Peringatan HKN ke-53, Dinkes Gencarkan Upaya Promotif Preventif Melalui Keluarga
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, usai apel peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 di halaman kantor dinas setempat, Senin (13/11).
DENPASAR, NusaBali
“Melalui tema HKN tahun ini, yaitu Sehat Keluargaku Sehat Indonesiaku sebenarnya sudah kita implementasikan ke dalam Program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga. Upaya pembangunan kesehatan saat ini memang lebih dititikberatkan pada upaya preventif dan promotif,” ujarnya.
Menurut dr Suarjaya, pembangunan kesehatan ini dititikberatkan pada tiga hal, yakni paradigma hidup sehat, peningkatan mutu pelayanan, serta jaminan kesehatan nasional. Dari segi paradigma sehat, kata dia, bagaimana agar orang sehat tetap sehat. Sedangkan yang sudah sakit bisa sembuh dari sakitnya. Hal itu bisa tercapai jika pemerintah dan masyarakat mau melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti rajin melakukan aktivitas fisik, diet dengan gizi seimbang, cukup makan sayur dan buah, cek kesehatan secara teratur, tidak merokok, istirahat yang cukup, dan mengendalikan stres.
Artinya, sehat itu harus dimulai dari diri sendiri yang dilakukan melalui pendekatan keluarga. “Ini artinya lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan paradigma sehat, kita harus menjaga orang sehat tetap sehat. Kalau toh dia sakit agar cepat sembuh dari sakitnya,” kata dr Suarjaya.
Dikatakan dr Suarjaya, tahun 2017 Bali meraih cukup banyak penghargaan di bidang kesehatan, terutama puskesmas berprestasi tingkat nasional dimana sudah lima kali berturut-turut. Kemudian juara nasional kategori klinik swasta, juara I lomba PHBS di perkotaan dan juara harapan II di perdesaan. Termasuk juara sekolah sehat tingkat nasional, serta juara II Posyandu tingkat nasional. “Penghargaan tersebut untuk paradigma sehat. Artinya, paradigma sehat kita cukup berhasil. Kita terus harus meningkatkan ini,” katanya.
Lanjutnya, dari segi peningkatan mutu pelayanan, Dinkes Provinsi Bali mengoptimalkan fungsi tenaga kesehatan di puskesmas untuk bergerak sampai ke keluarga. Penguatan mutu pelayanan juga dilakukan dengan akreditasi puskesmas sebagai faskes tingkat pertama. Begitu juga rumah sakit pemerintah maupun swasta. “Saat ini sudah lebih dari separo puskesmas yang sudah terakreditasi. Rumah sakit sudah hampir semua terakreditasi. Target 2018, 120 puskesmas tuntas untuk akreditasi,” imbuhnya.
Sedangkan dari sisi jaminan kesehatan nasional, kata dr Suarjaya, saat ini masyarakat Bali sudah 69 persen tercover JKN. Sisanya, Dinkes terus mendorong agar masyarakat tercover 100 persen. “Jika Klungkung nanti universal health coverage, kemudian Denpasar, mungkin tahun depan kita bisa tinggi lagi. Sehingga harapannya, tahun 2019 Bali bisa mencapai universal helath coverage,” katanya.
Sementara Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta selaku inspektur upacara dalam apel peringatan HKN ke-53, mengatakan, untuk bidang kesehatan, Pemerintah Provinsi Bali menganggarkan sebanyak 11,7 persen. Jumlah ini sudah di atas standar nasional yaitu minimal 10 persen. “Ke depan kita akan tingkatkan lagi agar pengelolaan kesehatan bisa mendekati kesempurnaan bagi masyarakat,” terangnya.
Wagub Sudikerta mengajak masyarakat agar selalu menjaga kesehatan karena sehat itu dinilai mahal harganya. “Mari kita menjaga kesehatan dengan makan yang sehat, rajin berolahraga, tidak merokok dan sebagainya sehingga bisa selalu sehat,” ajaknya.
