Gelar Festival Seni Budaya Kasih Alam Semesta
Gelar Festival Seni Budaya Kasih Alam Semesta
Pesan Moral dan Damai Oleh INLA Bali
DENPASAR,NusaBali
Banyak upaya dilakukan pemerintah dan para komunitas untuk menjaga dan menghindari perpecahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Termasuk INLA (The International Nature Loving Association Indonesia) Provinsi Bali ambil bagian dan berupaya memupuk dan menciptakan kedamaian. Langkah INLA Bali salah satunya gelar Festival Seni Budaya Kasih Alam Semesta 2017 di Gedung Ksiraarnawa, Taman Budaya (Art Centre) Bali, Minggu (12/11) malam.
Festival diwarnai aksi seni dan budaya yang penuh dengan pesan damai dan kasih sayang, memberikan pesan moral membangun masyarakat yang harmonis nilai kehidupan dan budaya. Festival melibatkan 12 Tim Kesenian dari Denpasar, Surabaya, Tabanan, Jembrana, Pasuruan Jawa Timur. Ada juga seniman seruling asal Bali, Gus Tedja dengan judul lagu Awan Putih dan Langit Biru. Aksi para seniman dengan pesan-pesan damai dan kasih alam semesta tersebut memukai para hadirian.
Festival Seni Budaya Kasih Alam Semesta ini dihadiri Gubernur Made Mangku Pastika, Wakapolda Bali Brigjen Pol I Gede Alit Widana dan sejumlah undangan dari tokoh masyarakat se-Bali. Hadir juga Ketua Umum INLA Djoesianto Law, Dewan Penasehat DPD INLA Bali Adhi Sunyata, Dewan Kehormatan DPD INLA Bali Cahaya Wirawan Hadi, Ketua DPD INLA Bali Hery Sudiarto.
Ketua Umum INLA Djoesianto Law mengatakan INLA merupakan organisasi nirlaba yang sudah bergerak dalam pelestarian alam, penanaman moral kepada manusia untuk mencintai alam, manusia yang peduli terhadap sesama mahluk hidup dan alam semesta melalui pendidikan dan festival budaya. “Bersama membangun keluarga harmonis dengan alam, membangun masyarakat yang harmonis tentram dan berkembang maju, membangun negara yang harmonis dengan alam sehingga negara makmur, bersama membangun dunia yang harmonis dengan alam sehingga dunia satu keluarga, dunia yang damai,” ujar Djoesianto Law dalam jumpa persnya di Denpasar, Minggu (12/11) siang.
Menurut Djoesianto, INLA sudah ada di 18 Provinsi di Indonesia dengan mendiri 235 sekolah-sekolah yang memberikan pendidikan budi pekerti bagi anak-anak didiknya. Dalam festival yang digelar di Denpasar merupakan penciptaan revolusi mental melalui senam dan lagu kasih alam semesta. “Dari sini akan tumbuh rasa saling menghormati, saling memiliki, persaudaraan, tanpa membedakan Suku, Agama, Ras, Golongan. Karena di sini dibangun sikap mengasi alam semesta dan berwawasan dunia satu keluarga,” tegas Djoesianto.
Sementara Ketua DPD INLA Bali Hery Sudiarto secara mengatakan, selain Festival Seni dan Budaya, INLA sebenarnya juga melakukan aksi-aksi lingkungan. Salah satunya aksi bebas sampah plastik, penanaman mangrove dan penanaman terumbu karang. “Cuman itu memang tidak banyak kami ekspose di media. Tetapi pembangunan karakter manusia yang menjaga hubungan harmonis dengan alam dan lingkungan kita lakukan berkelanjutan. Alam ini rusak karena manusianya. Maka pribadi manusia itu kita ubah dulu. Cara berpikirnya kita tumbuhkan soal kecintaan terhadap alam semesta,” ujar Hery Sudiarto. *na
DENPASAR,NusaBali
Banyak upaya dilakukan pemerintah dan para komunitas untuk menjaga dan menghindari perpecahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Termasuk INLA (The International Nature Loving Association Indonesia) Provinsi Bali ambil bagian dan berupaya memupuk dan menciptakan kedamaian. Langkah INLA Bali salah satunya gelar Festival Seni Budaya Kasih Alam Semesta 2017 di Gedung Ksiraarnawa, Taman Budaya (Art Centre) Bali, Minggu (12/11) malam.
Festival diwarnai aksi seni dan budaya yang penuh dengan pesan damai dan kasih sayang, memberikan pesan moral membangun masyarakat yang harmonis nilai kehidupan dan budaya. Festival melibatkan 12 Tim Kesenian dari Denpasar, Surabaya, Tabanan, Jembrana, Pasuruan Jawa Timur. Ada juga seniman seruling asal Bali, Gus Tedja dengan judul lagu Awan Putih dan Langit Biru. Aksi para seniman dengan pesan-pesan damai dan kasih alam semesta tersebut memukai para hadirian.
Festival Seni Budaya Kasih Alam Semesta ini dihadiri Gubernur Made Mangku Pastika, Wakapolda Bali Brigjen Pol I Gede Alit Widana dan sejumlah undangan dari tokoh masyarakat se-Bali. Hadir juga Ketua Umum INLA Djoesianto Law, Dewan Penasehat DPD INLA Bali Adhi Sunyata, Dewan Kehormatan DPD INLA Bali Cahaya Wirawan Hadi, Ketua DPD INLA Bali Hery Sudiarto.
Ketua Umum INLA Djoesianto Law mengatakan INLA merupakan organisasi nirlaba yang sudah bergerak dalam pelestarian alam, penanaman moral kepada manusia untuk mencintai alam, manusia yang peduli terhadap sesama mahluk hidup dan alam semesta melalui pendidikan dan festival budaya. “Bersama membangun keluarga harmonis dengan alam, membangun masyarakat yang harmonis tentram dan berkembang maju, membangun negara yang harmonis dengan alam sehingga negara makmur, bersama membangun dunia yang harmonis dengan alam sehingga dunia satu keluarga, dunia yang damai,” ujar Djoesianto Law dalam jumpa persnya di Denpasar, Minggu (12/11) siang.
Menurut Djoesianto, INLA sudah ada di 18 Provinsi di Indonesia dengan mendiri 235 sekolah-sekolah yang memberikan pendidikan budi pekerti bagi anak-anak didiknya. Dalam festival yang digelar di Denpasar merupakan penciptaan revolusi mental melalui senam dan lagu kasih alam semesta. “Dari sini akan tumbuh rasa saling menghormati, saling memiliki, persaudaraan, tanpa membedakan Suku, Agama, Ras, Golongan. Karena di sini dibangun sikap mengasi alam semesta dan berwawasan dunia satu keluarga,” tegas Djoesianto.
Sementara Ketua DPD INLA Bali Hery Sudiarto secara mengatakan, selain Festival Seni dan Budaya, INLA sebenarnya juga melakukan aksi-aksi lingkungan. Salah satunya aksi bebas sampah plastik, penanaman mangrove dan penanaman terumbu karang. “Cuman itu memang tidak banyak kami ekspose di media. Tetapi pembangunan karakter manusia yang menjaga hubungan harmonis dengan alam dan lingkungan kita lakukan berkelanjutan. Alam ini rusak karena manusianya. Maka pribadi manusia itu kita ubah dulu. Cara berpikirnya kita tumbuhkan soal kecintaan terhadap alam semesta,” ujar Hery Sudiarto. *na
1
Komentar