Perbaikan 2 Jembatan Terancam Batal
Dua jembatan yang hancur karena diterjang banjir banding ini terletak di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, dan Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan.
Gara-gara DAK dari APBN Dipangkas 70 Persen
SINGARAJA, NusaBali
Rencana perbaikan dua jembatan yang rusak akibat bencana banjir bandang pada Februari 2017 lalu, terancam sulit terwujud menyusul pemangkasan dana alokasi khusus (DAK) yang bersumber dari APBN hingga 70 persen. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng pun berharap ada tambahan dana nantinya.
Dua jembatan itu masing-masing berada di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, dan Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan. Dua jembatan ini hancur ketika banjir bandang pada awal Februari 2017 lalu. Saat ini dua jembatan masih dibuat darurat agar bisa dilintasi sementara. Rencananya jembatan itu akan dibuat permanen dengan DAK di tahun 2018.
Semula Dinas PUPR Kabupaten Buleleng akan mendapat jatah DAK pada tahun 2018 sebesar Rp 78 miliar. Tadinya dengan DAK itu, PUPR Buleleng merancang sejumlah kegiatan perbaikan infrastruktur mulai jalan, termasuk perbaikan dua jembatan yang rusak akibat bencana. Namun nyatanya kebijakan Pemerintah Pusat, jatah DAK tersebut dipangkas hingga tersisa sebesar Rp 30 miliar saja.
Data di PUPR Buleleng menyebut, jembatan di Desa Bungkulan merupakan jembatan penghubung dari pusat desa menuju ke pantai, dengan panjang jembatan 22 meter dan lebar 4,5 meter. Rencananya jembatan itu dibuat permanen lengkap dengan trotoar, total dana yang mesti disiapkan sekitar Rp 3 miliar. Sedangkan jembatan di Desa Pakisan merupkan jembatan penghubung dengan Desa Bebetin. Jembatan ini memiliki panjang 15 meter dengan lebar 4,5 meter.
Rencananya jembatan ini akan ditinggikan 1,5 meter lagi dari dasar sungai guna menghindari bencana dengan total dana sekitar Rp 2 miliar. “Tetap kita berusaha memperbaiki, mudah-mudahan nanti ada tambahan dana, karena DAK kita bisa dibilang terjun bebas, banyak berkurang akibat pemangkasan,” kata Kadis PUPR Buleleng, Ketut Suparta Wijaya yang dikonfirmasi, Minggu (19/11).
Suparta Wijaya juga mengungkapkan, pemangkasan DAK itu tidak saja berdampak pada rencana perbaikan dua jembatan di Desa Bungkulan dan Desa Pakisan, tetapi berdampak juga pada rencana perbaikan jalan. Karena pemangkasan DAK paling tinggi ada pada sub bidang jalan, di mana DAK yang diberikan sekarang hanya sebesar Rp 19 miliar. Tadinya panjang jalan yang diprogram perbaikan di tahun 2018 mencapai 70 Kilometer. Tetapi dengan dana hanya sebesar Rp 19 miliar, maksimal panjang jalan yang bisa diperbaiki hanya sekitiar 20 Kilometer.
“Belum lagi pemeliharaan terhadap jalan-jalan lainnya. Jati ini memang berat buat kita,” ujarnya. Menurut Suparta Wijaya, beberapa jalan yang akan diperbaiki di tahun 2018 adalah ruas jalan Desa Tambakan menuju Desa Pakisan di Kecamatan Kubutambahan yang rusak parah. Ruas jalan penghubung kedua desa bertetangga itu sudah diperbaiki secara bertahap.
Dari 12,5 Kilometer yang rusak, kini tinggal tersisa 4,5 Kilometer yang berada di tengah-tengah kedua desa bertetangga itu. Nah, 4,5 Kilometer itu rencananya akan dilanjutkan lagi di tahun 2018, dengan memanfaatkan DAK. Namun karena DAK berkurang, rencana itu pun terancam tidak bisa dilanjutkan. *k19
1
Komentar