Penerimaaan CPNS Undiksha Dipantau Pusat
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memantau proses penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja , Senin (13/11).
SINGARAJA, NusaBali
"Kami memfokuskan pemantauan pada perguruan tinggi yang baru melaksanaan penerimaan dengan sistem yang saat ini diterapkan di bawah Badan Kepegawaian Negara (BKN)," kata Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenristekdkti Putu Sunika.
Menurut dia Undiksha menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan pemantauan cukup ketat terkait jumlahnya cukup banyak mencapai 23 formasi. Pemantauan juga terkait penerimaan CPNS yang transparan dan akuntabilitas, sesuai dengan prosedur teknis yang sudah diberikan kepada pihak perguruan tinggi.
"Kami sebatas memantau saja apakah juklak dan juknis sudah dilaksanakan saat proses penerimaan pada seleksi kompetensi bidang (SKB) yang meliputi tiga tahapan yakni tes potensi akademik (TPA), praktek mengajar dan wawancara," tutur dia.
Secara umum, Sunika mengapresiasi pelaksanaan penerimaan CPNS di kampus pendidikan terbesar di Pulau Dewata tersebut. Mulai dari persiapan dan juga pelaksanaan. Undiksha dinilai selangkah lebih maju telah menerapkan sistem komputer (CBT) pada tes potensi akademik. "Kebanyakan untuk tes TPA masih pakai tes tulis. Tapi Undiksha sudah pakai komputer. Saya apresiasi hal tersebut," kata pria asli Buleleng tersebut. Undiksha sendiri menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan perguruan tinggi setempat.
"Saya menjamin dari aspek keterbukaan dan tentu tranparansi. Semua bisa mengamati jalannya seleksi yang dilaksanakan," kata Rektor Undiksha I Nyoman Jampel saat memantau pelaksanaan seleksi kompetensi bidang (SKB) di Pusat Komunikasi (Puskom) Undiksha Singaraja, Senin (13/11).
Undiksha menerima sebanyak 23 formasi pendidik (dosen) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), namun hanya sepuluh formasi yang terisi dari hasil seleksi kompetensi dasar (SKD).
Selanjutnya jumlah peserta yang lolos dari sepuluh formasi tersebut sebanyak 21 orang dari total peserta yang mendaftar sebanyak 94 orang. "Peserta yang dinyatakan lolos SKD kemudian mengikuti seleksi kompetensi bidang (SKB) berupa tes potensi akademik (TPA), tes praktik mengajar dan tes wawancara," terangnya.
Jampel menambahkan bahwa khusus untuk tes potensi akademik, perguruan tinggi kependidikan terbesar di Pulau Dewata tersebut menerapkan sistem komputer atau Computer Based Test (CAT).
Undiksha, kata dia, mengikuti semua ketentuan dan petunjuk yang dipersyaratkan Kemenristekdikti. "Termasuk terkait siapa-siapa yang berhak membuat soal dan siapa yang boleh melakukan tes wawancara," kata Jampel sembari menegaskan terkait wawancara diharuskan berasal dari latar belakang kualifikasi psikologi.
Terkait pelaksana, pihaknya telah memberikan arah agar semua dapat bekerja dengan baik sesuai regulasi yang ada, setelah selesai pelaksanaan tidak kemudian diharapkan tidak memberatkan perguruan tinggi. Kepada para peserta, diharapkan dapat berusaha semaksimal mungkin agar lulus dan didapat hasil terbaik.
Saat ini, Kemenristekdikti melakukan pemantauan teknis penerimaan CPNS di 121 perguruan tinggi negeri yang ada di seluruh wilayah tanah air. Dari data tersebut sebanyak 35 perguruan tinggi baru pertama kali melaksanakan penerimaan CPNS sistem terbaru BKN.
