Perbekel Minta Kajian Ulang
Selain berisi binatang Kangguru, Amdal juga mencatat bendungan tidak akan berpengaruh terhadap biota laut. Padalah lokasi Bendungan Tamblang tidak ada hubungannya dengan biota laut.
Amdal Bendungan Tamblang Mencatat Ada Kangguru
SINGARAJA, NusaBali
Dokumen analisis dampak lingkungan (Amdal) dari rencana pembangunan Bendungan Tamblang, di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, dan Desa/Kecamatan Sawan, ternyata ada ketidaksesuai dengan fakta di lapangan. Padahal proyek tersebut dirancang mulai digarap pada tahun 2018.
Akibat kejanggalan fakta itu, Kepala Desa (Perbekel) yang mewilayahi lokasi bendungan minta agar Amdal ditinjau. Data menyebut, Bendungan Tamblang diperkirakan memiliki daya tampung 6,9 juta kubuk air dari dua aliran tukad (sungai) masing-masing Tukad Aya dan Tukad Samburni. Bendungan Tamblang diproyeksi mampu hasilkan air baku mencapai 600 liter per detik. Selain menghasilkan air baku untuk konsumsi masyarakat, bendungan ini juga mampu mengairi lahan irigasi seluas 518 hektare. Nah, saat sosialisasi dari rencana pembangunan Bendungan Tamblang, terungkap jika Amdal dari proyek itu banyak yang tidak sesuai fakta.
Sosialisasi itu dihadiri sejumlah Perbekel di antaranya, Perbekel Desa Tamblang, Desa Sawan, dan Perbekel Desa Bontihing serta utusan dari Kecamatan Sawan dan Kubutambahani.
Konon dalam Amdal, tercantum nama-nama yang justru bukan pemilik lahan yang akan dibebaskan sebagai areal genangan air. Nama yang tercantum adalah nama para panyakap (petani penggarap) lahan.
Aneh lagi, pada Amdal disebutkan keberadaan Bendungan Tamblang tidak berpengaruh pada populasi binatang yang ada sekitar hutan akibat Bendungan Tamblang. Populasi binatang yang dimaksud adalah populasi Kangguru. Padahal Kangguru itu hanya ada di Australia. Selain berisi binatang Kangguru, Amdal juga menyebut tidak akan berpengaruh terhadap biota laut. Padalah lokasi Bendungan Tamblang tidak ada hubungannya dengan biota laut. Karena lokasi berada di perbukitan dan Bendungan Tamblang hanya menampung air tawar.
Karena tidak sesuai fakta di lapangan, maka para perbekel yang hadir dalam sosialisasi itu minta agar Amdal ditinjau ulang.
Perbekel Desa Tamblang, I Nengah Mangku Sudarsana saat dikonfirmasi Minggu (12/11), mengakui ada permintaan para perbekel agar Amdal Bendungan Tamblang ditinjau kembali agar bisa lebih dimengerti. Dikatakan, selain beberapa fakta yang tidak sesuai, juga ingin mendapatkan kepastian debit air saat musim penghujan dan musim kemarau. Karena debit air yang disebutkan saat musim penghujan. “Sebenarnya banyak hal yang ditanyakan oleh para perbekel di Amndal tersebut, sehingga diminta Amdal itu disempurnakan agar lebih dimengerti. Contohnya debit air yang ada pada saat musim penghujan, apakah tidak diperbandingkan debih air riilnya di musim kemarau,” terangnya.
Sudarsana juga mengaku, nama Bendungan Tamblang sejatinya tidak sesuai dengan lokasi bendungan itu sendiri. Karena lokasi bendungan berada di luar Desa Tamblang, yakni di Desa Bila dan Desa Sawan. “Sebenarnya sudah pernah kami ajukan perubahan nama itu, tapi dijawab karena asalan proyek Bendungan Tamblang sudah masuk program nasional, sehingga namanya tetap dipakai,” akunya.
Sementara pihak Balai Wilayah Sungai – Bali Penida (BWS-BP) belum memberi penjelasan terkait dengan rencana proyek Bendungan Tamblang tersebut. Salah satu pejabat BWS BP I Putu Sudana melalui pesan WA hanya menyebut proyek Bendungan Tamblang masih dalam proses perencanaan. Putu Sudana memberikan salah satu nomor pejabat BWS BP yang menangani Bendungan Tamblang untuk mendapat penjelasan yang akurat. Namun pejabat yang direkomendasikan Cokorda Purnawarman, belum bisa dikonfirmasi. *k19
Komentar