17 KK Calon Transmigran Bali Mundur
Sebanyak 17 KK calon transmigran asal Bali memilih mundur dan tidak jadi mengikuti program transmigrasi tahun 2017 ini.
DENPASAR, NusaBali
Dengan demikian hanya 18 KK yang positif sebagai transmigran dari awalnya 35 KK. Rencananya mereka akan ditempatkan di UPT Penempatan Transmigran Ranu di Kabupaten Mamasa, Sulewesi Barat.
Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali I Wayan Widiantara, tak mengetahui alasan batalnya 17 KK tersebut menjadi transmigran. “Kalau memang mundur kan tidak bisa dipaksa ( ikut transmigrasi),” ujar Widiantara, Selasa (14/11).
Sementara dari pengalaman yang ada, mereka yang tidak jadi berangkat dengan sejumlah pertimbangan dan alasan. Diantaranya merasa tidak cocok dengan rencana lokasi penempatan.
Menurut Widiantara, sebelum penempatan, dilakukan penjajagan lokasi dalam hal ini Pemprov dengan mengajak koordinator warga calon transmigran. Setelah balik itulah, koordinator calon transmigran menyampaikan pengecekan ke lokasi kepada sesama calon transmigran. Bagaimana gambaran lokasi disampaikan. Dari penyampaian itulah diketahui secara sepintas kondisi lokasi yang bakal ditempati. Nah, dari situlah muncul respon dari calon, merasa cocok atau tidak dengan lokasi penempatan. Yang merasa cocok kemungkinan besar melanjutkan, sedang yang tak cocok akan memilih mundur. “Karena pengecekan lokasi harus melibatkan perwakilan calon transmigran, sehingga diketahui kondisi lokasi penempatan” lanjut Widiantara.
Alasan lain yang menyebabkan calon transmigran (asal Bali) adalah keberatan ditempatkan terpencar dengan sesama transmigran rombongan di lokasi. Karena jika terpencar dikhawatirkan sulit membentuk kelompok pengairan semacam subak. “Itu karena pola mereka pola pertanian,” imbuh Widiantara.
Sementara 18 calon tranmigran, akan dilepaskan awal bulan depan. Diawali dengan penempatan di asrama selama 2 hari. Para calon transmigran tersebut berasal dari Kabupaten Karangasem, Buleleng dan Tabanan. *k17
Dengan demikian hanya 18 KK yang positif sebagai transmigran dari awalnya 35 KK. Rencananya mereka akan ditempatkan di UPT Penempatan Transmigran Ranu di Kabupaten Mamasa, Sulewesi Barat.
Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali I Wayan Widiantara, tak mengetahui alasan batalnya 17 KK tersebut menjadi transmigran. “Kalau memang mundur kan tidak bisa dipaksa ( ikut transmigrasi),” ujar Widiantara, Selasa (14/11).
Sementara dari pengalaman yang ada, mereka yang tidak jadi berangkat dengan sejumlah pertimbangan dan alasan. Diantaranya merasa tidak cocok dengan rencana lokasi penempatan.
Menurut Widiantara, sebelum penempatan, dilakukan penjajagan lokasi dalam hal ini Pemprov dengan mengajak koordinator warga calon transmigran. Setelah balik itulah, koordinator calon transmigran menyampaikan pengecekan ke lokasi kepada sesama calon transmigran. Bagaimana gambaran lokasi disampaikan. Dari penyampaian itulah diketahui secara sepintas kondisi lokasi yang bakal ditempati. Nah, dari situlah muncul respon dari calon, merasa cocok atau tidak dengan lokasi penempatan. Yang merasa cocok kemungkinan besar melanjutkan, sedang yang tak cocok akan memilih mundur. “Karena pengecekan lokasi harus melibatkan perwakilan calon transmigran, sehingga diketahui kondisi lokasi penempatan” lanjut Widiantara.
Alasan lain yang menyebabkan calon transmigran (asal Bali) adalah keberatan ditempatkan terpencar dengan sesama transmigran rombongan di lokasi. Karena jika terpencar dikhawatirkan sulit membentuk kelompok pengairan semacam subak. “Itu karena pola mereka pola pertanian,” imbuh Widiantara.
Sementara 18 calon tranmigran, akan dilepaskan awal bulan depan. Diawali dengan penempatan di asrama selama 2 hari. Para calon transmigran tersebut berasal dari Kabupaten Karangasem, Buleleng dan Tabanan. *k17
1
Komentar