Gerindra Siap Lepas Kader Loncat Partai
Tidak mau dicap sebagai ‘pembajak’, Gerindra siap melepas kader loncat partai yang sempat pinjam kendaraan untuk ditunggangi maju ke Pilkada serentak di 6 daerah di Bali, 9 Desember 2015 lalu.
Tidak Mau Dicap Pembajak
DENPASAR, NusaBali
Kader loncat partai itu akan diberi dua pilihan: tetap bertahan di Gerindra atau balik ke partai asalnya.
Kesiapan untuk melepas kembali kader loncat partai yang sempat pinjam kendaraan politik untuk maju ke Pilkada 2015 ini disampaikan Ketua DPD Gerindra Bali, Ida Bagus Putu Sukarta, saat dihubungi NusaBali, Kamis (21/1). "Kita tidak akan membajak, walaupun kader tersebut pinjam kendaraan politik di Gerindra untuk maju ke Pilkada 2015," tandas Gus Sukarta.
Statemen Gus Sukarta sekaligus menjawab pernyataan DPD I Golkar Bali yang sebelumnya mengatakan akan memulihkan kacder loncat partai melalui Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar di Jakarta, 22 januari 2016 nanti. Ada dua kader Golkar yang loncat partai ke Gerindra dan mengantongi Karti Tanda Anggota (KTA) Gerindra untuk maju ke Pilkada 2015 di Bali.
Pertama, I Made Sukerana, yang maju sebagai Calon Bupati (Cabup) Karangasem di Pilkada 2015, berpaket dengan I Komang Kisid di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup). Kala itu, Sukerana bahkan ber-KTA Partai Gerindra. Kedua, Made Sudiana, kader Golkar yang maju sebagai Cabup Badung yang diusung Gerindra-Demokrat di Pilkada 2015.
Untuk maju sebagai Cabup Badung, Sudiana ber-KTA Gerindra. Sudiana maju berpaket dengan Nyoman Sutrisno, kader Demokrat yang menempati posisi Cawabup Badung.
Menurut Gus Sukarta, baik Sukerana maupun Sudiana memang sama-sama pernah menandatangani fakta integritas di Gerindra. Fakta integritas itu mengikat yang bersangkutan secara politik, karena nyalon bupati melalui Gerindra. "Fakta integritas itu komitmen membesarkan Partai Gerindra, kalau satu saat nanti terpilih sebagai kepala daerah,” beber Gus Sukarta.
“Tapi, sekarang kami persilakan mereka untuk memilih karier politik, karena tidak terpilih (jadi kepala daerah) di Pilkada 2015. Mau gabung di Gerindra boleh, kalau memilih partai lain (termasuk kembali ke partaiu asalnya) silakan," lanjut politisi asal Griya Buruan, Sanur, Denpasar Selatan yang juga anggota Komisi X DPR RI 2014-2019 dari Fraksi Gerindra Dapil Bali ini.
Gus Sukarta menyebutkan, sikap melepas Sudiana dan Sukerana itu harus ditunjukkan, karena komitmen Gerindra sebagai partai kader. "Kader partai yang kita lahirkan, direkrut dan digodok di internal. Sehingga, mereka punya militansi. Siapa pun yang gabung di Gerindra, mereka wajib mengikuti proses pengkaderan. Kalau ada yang gabung, kami terbuka. Kami partai kader," ujar anggota Dewan Pembina DPP Gerindra yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 ini.
Menurut Gus Sukarta, Gerindra akan menerima kader baik dari lingkaran legislatif maupun eksekutif, kalau mereka benar-benar serius gabung. Gus Sukarta mencontohkan I Nyoman Suwirta, kandidat non kader yang kemudian terpilih menjadi Bupati Klungkung 2013-2018 yang diusung Gerindra di Pilkada 2013.
"Nyoman Suwirta menang di Pilkada Klungkung saat itu. Kita minta dia membesarkan partai. Sejauh ini, yang bersangkutan memenuhi komitmennya. Kalau Sudiana dan Sukarena mau balik kembali berkarier di Golkar, kami tidak bisa larang," tegas Gus Sukarta.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Badung I Gusti Ketut Puriartha alias Gus Krobo mengatakan, pintu tetap terbuka kalau Made Sudiana mau gabung di partainya seusai Pilkada 2015. Namun, lanjut Gus Krobo, dirinya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Sudiana sejak usainya Pilkada Badung 2015.
"Kita nggak pernah komunikasi lagi (dengan Sudiana) sejak selesainya Pilkada Badung 2015. Tapi, kalau memang Sudiana mau ke Gerindra, boleh saja. Kita siap tampung," ujar Gus Krobo.
Gus Krobo mengatakan, Sudiana memang sempat ber-KTA Gerindra untuk maju ke Pilkada Badung 20915. Tapi, itu untuk memenuhi persyaratan sebagai calon kepala daerah, karena Golkar selaku induk partai Sudiana sedang mengalami konflik dualisme kepengurusan.
"Apakah beliau (Sudiana) masih akan berkarier di politik, saya juga belum tahu. Dulu diberikan KTA Gerindra agar memenuhi persyaratan pencalonan saja. Sekarang tergantung yang bersangkutan. Kalau gabung, kita laporkan ke DPP Gerindra. Karena, kita satu komando," lanjut politisi asal Kuta Utara, Badung ini. 7 nat
1
Komentar