Hari Ini, Bus Sekolah Diujicobakan
Pihak Dishub Denpasar mengakui akan ada sejumlah kendala yang dihadapinya, seperti pergeseran titik kumpul maupun ada beberapa siswa yang pulang langsung menuju tempat les.
DENPASAR, NusaBali
Bus sekolah gratis yang disediakan untuk anak sekolah SD dan SMP di Kota Denpasar, Senin (13/11) hari ini akan dilakukan uji coba pengangkutan melalui rute yang sudah disediakan Dishub Denpasar. Kendati siap dioperasikan, namun, baru 60 persen siswa yang mengambil smart card ke Dishub Denpasar untuk pengangkutan awal.
Dari 291 Siswa yang resmi terdaftar, baru 148 yang mengambil smart card, sehingga Dihub Denpasar untuk uji coba pertama ini, baru bisa mengangkut jumlah tersebut. Kepala Unit Pelayanan Teknis Trasportasi Darat Dinas Perhubungan Kota Denpasar I Dewa Ketut Adi Pradnyana saat dikonfirmasi, Minggu (12/11) mengatakan, kendati baru sekitar 60 persen dari jumlah siswa yang menerima smart card, pihaknya tetap akan menjalankan uji coba tersebut dengan menjemput jumlah siswa yang sudah menerima smart card.
Namun, menurut Dewa Adi, pihaknya tetap akan melakukan pengangkutan jika ada siswa yang ingin naik bus sekolah meski belum mengambil smart card, asalkan siswa yang sudah terdaftar tersebut sudah berkumpul di titik tempat berkumpul yang sudah ditentukan.
Sedikitnya, saat ini titik kumpul yang disediakan oleh Dishub ada 19 titik dari 13 wilayah di Denpasar Timur dan Denpasar Utara. "Memang dari jumlah tersebut baru 60 persen yang mengambil smart card karena alasannya libur sekolah perayaan hari raya Kuningan ini. Tetapi banyak juga yang menginginkan smartphone card itu dititipkan di sekolah mereka. Dan sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah," kata Dewa Adi. Lanjutnya, siswa yang akan diantar untuk pertama kalinya menggunakan bus sekolah ini sudah dijemput setidaknya pukul 06.15 Wita.
Waktu tersebut sudah disepakati oleh orangtua siswa saat melakukan pertemuan sebelumnya. "Untuk uji coba pertama ini, petugas kami akan berkumpul di UPT Pelayanan Teknis Trasportasi Darat Dinas Perhubungan Kota Denpasar yang berada di Lumintang. Keberangkatan petugas menuju ke 6 titik kumpul pertama yang dimulai sekitar pukul 06.00 Wita. Jadi setidaknya 5 menit sebelum bus datang siswa sudah berada di lokasi," katanya.
Untuk saat ini kata Dewa Adi, kendala yang dihadapi oleh Dishub adalah pergeseran titik kumpul yang sudah dipastikan akan terjadi. Hal itu membuat pihaknya harus melakukan antisipasi untuk berkomunikasi kepada orang tua siswa agar tetap dalam satu kelompok kendati dilakukan pergeseran.
Selain itu, pihaknya juga mengakui kendala yang akan dihadapi adalah penjemputan siswa saat pulang sekolah, karena, ada beberapa siswa yang pulang langsung menuju tempat les. "Kalo sepulang sekolah itu ada yang menuju tempat les. Jadi kami tidak bisa mengangkut itu, karena hanya satu dua siswa saja. Jadi kami lebih pentingkan yang kapasitasnya banyak orang tua siswa juga sudah memaklumi itu," ucapnya.
Untuk rute penjemputan kata Dewa Adi, pihaknya sudah memetakan ada 16 sekolah nantinya akan dijadikan titik penjemputan yang lebih banyak berada di kawasan Kamboja. "Titik kumpul lebih banyak di sekolah-sekolah yang ada di Jalan Kamboja. Jadi mereka akan dijemput sekitar pukul 12.00 Wita karena mereka memiliki masa tunggu hingga 30 menit sepulang mereka sekolah," kata Dewa Adi.
Sementara untuk keberangkatan pada shif kedua, agar bus yang ada tidak bolak-balik maka pihaknya menjadwalkan bus sekolah akan berangkat pukul 10.30 Wita. Dan melakukan penjemputan bagi siswa sekolah sekitar pukul 11.00 Wita. "Jadi siswa yang sebelumnya berangkat jam 12.00 Wita kami ingatkan kepada orang tua siswa agar lebih awal, karena akan memanfaatkan bus ini. Jadi itu sudah kesepakatan untuk meminimalisir terjadi kesemrawutan karena waktu pulang sekolah dengan jam sekolah siang sangat mepet sekali," tandas Dewa Adi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Made Muliawan Arya, menyambut baik program Bus Sekolah ini. Menurutnya, semua pihak harus mendukung program ini. Terlebih, tidak ada pungutan biaya untuk layanan bus sekolah ini. Menurut De Gadjah, panggilan akrabnya, keberadaan program ini sangat membantu masyarakat terlebih mereka yang tinggal jauh dari jalur transportasi umum. Selain itu, bus sekolah juga diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di kalangan pelajar.
Dengan demikian, pengoperasian bus sekolah ini nantinya akan dapat mengurangi angka kemacetan di jalur-jalur padat lalu lintas khususnya pada jam-jam sibuk. Seperti di pagi hari saat banyak orang berangkat kerja atau sekolah. Juga di sore hari, saat bubaran kantor dan sekolah. “Program ini harus kita dukung bersama. Keberadaan bus sekolah diharapkan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di kawasan-kawasan yang belum terjangkau transportasi publik,” ujar wakil rakyat dari Partai Gerindra ini.
