PDIP Andalkan KBS–Ace
Koster menargetkan meraih suara minimal sebesar 65 persen di Pilgub Bali 2018.
JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengumumkan pasangan I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace sebagai pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Bali di Pilgub Bali 2018 mendatang. Megawati minta masyarakat Bali mendukung paket Koster–Ace, dan kepada calon lain yang telah mendaftar di PDIP untuk legowo menerima keputusan tersebut.
“Jadi orangnya kurus kecil. Ya biar kalau dia yang saya suruh ya, saya jadikan dia. Tapi setelah lihat (dia) pintar juga, dia ini, doktor, insinyur, pakai (gelar) MM. Namanya I Wayan Koster,” ujar Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam rakor pengumuman Calon Gubernur–Calon Wagub Bali di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11). Megawati didampingi Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Made Urip, Ketua Bidang Keanggotaan dan Kaderisasi DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Wakil Sekjen Bidang Kerakyatan DPP PDIP Eriko Sotarduga, dan Ketua DPP PDIP Bambang DH.
“Dia kelahiran Buleleng, 20 Oktober 1962. Dia masih muda dibandingkan saya. Dia lulusan S1 ITB dan sudah tiga kali menjadi anggota DPR RI,” imbuh Megawati. Selanjutnya Megawati menyebutkan ciri-ciri yang mendampingi Koster di Pilgub Bali 2018. Sosok itu telah dikenal Megawati sejak lama.
“Dia senang menari, orangnya lebih tinggi dari Koster. Dia insinyur teknik. Dia dari Ubud dan pernah menjadi Bupati Gianyar periode 2008-2013. Dia unggul di kebudayaan. Dia adalah Cok Ace. Dia saya ambil sebagai Cawagub,” tutur Megawati.
Megawati memasangkan I Wayan Koster (Koster Bali Satu alias KBS) dengan Cok Ace. Pemilihan Cok Ace menurut Megawati sudah dipertimbangkan setelah menyeleksi bakal calon lainnya. “Ini pasangan berdua saya minta masyarakat, terutama Bali, mohon doa restu, tolong bantu saya supaya dua orang ini jadi. Saya merem saja deh, masa orang Bali nggak sayang sama saya,” kata Megawati.
Mudah-mudahan, lanjut Megawati, kedua orang tersebut menjadi satu kesatuan pemimpin dan tidak terpisahkan lantaran dalam menentukan keduanya, ia telah berpikir panjang. Sampai-sampai dia harus mengotak-atik siapa yang tepat dipasangkan untuk maju di Pilgub Bali 2018. Ia meminta kepada kandidat lain yang telah mendaftarkan diri ke PDIP, tetapi tidak terpilih, menerima dengan legowo.
“Saya memasang mereka di Pilgub Bali. Mohon doa restu dari masyarakat agar mereka menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali,” ujarnya. Megawati mengatakan, tidak mudah memilih kepala daerah dari PDIP. Apalagi tahun depan (2018) ada 171 pilkada serentak.
Oleh karena itu, perlu memilih secara hati-hati agar dapat menang di pilkada serentak. Caranya mendengarkan aspirasi dari rakyat, mendengarkan usulan-usulan yang ada, tidak SARA, dan berdasarkan hasil fit and proper test.
Alhasil, survei bukan menjadi patokan utama dalam menentukan kepala daerah dari PDIP. Sebagai Ketum DPP PDIP, Megawati harus memilih secara objektif, tak berdasarkan suka atau tidak suka.Megawati berharap, PDIP menang di Pilgub Bali 2018 nanti. Ia tidak ingin kejadian 2013 lalu terulang lagi. Dimana PDIP kalah di kandang Banteng. Namun kalah dengan terhormat, lantaran mengedepankan nilai-nilai positif dan tidak dengan segala cara.
Ketua DPP PDIP I Made Urip menambahkan, pemilihan KBS–Ace sebagai Cagub-Cawagub Bali dari PDIP dilakukan dengan penuh pertimbangan. Antara lain elektabilitas mereka tinggi, visi dan misi membangun Bali ke depan bagus, serta punya komitmen selamatkan Bali baik dari adat dan ekosistemnya. “Dengan diusungnya mereka, target kami menang di Pilgub Bali,” ucap Urip.
