Pria Asal Temanggung Terseret Arus saat Berenang di Kuta
Dalam waktu singkat, korban hilang dari pandangan. Melihat korban terseret arus, teman korban melaporkan kejadian tersebut kepada Balawista Pantai Kuta.
MANGUPURA, NusaBali
Mendapat laporan itu, regu penyelamat pantai itu langsung turung ke lokasi tempat kejadian korban hilang. Demi menyelamatkan nyawa korban, pihak Balawista berkoordinasi dengan Basarnas Kelas I Denpasar.
Informasi yang diperoleh dari Humas Basarnas Kelas I Denpasar Ayu seizin Kepala Kantor SAR Denpasar Ketut Gede Ardana SE, korban bersama temannya berenang di pantai depan Hotel The Stone. Ayu menuturkan pihak Basarnas baru mendapatkan informasi sekitar satu jam setelah korban dinyatakan hilang.
Sebanyak 14 personel dari Kantor SAR Denpasar dikerahkan ke lokasi. Untuk mempercepat proses pencarian tim SAR melibatkan personel dari KN SAR Arjuna yang berada di Benoa berjumlah 3 orang. Alat utama yang digunakan di antaranya 1 unit rescue truck, 1 unit rescue car type I unit, 1 unit rubber boat, 1 unit jetski, dan peralatan SAR air. Tim SAR gabungan melakukan penyisiran dengan fokus utama di sekitar area korban, yang disebut-sebut bekerja di salah satu pusat perbelanjaan di Kuta, itu terseret arus.
Setelah berjam-jam pencarian, akhirnya korban yang diketahui tinggal di Pondok Satria, Gang Kingkong, Banjar Kubu Anyar, Kuta, ditemukan tak bernyawa sekitar pukul 12.25 Wita. Jasad Sutarlan ditemukan tak jauh dari titik dia tenggelam, berjarak beberapa meter dari bibir pantai.
“Saat ditemukan, tubuhnya sudah terbujur kaku dengan pakaian masih melekat di tubuhnya, kaos hitam serta celana pendek berwarna hijau. Selanjutnya korban dievakuasi menuju RSUP Sanglah dengan menggunakan ambulans Balawista Badung. Kami mengimbau para pengunjung agar selalu berhati-hati saat melakukan aktivitas di laut. Tak ada yang bisa memprediksi kondisi alam,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah kepala pengawas Balawista Pantai Kuta Dewa Dwilaksana membenarkan kejadian itu. Dirinya menduga korban bersama dua orang temannya itu melakukan aktivitas renang sebelum pukul 07.00 Wita. Sebenarnya para pengunjung disarankan agar tak melakukan aktivitas renang sebelum pukul 07.00 Wita, karena regu penyelamat belum siap di pantai.
“Kami tak menyalahkan pengunjung, tetapi kami menyarankan agar pengunjung tak melakukan kegiatan renang sebelum pukul 07.00 Wita. Tim Balawisata baru mulai aktivitas pukul 07.00 Wita. Itu artinya segala aktivitas sebelumnya, tim kami tak mengetahuinya secara persis,” kata Dewa Dwilaksana.
Pihaknya mengerahkan 1 unit rubber boat dan jetski dalam upaya pencarian korban. Dikatakannya sejumlah potensi SAR lainnya yang juga terlibat dalam proses pencarian di antaranya Balawista Badung, Polsek Kuta, Polair Kuta, Satgas Pantai Kuta, bersama dari pihak keluarga korban dan masyarakat setempat. *p
Informasi yang diperoleh dari Humas Basarnas Kelas I Denpasar Ayu seizin Kepala Kantor SAR Denpasar Ketut Gede Ardana SE, korban bersama temannya berenang di pantai depan Hotel The Stone. Ayu menuturkan pihak Basarnas baru mendapatkan informasi sekitar satu jam setelah korban dinyatakan hilang.
Sebanyak 14 personel dari Kantor SAR Denpasar dikerahkan ke lokasi. Untuk mempercepat proses pencarian tim SAR melibatkan personel dari KN SAR Arjuna yang berada di Benoa berjumlah 3 orang. Alat utama yang digunakan di antaranya 1 unit rescue truck, 1 unit rescue car type I unit, 1 unit rubber boat, 1 unit jetski, dan peralatan SAR air. Tim SAR gabungan melakukan penyisiran dengan fokus utama di sekitar area korban, yang disebut-sebut bekerja di salah satu pusat perbelanjaan di Kuta, itu terseret arus.
Setelah berjam-jam pencarian, akhirnya korban yang diketahui tinggal di Pondok Satria, Gang Kingkong, Banjar Kubu Anyar, Kuta, ditemukan tak bernyawa sekitar pukul 12.25 Wita. Jasad Sutarlan ditemukan tak jauh dari titik dia tenggelam, berjarak beberapa meter dari bibir pantai.
“Saat ditemukan, tubuhnya sudah terbujur kaku dengan pakaian masih melekat di tubuhnya, kaos hitam serta celana pendek berwarna hijau. Selanjutnya korban dievakuasi menuju RSUP Sanglah dengan menggunakan ambulans Balawista Badung. Kami mengimbau para pengunjung agar selalu berhati-hati saat melakukan aktivitas di laut. Tak ada yang bisa memprediksi kondisi alam,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah kepala pengawas Balawista Pantai Kuta Dewa Dwilaksana membenarkan kejadian itu. Dirinya menduga korban bersama dua orang temannya itu melakukan aktivitas renang sebelum pukul 07.00 Wita. Sebenarnya para pengunjung disarankan agar tak melakukan aktivitas renang sebelum pukul 07.00 Wita, karena regu penyelamat belum siap di pantai.
“Kami tak menyalahkan pengunjung, tetapi kami menyarankan agar pengunjung tak melakukan kegiatan renang sebelum pukul 07.00 Wita. Tim Balawisata baru mulai aktivitas pukul 07.00 Wita. Itu artinya segala aktivitas sebelumnya, tim kami tak mengetahuinya secara persis,” kata Dewa Dwilaksana.
Pihaknya mengerahkan 1 unit rubber boat dan jetski dalam upaya pencarian korban. Dikatakannya sejumlah potensi SAR lainnya yang juga terlibat dalam proses pencarian di antaranya Balawista Badung, Polsek Kuta, Polair Kuta, Satgas Pantai Kuta, bersama dari pihak keluarga korban dan masyarakat setempat. *p
Komentar