6.000 Pengungsi Tinggalkan Klungkung
20 tenda ukuran besar yang disiapkan petugas, sudah kosong dari pengungsi.
SEMARAPURA, NusaBali
Hari Raya Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (1/11) dan Kuningan, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (11/11), menjadikan momen tepat bagi para pengungsi asal Karangasem di Klungkung untuk pulang ke kampong masing-masing. Kondisi itu membuat sejumlah posko pengungsian di wilayah ini, lengang.
Seperti pantauan di Posko Induk GOR Swecapura, Desa Gelgel, Klungkung, Senin (6/11) siang, 20 tenda ukuran besar yang disiapkan petugas, sudah kosong dari pengungsi. Data di posko ini, pengungsi yang tercatat pulang permanen dan melapor secara resmi kepada petugas, hingga Senin siang kemarin, mencapai 6.000 jiwa. Pengungsi di Klungkung sebelumnya mencapai 18.000 jiwa. Hingga kini, pengungsi di Klungkung masih sekitar 12.000 jiwa. Namun di luar data itu, petugas memprediksi masih banyak pengungsi sudah pulang kampung. “Setelah kami cek di sejumlah posko memang ada yang kosong. Namun pengungsi pulang itu, belum melapor secara resmi. Apakah mereka pulang secara permanen atau karena momen hari raya ini. Ini belum jelas,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada.
Kata dia, pengungsi yang pulang permanen sudah diantar oleh petugas hingga ke kampung halaman masing-masing. Sementara itu, ratusan pengungsi juga kembali pulang pada Senin kemarin. Di antaranya pukul 08.45 Wita, pengungsi di Posko Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan, Klungkung, pulang menuju Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem (KRB II), Jumlahnya 108 KK/376 jiwa, menggunakan satu unit bus. Pukul 09.00 Wita, pengungsi di posko Banjar Jelantik Mamoran, Desa Tojan, Klungkung, pulang menuju Banjar Pegubugan, Desa Duda, Banjar Griana Kangin dan Banjar Griyana Kauh serta Banjar Tengah dan Banjar Langon, Kecamatan Selat, Karangasem (KRB II dan KRB I) dengan jumlah 46 KK/263 jiwa menggunakan kendaraan pribadi baik truk, pick up maupun sepeda motor.
Pukul 09.00 Wita, pengungsi di Posko Banjar Patus, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, pulang menuju Banjar Griyana Kauh, Desa Duda, 32KK/ 124 jiwa menggunakan dua unit bus. Petugas juga memulangkan belasan ekor sapi bersama pemiliknya. “Jika mereka kembali lagi mengungsi ke Klungkung akibat aktivitas vulaknik Gunung Agung meningkat, Pemkab siap menerima dan memberikan pelayanan dengan baik,” ujar Widiada.
Widiada mengharapkan, para pengungsi di zona KRB III di tingkat banjar agar untuk merapat ke Posko Induk GOR Swecapura. Langkah ini untuk memudahkan pendistribusian logistik dan pendataan.
Sementara itu, meskipun tenda-tenda besar di GOR Swecapura sudah ditinggalkan oleh pengungsi, namun pada tenda kecil masih ditempati oleh sejumlah pengungsi. Nampak dua bocah asik bermain di dalam tenda tesebut. Mereka adalah I Putu Adita Pramana,10, dan adiknya, Kadek Deva Dwipayana,8. “Ayah saya sudah pulang kampung sejak beberapa hari lalu, di sini hanya tinggal sama ibu saja. Sore baru pulang usai jualan di wilayah Desa Kusamba, Dawan, Klungkung,” ujar Adita Pramana, seorang bocah pengungsi asal Banjar Gede, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem. Selain GOR Swecapurra yang lengang, pada salah satu tenda banyak berserakan pakaian bekas yang tidak digunakan oleh pengungsi. Karena pekaian tersebut banyak yang sudah rusak.*wa
Seperti pantauan di Posko Induk GOR Swecapura, Desa Gelgel, Klungkung, Senin (6/11) siang, 20 tenda ukuran besar yang disiapkan petugas, sudah kosong dari pengungsi. Data di posko ini, pengungsi yang tercatat pulang permanen dan melapor secara resmi kepada petugas, hingga Senin siang kemarin, mencapai 6.000 jiwa. Pengungsi di Klungkung sebelumnya mencapai 18.000 jiwa. Hingga kini, pengungsi di Klungkung masih sekitar 12.000 jiwa. Namun di luar data itu, petugas memprediksi masih banyak pengungsi sudah pulang kampung. “Setelah kami cek di sejumlah posko memang ada yang kosong. Namun pengungsi pulang itu, belum melapor secara resmi. Apakah mereka pulang secara permanen atau karena momen hari raya ini. Ini belum jelas,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada.
Kata dia, pengungsi yang pulang permanen sudah diantar oleh petugas hingga ke kampung halaman masing-masing. Sementara itu, ratusan pengungsi juga kembali pulang pada Senin kemarin. Di antaranya pukul 08.45 Wita, pengungsi di Posko Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan, Klungkung, pulang menuju Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem (KRB II), Jumlahnya 108 KK/376 jiwa, menggunakan satu unit bus. Pukul 09.00 Wita, pengungsi di posko Banjar Jelantik Mamoran, Desa Tojan, Klungkung, pulang menuju Banjar Pegubugan, Desa Duda, Banjar Griana Kangin dan Banjar Griyana Kauh serta Banjar Tengah dan Banjar Langon, Kecamatan Selat, Karangasem (KRB II dan KRB I) dengan jumlah 46 KK/263 jiwa menggunakan kendaraan pribadi baik truk, pick up maupun sepeda motor.
Pukul 09.00 Wita, pengungsi di Posko Banjar Patus, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, pulang menuju Banjar Griyana Kauh, Desa Duda, 32KK/ 124 jiwa menggunakan dua unit bus. Petugas juga memulangkan belasan ekor sapi bersama pemiliknya. “Jika mereka kembali lagi mengungsi ke Klungkung akibat aktivitas vulaknik Gunung Agung meningkat, Pemkab siap menerima dan memberikan pelayanan dengan baik,” ujar Widiada.
Widiada mengharapkan, para pengungsi di zona KRB III di tingkat banjar agar untuk merapat ke Posko Induk GOR Swecapura. Langkah ini untuk memudahkan pendistribusian logistik dan pendataan.
Sementara itu, meskipun tenda-tenda besar di GOR Swecapura sudah ditinggalkan oleh pengungsi, namun pada tenda kecil masih ditempati oleh sejumlah pengungsi. Nampak dua bocah asik bermain di dalam tenda tesebut. Mereka adalah I Putu Adita Pramana,10, dan adiknya, Kadek Deva Dwipayana,8. “Ayah saya sudah pulang kampung sejak beberapa hari lalu, di sini hanya tinggal sama ibu saja. Sore baru pulang usai jualan di wilayah Desa Kusamba, Dawan, Klungkung,” ujar Adita Pramana, seorang bocah pengungsi asal Banjar Gede, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem. Selain GOR Swecapurra yang lengang, pada salah satu tenda banyak berserakan pakaian bekas yang tidak digunakan oleh pengungsi. Karena pekaian tersebut banyak yang sudah rusak.*wa
1
Komentar