Dishub Rencanakan Bangun Tiga Dermaga
Dinas Perhubungan (Dishub) Bangli merencanakan pembangunan tiga dermaga di Kecamatan Kintamani pada tahun 2018.
BANGLI, NusaBali
Pembangunan meliputi dermaga Kedisan, dermaga Desa Trunyan, dan dermaga kuburan Desa Trunyan. Detail Engineering Design (DED) untuk ketiga dermaga itu telah selesai.
Kepala Dishub Bangli, Gede Arta menjelaskan, rencana pembangunan tiga dermaga melihat kebutuhan di lapangan. Dermaga Kedisan sudah perlu peremajaan, mengingat bangunannya cukup tua. Selain itu, saat air pasang, Dermaga Kedisan terendam air. Dampaknya menyulitkan aktivitas penyeberangan. “Karena dermaga terendam, kami carikan alternatif lain agar pengunjung bisa naik boat. Pengunjung naik dari tembok pembatas di sebelah selatan dermaga,” jelas Arta, Rabu (15/11).
Sementara Dermaga Desa Trunyan dan Dermaba Kuburan Desa Trunyan untuk memudahkan boat yang membawa wisatawan maupun warga lokal bersandar. “Warga Desa Trunyan membawa jenasah ke kuburan menggunakan boat, ke depan agar akses lebih mudah dengan fasilitas dermaga yang memadai,” jelasnya. Konsep Dermaga Kedisan yang nanti dibangun mengikuti pasang surut air. Ketika air pasang, dermaga bisa terangkat dan saat air surut dermaga turun. “Namanya dermaga apung, disesuaikan dengan pasang surut air,” imbuhnya.
Dishub Bangli memiliki konsep pembangunan restoran di atas dermaga. “Bila pemerintah ingin memanfaatkan dermaga, bisa dikembangkan restoran di atas dermaga dengan kukuatan pondasi dermaga yang berstandar,” tandasnya. Dikatakan, DED tiga dermaga dengan anggaran Rp 174 juta dan DED melalui proses pelelangan. Anggaran pembangunan dermaga diperkirakan Rp 6 miliar - Rp 7 miliar. Selain tiga dermaga tersebut, Dishub berencana membangun dermaga di Yeh Bungkah dan Dermaga Songan. Pembangunannya dilakukan secara bertahap. “DED sebagai dasar kami ajukan pada Tim Anggaran Daerah. Bila disetujui baru bisa dilaksanakan pembangunannya,” terang Arta.
Sementara untuk aktivitas penyeberangan di Dermaga Kedisan, rata-rata 5-10 boat perhari dan masing-masing boat kapasitas 7 orang. “Terdapat 28 boat yang dikelola koperasi gabungan pengusaha angkutan sungai, danau, dan penyeberangan,” jelasnya. Dishub Bangli sebagai pengawas untuk menentukan layak atau tidaknya boat beraktivitas. Selain kelayakan boat, kondisi alam juga jadi pertimbangan “Jangan sampai saat cuaca tidak mendukung, dipaksakan untuk penyeberangan,” tegas Arta. *e
Pembangunan meliputi dermaga Kedisan, dermaga Desa Trunyan, dan dermaga kuburan Desa Trunyan. Detail Engineering Design (DED) untuk ketiga dermaga itu telah selesai.
Kepala Dishub Bangli, Gede Arta menjelaskan, rencana pembangunan tiga dermaga melihat kebutuhan di lapangan. Dermaga Kedisan sudah perlu peremajaan, mengingat bangunannya cukup tua. Selain itu, saat air pasang, Dermaga Kedisan terendam air. Dampaknya menyulitkan aktivitas penyeberangan. “Karena dermaga terendam, kami carikan alternatif lain agar pengunjung bisa naik boat. Pengunjung naik dari tembok pembatas di sebelah selatan dermaga,” jelas Arta, Rabu (15/11).
Sementara Dermaga Desa Trunyan dan Dermaba Kuburan Desa Trunyan untuk memudahkan boat yang membawa wisatawan maupun warga lokal bersandar. “Warga Desa Trunyan membawa jenasah ke kuburan menggunakan boat, ke depan agar akses lebih mudah dengan fasilitas dermaga yang memadai,” jelasnya. Konsep Dermaga Kedisan yang nanti dibangun mengikuti pasang surut air. Ketika air pasang, dermaga bisa terangkat dan saat air surut dermaga turun. “Namanya dermaga apung, disesuaikan dengan pasang surut air,” imbuhnya.
Dishub Bangli memiliki konsep pembangunan restoran di atas dermaga. “Bila pemerintah ingin memanfaatkan dermaga, bisa dikembangkan restoran di atas dermaga dengan kukuatan pondasi dermaga yang berstandar,” tandasnya. Dikatakan, DED tiga dermaga dengan anggaran Rp 174 juta dan DED melalui proses pelelangan. Anggaran pembangunan dermaga diperkirakan Rp 6 miliar - Rp 7 miliar. Selain tiga dermaga tersebut, Dishub berencana membangun dermaga di Yeh Bungkah dan Dermaga Songan. Pembangunannya dilakukan secara bertahap. “DED sebagai dasar kami ajukan pada Tim Anggaran Daerah. Bila disetujui baru bisa dilaksanakan pembangunannya,” terang Arta.
Sementara untuk aktivitas penyeberangan di Dermaga Kedisan, rata-rata 5-10 boat perhari dan masing-masing boat kapasitas 7 orang. “Terdapat 28 boat yang dikelola koperasi gabungan pengusaha angkutan sungai, danau, dan penyeberangan,” jelasnya. Dishub Bangli sebagai pengawas untuk menentukan layak atau tidaknya boat beraktivitas. Selain kelayakan boat, kondisi alam juga jadi pertimbangan “Jangan sampai saat cuaca tidak mendukung, dipaksakan untuk penyeberangan,” tegas Arta. *e
1
Komentar