Meski saat ini armada yang tersedia masih sangat terbatas, ia berharap dapat dikembangkan lagi. Untuk itu, keberadaan enam armada senilai Rp5,5 miliar ini harus dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga dalam evaluasi nanti keberadaan program ini tidak dinilai mubazir. *m, rez
Dari 291 Siswa yang resmi terdaftar, baru 148 yang mengambil smart card, sehingga Dihub Denpasar untuk uji coba pertama ini, baru bisa mengangkut jumlah tersebut. Kepala Unit Pelayanan Teknis Trasportasi Darat Dinas Perhubungan Kota Denpasar I Dewa Ketut Adi Pradnyana saat dikonfirmasi, Minggu (12/11) mengatakan, kendati baru sekitar 60 persen dari jumlah siswa yang menerima smart card, pihaknya tetap akan menjalankan uji coba tersebut dengan menjemput jumlah siswa yang sudah menerima smart card.
Namun, menurut Dewa Adi, pihaknya tetap akan melakukan pengangkutan jika ada siswa yang ingin naik bus sekolah meski belum mengambil smart card, asalkan siswa yang sudah terdaftar tersebut sudah berkumpul di titik tempat berkumpul yang sudah ditentukan.
Sedikitnya, saat ini titik kumpul yang disediakan oleh Dishub ada 19 titik dari 13 wilayah di Denpasar Timur dan Denpasar Utara. "Memang dari jumlah tersebut baru 60 persen yang mengambil smart card karena alasannya libur sekolah perayaan hari raya Kuningan ini. Tetapi banyak juga yang menginginkan smartphone card itu dititipkan di sekolah mereka. Dan sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah," kata Dewa Adi. Lanjutnya, siswa yang akan diantar untuk pertama kalinya menggunakan bus sekolah ini sudah dijemput setidaknya pukul 06.15 Wita.
Waktu tersebut sudah disepakati oleh orangtua siswa saat melakukan pertemuan sebelumnya. "Untuk uji coba pertama ini, petugas kami akan berkumpul di UPT Pelayanan Teknis Trasportasi Darat Dinas Perhubungan Kota Denpasar yang berada di Lumintang. Keberangkatan petugas menuju ke 6 titik kumpul pertama yang dimulai sekitar pukul 06.00 Wita. Jadi setidaknya 5 menit sebelum bus datang siswa sudah berada di lokasi," katanya.
Untuk saat ini kata Dewa Adi, kendala yang dihadapi oleh Dishub adalah pergeseran titik kumpul yang sudah dipastikan akan terjadi. Hal itu membuat pihaknya harus melakukan antisipasi untuk berkomunikasi kepada orang tua siswa agar tetap dalam satu kelompok kendati dilakukan pergeseran.
Selain itu, pihaknya juga mengakui kendala yang akan dihadapi adalah penjemputan siswa saat pulang sekolah, karena, ada beberapa siswa yang pulang langsung menuju tempat les. "Kalo sepulang sekolah itu ada yang menuju tempat les. Jadi kami tidak bisa mengangkut itu, karena hanya satu dua siswa saja. Jadi kami lebih pentingkan yang kapasitasnya banyak orang tua siswa juga sudah memaklumi itu," ucapnya.
Untuk rute penjemputan kata Dewa Adi, pihaknya sudah memetakan ada 16 sekolah nantinya akan dijadikan titik penjemputan yang lebih banyak berada di kawasan Kamboja. "Titik kumpul lebih banyak di sekolah-sekolah yang ada di Jalan Kamboja. Jadi mereka akan dijemput sekitar pukul 12.00 Wita karena mereka memiliki masa tunggu hingga 30 menit sepulang mereka sekolah," kata Dewa Adi.
Sementara untuk keberangkatan pada shif kedua, agar bus yang ada tidak bolak-balik maka pihaknya menjadwalkan bus sekolah akan berangkat pukul 10.30 Wita. Dan melakukan penjemputan bagi siswa sekolah sekitar pukul 11.00 Wita. "Jadi siswa yang sebelumnya berangkat jam 12.00 Wita kami ingatkan kepada orang tua siswa agar lebih awal, karena akan memanfaatkan bus ini. Jadi itu sudah kesepakatan untuk meminimalisir terjadi kesemrawutan karena waktu pulang sekolah dengan jam sekolah siang sangat mepet sekali," tandas Dewa Adi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Made Muliawan Arya, menyambut baik program Bus Sekolah ini. Menurutnya, semua pihak harus mendukung program ini. Terlebih, tidak ada pungutan biaya untuk layanan bus sekolah ini. Menurut De Gadjah, panggilan akrabnya, keberadaan program ini sangat membantu masyarakat terlebih mereka yang tinggal jauh dari jalur transportasi umum. Selain itu, bus sekolah juga diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di kalangan pelajar.
Dengan demikian, pengoperasian bus sekolah ini nantinya akan dapat mengurangi angka kemacetan di jalur-jalur padat lalu lintas khususnya pada jam-jam sibuk. Seperti di pagi hari saat banyak orang berangkat kerja atau sekolah. Juga di sore hari, saat bubaran kantor dan sekolah. “Program ini harus kita dukung bersama. Keberadaan bus sekolah diharapkan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di kawasan-kawasan yang belum terjangkau transportasi publik,” ujar wakil rakyat dari Partai Gerindra ini.
Meski saat ini armada yang tersedia masih sangat terbatas, ia berharap dapat dikembangkan lagi. Untuk itu, keberadaan enam armada senilai Rp5,5 miliar ini harus dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga dalam evaluasi nanti keberadaan program ini tidak dinilai mubazir. *m, rez
Komentar