Netralkan Keramatnya Sasih Kanem
Ribuan krama Desa Pakraman Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar melangsungkan tradisi ritual Ngeredag Desa bertepatan dengan Tilem Kalima pada Saniscara Paing Langkir, Sabtu (18/11) sore.
Desa Pakraman Peliatan Gelar Tradisi Ngeredag Desa
GIANYAR, NusaBali
Tradisi yang menghadirkan Ida Sesuhunan dari Pura Kahyangan Tiga, Pura Manca, dan Pura Swagina se-Desa Pakraman Peliatan ini berlangsung hingga Minggu (19/11) dinihari.
Ritual Ngeredeg Desa ini berupa iring-iringan ribuan krama melakukan prosesi nyatur desa, yakni ngiring Ida Sesuhungan berjalan keliling ke setiap sudut Desa Pakraman Peliatan. Di setiap perbatasan desa dihaturkan banten berupa caru. Tujuannya, untuk menetralisasi unsur-unsur negatif datangnya Sasih Kanem---bulan keenam sisten penanggalan Bali. Sasih Kanem ini diyakini umat Hindu di Bali, khususnya krama Desa Pakraman Peliatan, sebagai momentum mewabahnya penyakit dan terjadinya bencana alam.
Prosesi rital Ngeredag Desa ini diawali dengan ribuan krama kumpul di Pura Dalem Gede Peliatan, Sabtu sore pukul 15.00 Wita. Kemudian, iring-iringan krama dan Ida Sesuhunan bergerak nyatur desa, setelah lebih dulu dilakukan upacara penyucian. Puluhan krama yang disebut Bala Ngeredag berada di barisan terdepan. Bala Ngeredag ini adalah puluhan krama lanang (laki-laki) yang mengenakan kostum unik berupa topi kukusan, maseselet siyut, dan bertapak dara kapur sirih.
Kelompok Bala Ngeredag ini bergerak sambil memukul kulkul (ketongan) berbahan bambu. Di belakang para Bala Ngeredag, bergerak puluhan Barong sakral. Mereka terus bergerak mengelilingi desa.
Puluhan seduhunan Barong sakral yang terdiri dari topeng rangda, garuda, barong landung, berong ket, babi jantan, dan barong macan ini lantas terhenti sejenak di Pura Dalem Puri, Desa Pakraman Peliatan. Hingga tengah malam pukul 24.00 Wita, prosesi terus berlanjut menuju Catus Pata (Perempatan Agung) Desa Pakraman Peliatan. Sebagai prosesi puncak, digelar upacara lebih besar di Catus Pata, yakni upacara Caru Sambleh. Prosesi berlangsung hingga dinihari.
Bendesa Pakraman Peliatan, I Ketut Sandi, menjelaskan tradisi Ngeredag Desa ini digelar setahun sekali pada Tilem Kalima. "Upacara unik ini dimaksudkan untuk menetralisir unsur-unsur dasar alam Sasih Kanem, sehingga memberi kedamaian dan kesejahteraan. Karena bulan keenam sistem penanggalan Bali diyakini sangat keramat," ujar Bendesa Ketut Sandi di sela-sela prosesi ritual Ngeredan Desa, Sabtu malam.
Keramatnya Sasih Kanem ini, kata Bendese Ketut Sandi, ditandai dengan dimulainya turun hujan, munculnya angin kencang, bencana tanah longsor, hingga berkembang biaknya lalat dan hama tanaman. "Tradisi ritual ini lebih dikenal dengan Ngeredag Desa, karena diawali dengan iringan Bala Ngeradag," tandas Bendesa Ketut Sandi.
Dia menambahkan, saat prosesi ritual Ngeredag Desa, Ida Sesuhunan Barong sebagai simbol kekuatan penolak bala dimohonkan agar senantiasa mengendalikan aura negatif yang masuk ke wewidangan (wilayah) Desa Pakraman Peliatan. Seiring dengan itu, krama setempat dituntun untuk menyadari dan memahami kondisi tubuhnya masing-masing. “Secara bersama-sama pula krama memahami kondisi alam lingkungan, agar keseimbangan tetap terjaga,” katanya. *nvi
1
Komentar