor DPRD Bangli, Senin (6/11). Nadi mengaku telah mengusulkan tambahan tenaga administrasi ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bangli.
Nadi berharap tahun depan tenaga administrasi sudah terisi. “Tenaga administrasi minimal lulusan D3 Komputer serta D3 Ekonomi,” pintanya. Pada rapat kerja itu, Nadi juga menyampaikan memerlukan tenaga sopir. Sebab tidak ada pengamudi mobil ambulance. Dikatakan, rata-rata puskesmas hanya memiliki seorang sopir, idealnya ada dua orang sopir. Nadi berharap BKD Bangli segera mengisi kekosongan tenaga administrasi dan sopir di puskesmas untuk optimalisasi pelayanan kepada masyarakat.
Ketua Komisi I DPRD Bangli, Made Bawa meminta Dinas Kesehatan Bangli mengusulkan kekurangan tenaga administrasi dan sopir ke BKD. Kemudian tenaga PTT yang ada di instansi lain bisa diarahkan ke puskesmas. “Biar tidak menumpuk, PTT yang berlebih di Organisasi Perangkat Daerah bisa diarahkan untuk ditempatkan di puskesmas,” saran Made Bawa. Sementara anggota Komisi I DPRD Bangli, I Wayan Wedana menekankan pada pelayanan puskesmas. Ia berharap pelayanan puskesmas ditingkatkan, termasuk menambah layanan rawat inap.
Dinas Kesehatan Bangli memiliki 5 puskesmas rawat inap, dua di Kecmatan Susut dan tiga di Kecamatan Kintamani. Puskesmas rawat inap itu yakni Puskesmas Susut I di Desa Tiga, Puskesmas Susut II di Desa Yangapi, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani III, dan Puskesmas Kintamani V. Sedangkan jumlah puskesmas pembantu (Pustu) sebanyak 59 unit tersebar di empat kecamatan. *e
1
Komentar