Pengumuman Cagub–Cawagub Bali dihadiri pula oleh kandidat yang mendaftar sebagai Cagub–Cawagub di PDIP. Mereka adalah Ni Putu Eka Wiryastuti, I Gusti Agung Rai Wirajaya, dan Putu Agus Suradnyana. Agus Suradnyana yang kini menjabat Bupati Buleleng ini menerima keputusan tersebut. Menurutnya, dia ikut mendaftar karena ingin meramaikan bursa Cagub–Cawagub Bali.
Berhubung DPP PDIP telah merekomendasikan KBS–Ace, dia siap memenangkan pasangan tersebut. Apalagi Koster berasal dari daerahnya. “Saya siap memenangkan mereka. Minimal mendapat suara di Buleleng seperti saat saya menjadi calon bupati kemarin,” kata Agus Suradnyana.
Dia pun segera melakukan konsolidasi di daerahnya serta menggelorakan, kalau Cagub Bali berasal dari Buleleng sehingga masyarakat setempat memilih dan menjadikan Koster sebagai orang nomor satu di Bali. Hal senada dikatakan Ni Putu Eka Wiryastuti. “Astungkara, kami dukung penuh kader yang ditunjuk dan wajib memenangkannya,” tandas Eka Wiryastuti yang kini menjabat Bupati Tabanan.
Sebagai Cagub dari PDIP, Koster menyatakan sangat berterimakasih atas rekomendasi yang diberikan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Koster berharap dengan kepercayaan itu bisa menang di Pilgub Bali 2018. Dia menargetkan meraih suara minimal sebesar 65 persen. “Caranya dengan melakukan konsolidasi partai agar tetap solid dan fokus. Lalu menggarap enam kabupaten di Bali yang merupakan basis dari PDIP, karena dipimpin oleh kader,” paparnya.
Keenam kabupaten itu adalah Tabanan, Badung, Jembrana, Buleleng, Bangli, dan Gianyar. Usai pengumuman Cagub–Cawagub, KBS–Ace dan kader PDIP lainnya langsung berangkat ke Pura Gunung Salak untuk sembahyang. “Karena hari ini (Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu kemarin) hari Kuningan juga, kami sembahyang ke sana,” ucapnya. *k22
“Jadi orangnya kurus kecil. Ya biar kalau dia yang saya suruh ya, saya jadikan dia. Tapi setelah lihat (dia) pintar juga, dia ini, doktor, insinyur, pakai (gelar) MM. Namanya I Wayan Koster,” ujar Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam rakor pengumuman Calon Gubernur–Calon Wagub Bali di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11). Megawati didampingi Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Made Urip, Ketua Bidang Keanggotaan dan Kaderisasi DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Wakil Sekjen Bidang Kerakyatan DPP PDIP Eriko Sotarduga, dan Ketua DPP PDIP Bambang DH.
“Dia kelahiran Buleleng, 20 Oktober 1962. Dia masih muda dibandingkan saya. Dia lulusan S1 ITB dan sudah tiga kali menjadi anggota DPR RI,” imbuh Megawati. Selanjutnya Megawati menyebutkan ciri-ciri yang mendampingi Koster di Pilgub Bali 2018. Sosok itu telah dikenal Megawati sejak lama.
“Dia senang menari, orangnya lebih tinggi dari Koster. Dia insinyur teknik. Dia dari Ubud dan pernah menjadi Bupati Gianyar periode 2008-2013. Dia unggul di kebudayaan. Dia adalah Cok Ace. Dia saya ambil sebagai Cawagub,” tutur Megawati.
Megawati memasangkan I Wayan Koster (Koster Bali Satu alias KBS) dengan Cok Ace. Pemilihan Cok Ace menurut Megawati sudah dipertimbangkan setelah menyeleksi bakal calon lainnya. “Ini pasangan berdua saya minta masyarakat, terutama Bali, mohon doa restu, tolong bantu saya supaya dua orang ini jadi. Saya merem saja deh, masa orang Bali nggak sayang sama saya,” kata Megawati.
