Tunggu Desain, Pembebasan Lahan Dipending
Rencana pembebasan lahan untuk persiapan pembangunan shortcut (jalur singkat) titik 5 dan 6 wilayah Desa Wanagiri dan Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, terpaksa ditunda.
Terkait Shortcut Wanagiri – Gitgit
SINGARAJA, NusaBali
Penundaan itu menyusul belum jelasnya perubahan desain (redesign) proyek prestisius itu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
Semula Pemkab Buleleng telah alokasikan dana sekitar Rp 10 miliar pada APBD Perubahan 2017, guna membebaskan lahan shortcut titik 5 dan 6. Pemkab pun telah menjajaki para pemilik lahan yang akan dibebaskan sesuai desain. Belakangan, pihak Kementerian PUPR menyatakan ada perubahan desain dari proyek tersebut.
Kondisi itu berimbas pada upaya pembebasan lahan. Karena lahan yang dibebaskan nanti harus sesuai dengan hasil perubahan desain tersebut. Namun hingga menjelang akhir tahun 2017, ternyata perubahan desain itu belum jelas. “Untuk sementara proses, kami pending dulu sambil menunggu perubahan desain. Kalau pembebasan lahan yang sudah kami proses itu mengacu desain awal, juga dirubah otomatis kami rehat dulu. Karena keperluan lahan ditentukan desain shortcut itu sendiri,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng Ketut Suparta Wijaya akhir pekan lalu.
Suparta menjelaskan, sesuai penjelasan dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XIII, ada beberapa pertimbangan penting mengapa desain proyek shortcut diubah. Di antaranya menyangkut perhitungan anggaran yang akan dihabiskan untuk membangun dua lokasi shortcut di Bali Utara. Dana yang dihabiskan sekitar Rp 350 miliar dinilai terlalu tinggi, sehingga BPJN Wilayah XIII harus menghitung ulang kebutuhan biaya tersebut.
Selain itu, menyangkut asas manfaat proyek shortcut juga masih dikaji. Karena muncul penilaian kalau shortcut lokasi lima dan enam manfaatnya masih lebih rendah dibandingkan dengan proyek shortcut di lokasi lain. Terkait pertimbangan asas manfaat ini, Suparta mengaku dari presentasi yang sudah dilakukan dan fakta di lapangan menyebutkan bahwa jalur jalan nasional dari Wanagiri hingga Gitgit memliki tingkat kerawanan terjadi kecelakaan lalulintas (lakalantas) tergolong tinggi. Ini diperparah lagi ruas jalan penuh tikungan tajam dan turunan curam. Dengan pemotongan jalur yang berbahaya dan rawan lakalantas itu teratasi, sehingga otomatis asas manfaatnya akan meningkat dari sebelumnya. Sasaran untuk pemerataan pembangunan juga antara Bali selatan dan Bali utara pun dapat diwujudkan. “Dari penjelasan awal karena dua hal tadi, sehingga kami disuruh menunggu sampai ada desain terbaru. Kalau ingin penjelasan detail soal perubahan desain itu data di BPJN,” terang Suparta.
Sebelumnya, jika mengacu pada desain awal, rencana proyek shortcut titik 5 dan 6 mulai digarap di tahun 2018. Untuk mendukung pengerjaan itu, Pemkab Buleleng lantas kebut upaya pembebasan lahan. Kala itu, total lahan yang diperlukan sekitar 3 hektare lebih. *k19
1
Komentar