Atlet PON Bali Dijatah Rp 40 Juta
Atlet Bali yang diproyeksikan di PON dikalkulasi mendapat ‘vitamin’ sekitar Rp 40 juta yang dananya diambilkan dari anggaran kontingen PON Bali.
DENPASAR, NusaBali
Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi benar-benar menghitung matang soal pembagian anggaran dana PON Jawa Barat XIX September 2016. Betapa tidak, selain menghitung secara teknis kalkulasi perolehan medali dan target peringkat berdasarkan peluang atlet, urusan pengeluaran dana benar-benar diproyeksikan tepat guna.
KONI Bali menganggarkan Rp 40 juta untuk satu atlet dalam setahun, bagi atlet yang akan turun dalam multi even empat tahunan di PON Jabar. "Setelah kami rinci, anggaran untuk atlet rinciannya sekitar dapat Rp 40 juta untuk satu atlet. Dan, itu sudah termasuk sarana-prasarana dan persiapan. Jadi uang Rp 40 miliar setelah dianggarkan ke sejumlah pos memang hasilnya sangat kecil," ujar Suwandi, di KONI Bali, Kamis (21/1).
Diplot sekitar Rp 40 juta per satu atlet itu, jika dihitung persiapan atlet selama PON Jabar yakni selama 8 bulan. Jika dikalkulasi per bulan rata-rata mereka digelontor Rp 5 juta. Mengingat, PON tinggal 8 bulan lagi bahkan kurang. "Jadi jangan berpikir anggaran Rp 40 miliar itu sangat besar. Dan, kami telah biasa menghitung secara kalkulasi itu. Hasilnya memang berkisar seperti itu. Makanya kami ingin ada pembatasan atlet dan target kepada atlet yang akan dikirim memang benar-benar proyeksi untuk meraih medali," tegas Suwandi.
Mantan Ketum KONI Badung itu mengatakan, jadi setelah dihitung secara detail hasilnya untuk atlet itu memang sangat kecil. Terus bagaimana mau berprestasi, jika anggaran atlet per bulan Rp 5 juta dan itu sudah termasuk keperluan sarana-prasarana. Ini yang memang menjadi dasar pemikiran KONI untuk terus memonitor secara selektif nantinya atlet yang akan diturunkan dalam PON 2016.
Bayangkan saja, DI Jogjakarta lebih ekstrim. Mereka dapat Rp 125 juta untuk atlet yang benar-benar diperkirakan mendapatkan medali emas. DP diberikan 50 juta, sisanya nanti menyusul. Sementara atlet dengan grade di bawah itu sangat kecil sekali.
Mereka menggunakan teknis ini diperas untuk atlet yang memang berpotensi dan telah terbukti beberapa kali di kerjurnas meraih medali. Namun begitu, Bali akan melakukan upaya strategi lain untuk urusan anggaran. Misalnya, untuk tiket Pesawat dan bayar hotel. Tiket garuda bisa saja diarahkan ke Citylink, atau Lion Air. Termasuk hotel 1 kamar bertiga dijadikan berempat, dan kalau urusan makan memang tidak sampai diperas. "Ini dilakukan untuk bisa diarahkan ke pos anggaran lain yang lebih bermanfaat. Tetapi, harus diatur efisiensi tanpa mengurangi prestasi," kata Suwandi.7dek
1
Komentar