Mudah-mudahan, lanjut Megawati, kedua orang tersebut menjadi satu kesatuan pemimpin dan tidak terpisahkan lantaran dalam menentukan keduanya, ia telah berpikir panjang. Sampai-sampai dia harus mengotak-atik siapa yang tepat dipasangkan untuk maju di Pilgub Bali 2018. Ia meminta kepada kandidat lain yang telah mendaftarkan diri ke PDIP, tetapi tidak terpilih, menerima dengan legowo.
“Saya memasang mereka di Pilgub Bali. Mohon doa restu dari masyarakat agar mereka menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali,” ujarnya. Megawati mengatakan, tidak mudah memilih kepala daerah dari PDIP. Apalagi tahun depan (2018) ada 171 pilkada serentak.
Oleh karena itu, perlu memilih secara hati-hati agar dapat menang di pilkada serentak. Caranya mendengarkan aspirasi dari rakyat, mendengarkan usulan-usulan yang ada, tidak SARA, dan berdasarkan hasil fit and proper test.
Alhasil, survei bukan menjadi patokan utama dalam menentukan kepala daerah dari PDIP. Sebagai Ketum DPP PDIP, Megawati harus memilih secara objektif, tak berdasarkan suka atau tidak suka.Megawati berharap, PDIP menang di Pilgub Bali 2018 nanti. Ia tidak ingin kejadian 2013 lalu terulang lagi. Dimana PDIP kalah di kandang Banteng. Namun kalah dengan terhormat, lantaran mengedepankan nilai-nilai positif dan tidak dengan segala cara.
Ketua DPP PDIP I Made Urip menambahkan, pemilihan KBS–Ace sebagai Cagub-Cawagub Bali dari PDIP dilakukan dengan penuh pertimbangan. Antara lain elektabilitas mereka tinggi, visi dan misi membangun Bali ke depan bagus, serta punya komitmen selamatkan Bali baik dari adat dan ekosistemnya. “Dengan diusungnya mereka, target kami menang di Pilgub Bali,” ucap Urip.
Pengumuman Cagub–Cawagub Bali dihadiri pula oleh kandidat yang mendaftar sebagai Cagub–Cawagub di PDIP. Mereka adalah Ni Putu Eka Wiryastuti, I Gusti Agung Rai Wirajaya, dan Putu Agus Suradnyana. Agus Suradnyana yang kini menjabat Bupati Buleleng ini menerima keputusan tersebut. Menurutnya, dia ikut mendaftar karena ingin meramaikan bursa Cagub–Cawagub Bali.
Berhubung DPP PDIP telah merekomendasikan KBS–Ace, dia siap memenangkan pasangan tersebut. Apalagi Koster berasal dari daerahnya. “Saya siap memenangkan mereka. Minimal mendapat suara di Buleleng seperti saat saya menjadi calon bupati kemarin,” kata Agus Suradnyana.
Dia pun segera melakukan konsolidasi di daerahnya serta menggelorakan, kalau Cagub Bali berasal dari Buleleng sehingga masyarakat setempat memilih dan menjadikan Koster sebagai orang nomor satu di Bali. Hal senada dikatakan Ni Putu Eka Wiryastuti. “Astungkara, kami dukung penuh kader yang ditunjuk dan wajib memenangkannya,” tandas Eka Wiryastuti yang kini menjabat Bupati Tabanan.
Sebagai Cagub dari PDIP, Koster menyatakan sangat berterimakasih atas rekomendasi yang diberikan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Koster berharap dengan kepercayaan itu bisa menang di Pilgub Bali 2018. Dia menargetkan meraih suara minimal sebesar 65 persen. “Caranya dengan melakukan konsolidasi partai agar tetap solid dan fokus. Lalu menggarap enam kabupaten di Bali yang merupakan basis dari PDIP, karena dipimpin oleh kader,” paparnya.
Keenam kabupaten itu adalah Tabanan, Badung, Jembrana, Buleleng, Bangli, dan Gianyar. Usai pengumuman Cagub–Cawagub, KBS–Ace dan kader PDIP lainnya langsung berangkat ke Pura Gunung Salak untuk sembahyang. “Karena hari ini (Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu kemarin) hari Kuningan juga, kami sembahyang ke sana,” ucapnya. *k22
Komentar