Sementara itu, total formasi yang ada di Kemenristekdikti pada 2017 sebanyak 1.500 formasi dan sekitar 2.500 orang dinyatakan lolos seleksi kompetensi dasar (SKD) dari total peserta yang mendaftar pada seleksi administrasi sekitar 9.000 orang lebih.*ant
"Kami memfokuskan pemantauan pada perguruan tinggi yang baru melaksanaan penerimaan dengan sistem yang saat ini diterapkan di bawah Badan Kepegawaian Negara (BKN)," kata Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenristekdkti Putu Sunika.
Menurut dia Undiksha menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan pemantauan cukup ketat terkait jumlahnya cukup banyak mencapai 23 formasi. Pemantauan juga terkait penerimaan CPNS yang transparan dan akuntabilitas, sesuai dengan prosedur teknis yang sudah diberikan kepada pihak perguruan tinggi.
"Kami sebatas memantau saja apakah juklak dan juknis sudah dilaksanakan saat proses penerimaan pada seleksi kompetensi bidang (SKB) yang meliputi tiga tahapan yakni tes potensi akademik (TPA), praktek mengajar dan wawancara," tutur dia.
Secara umum, Sunika mengapresiasi pelaksanaan penerimaan CPNS di kampus pendidikan terbesar di Pulau Dewata tersebut. Mulai dari persiapan dan juga pelaksanaan. Undiksha dinilai selangkah lebih maju telah menerapkan sistem komputer (CBT) pada tes potensi akademik. "Kebanyakan untuk tes TPA masih pakai tes tulis. Tapi Undiksha sudah pakai komputer. Saya apresiasi hal tersebut," kata pria asli Buleleng tersebut. Undiksha sendiri menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan perguruan tinggi setempat.
"Saya menjamin dari aspek keterbukaan dan tentu tranparansi. Semua bisa mengamati jalannya seleksi yang dilaksanakan," kata Rektor Undiksha I Nyoman Jampel saat memantau pelaksanaan seleksi kompetensi bidang (SKB) di Pusat Komunikasi (Puskom) Undiksha Singaraja, Senin (13/11).
Undiksha menerima sebanyak 23 formasi pendidik (dosen) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), namun hanya sepuluh formasi yang terisi dari hasil seleksi kompetensi dasar (SKD).
Selanjutnya jumlah peserta yang lolos dari sepuluh formasi tersebut sebanyak 21 orang dari total peserta yang mendaftar sebanyak 94 orang. "Peserta yang dinyatakan lolos SKD kemudian mengikuti seleksi kompetensi bidang (SKB) berupa tes potensi akademik (TPA), tes praktik mengajar dan tes wawancara," terangnya.
Jampel menambahkan bahwa khusus untuk tes potensi akademik, perguruan tinggi kependidikan terbesar di Pulau Dewata tersebut menerapkan sistem komputer atau Computer Based Test (CAT).
Undiksha, kata dia, mengikuti semua ketentuan dan petunjuk yang dipersyaratkan Kemenristekdikti. "Termasuk terkait siapa-siapa yang berhak membuat soal dan siapa yang boleh melakukan tes wawancara," kata Jampel sembari menegaskan terkait wawancara diharuskan berasal dari latar belakang kualifikasi psikologi.
Terkait pelaksana, pihaknya telah memberikan arah agar semua dapat bekerja dengan baik sesuai regulasi yang ada, setelah selesai pelaksanaan tidak kemudian diharapkan tidak memberatkan perguruan tinggi. Kepada para peserta, diharapkan dapat berusaha semaksimal mungkin agar lulus dan didapat hasil terbaik.
Saat ini, Kemenristekdikti melakukan pemantauan teknis penerimaan CPNS di 121 perguruan tinggi negeri yang ada di seluruh wilayah tanah air. Dari data tersebut sebanyak 35 perguruan tinggi baru pertama kali melaksanakan penerimaan CPNS sistem terbaru BKN.
Sementara itu, total formasi yang ada di Kemenristekdikti pada 2017 sebanyak 1.500 formasi dan sekitar 2.500 orang dinyatakan lolos seleksi kompetensi dasar (SKD) dari total peserta yang mendaftar pada seleksi administrasi sekitar 9.000 orang lebih.*ant
Komentar