Pastika Ingatkan Krama Bali Tak Pilih Pemimpin ‘Sembako’
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika ingatkan krama Bali yang menghadapi Pilkada di 6 kabupaten dan kota pada 9 Desember 2015 mendatang cerdas dalam memilih pemimpin.
DENPASAR, NusaBali
Masyarakat diimbau agar jangan memilih pemimpin hanya karena mendapat pembagian Sembako (Sembilan Bahan Kebutuhan Pokok). Sementara mantan Komisioner KPU RI, I Gusti Putu Artha mengimbau masyarakat tidak memilih pemimpin dengan latar belakang partai saja.
Penegasan itu disampaikan Gubernur Pastika saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Minggu (11/10). Lebih jauh Pastika menjelaskan, mereka yang hanya mengandalkan uang atau sembako dalam proses pemilihan, nantinya hanya akan jadi sosok pemimpin yang jauh dari harapan masyarakat.
Dalam memilih pemimpin, Pastika menyarankan agar masyarakat menimbang dan menguji kualitas dan kemampuan calon pemimpin melalui visi dan misi yang mereka tawarkan. “Tentukan pilihan dengan nurani dan nalar. Sebab masa depan Bali ada di tangan kita,” ujar Pastika di hadapan krama Bali yang lalulalang di Lapangan Niti Mandala Denpasar, kemarin.
Selain bicara mengenai sosok calon pemimpin, dalam kesempatan itu Pastika juga mengajak masyarakat senantiasa mengedepankan semangat optimis dalam menjalani kehidupan. Menurutnya, seorang yang selalu optimis akan mampu memecahkan setiap persoalan tengah dihadapi. “Orang yang pesimis akan selalu bilang ‘sulit’, sebaliknya mereka yang optimis selalu bilang ‘bisa’,” urainya.
Selain Gubernur Pastika, PB3AS kemarin juga diisi orasi pendidikan politik oleh Mantan Komisioner KPU, I Gusti Putu Artha. Dalam orasinya, Artha mengingatkan masyarakat agar jangan apatis terhadap proses pemilihan pemimpin. Menurutnya, kebutaan yang paling berbahaya adalah buta politik. “Jangan apatis terhadap proses pemilihan,” tegas Artha.
Dia menilai, sikap apatis sebagian masyarakat akan memberi peluang bagi mereka yang tak cerdas dalam proses pengambilan keputusan. Karena itu, pihaknya mendorong agar lembaga terkait terus memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat agar menggunakan hak pilihnya dan tak salah dalam menentukan pilihan. “Pilih pemimpin yang revolusioner, kreatif. Jangan menentukan pilihan hanya karena latar belakang partai,” tandas Artha.
Komentar