Upacara kemarin juga turut dirangkaikan dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang berbagai kategori lomba dalam rangka peringatan HKN ke-53, diantaranya Tenaga Kesehatan Teladan yang dimenangkan oleh dr Tri Oktin Windha Daniaty yang bertugas sebagai dokter umum di UPT Puskesmas II Jembrana, kemudian kategori Puskesmas dan Klinik Berprestasi Tahun 2017 yang dimenangkan UPT Puskesmas II Jembrana, Pemenang Lomba Sekolah Sehat SMP tingkat Provinsi yang diraih oleh SMP N 1 Bangli dan lain sebagainya. *ind
Menurut dr Suarjaya, pembangunan kesehatan ini dititikberatkan pada tiga hal, yakni paradigma hidup sehat, peningkatan mutu pelayanan, serta jaminan kesehatan nasional. Dari segi paradigma sehat, kata dia, bagaimana agar orang sehat tetap sehat. Sedangkan yang sudah sakit bisa sembuh dari sakitnya. Hal itu bisa tercapai jika pemerintah dan masyarakat mau melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti rajin melakukan aktivitas fisik, diet dengan gizi seimbang, cukup makan sayur dan buah, cek kesehatan secara teratur, tidak merokok, istirahat yang cukup, dan mengendalikan stres.
Artinya, sehat itu harus dimulai dari diri sendiri yang dilakukan melalui pendekatan keluarga. “Ini artinya lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan paradigma sehat, kita harus menjaga orang sehat tetap sehat. Kalau toh dia sakit agar cepat sembuh dari sakitnya,” kata dr Suarjaya.
Dikatakan dr Suarjaya, tahun 2017 Bali meraih cukup banyak penghargaan di bidang kesehatan, terutama puskesmas berprestasi tingkat nasional dimana sudah lima kali berturut-turut. Kemudian juara nasional kategori klinik swasta, juara I lomba PHBS di perkotaan dan juara harapan II di perdesaan. Termasuk juara sekolah sehat tingkat nasional, serta juara II Posyandu tingkat nasional. “Penghargaan tersebut untuk paradigma sehat. Artinya, paradigma sehat kita cukup berhasil. Kita terus harus meningkatkan ini,” katanya.
Lanjutnya, dari segi peningkatan mutu pelayanan, Dinkes Provinsi Bali mengoptimalkan fungsi tenaga kesehatan di puskesmas untuk bergerak sampai ke keluarga. Penguatan mutu pelayanan juga dilakukan dengan akreditasi puskesmas sebagai faskes tingkat pertama. Begitu juga rumah sakit pemerintah maupun swasta. “Saat ini sudah lebih dari separo puskesmas yang sudah terakreditasi. Rumah sakit sudah hampir semua terakreditasi. Target 2018, 120 puskesmas tuntas untuk akreditasi,” imbuhnya.
Sedangkan dari sisi jaminan kesehatan nasional, kata dr Suarjaya, saat ini masyarakat Bali sudah 69 persen tercover JKN. Sisanya, Dinkes terus mendorong agar masyarakat tercover 100 persen. “Jika Klungkung nanti universal health coverage, kemudian Denpasar, mungkin tahun depan kita bisa tinggi lagi. Sehingga harapannya, tahun 2019 Bali bisa mencapai universal helath coverage,” katanya.
Sementara Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta selaku inspektur upacara dalam apel peringatan HKN ke-53, mengatakan, untuk bidang kesehatan, Pemerintah Provinsi Bali menganggarkan sebanyak 11,7 persen. Jumlah ini sudah di atas standar nasional yaitu minimal 10 persen. “Ke depan kita akan tingkatkan lagi agar pengelolaan kesehatan bisa mendekati kesempurnaan bagi masyarakat,” terangnya.
Wagub Sudikerta mengajak masyarakat agar selalu menjaga kesehatan karena sehat itu dinilai mahal harganya. “Mari kita menjaga kesehatan dengan makan yang sehat, rajin berolahraga, tidak merokok dan sebagainya sehingga bisa selalu sehat,” ajaknya.
Upacara kemarin juga turut dirangkaikan dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang berbagai kategori lomba dalam rangka peringatan HKN ke-53, diantaranya Tenaga Kesehatan Teladan yang dimenangkan oleh dr Tri Oktin Windha Daniaty yang bertugas sebagai dokter umum di UPT Puskesmas II Jembrana, kemudian kategori Puskesmas dan Klinik Berprestasi Tahun 2017 yang dimenangkan UPT Puskesmas II Jembrana, Pemenang Lomba Sekolah Sehat SMP tingkat Provinsi yang diraih oleh SMP N 1 Bangli dan lain sebagainya. *ind
1
Komentar