Sehari Dua Kali Buka Tutup
Penutupan pertama selama 1 jam, kedua selama 2 jam. Penutupan akibat cuaca hujan disertai angin kencang.
NEGARA, NusaBali
Cuaca buruk yang terjadi di perairan Selat Bali, Selasa (21/11), memaksa pihak otoritas penyeberangan Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk memberlakukan buka tutup. Bahkan dalam sehari kemarin, buka tutup dilakukan sampai dua kali. Penutupan pertama dilakukan selama 1 jam pada pukul 12.55 hingga 13.55 Wita. Kemudian penutupan kedua dilakukan 2 jam, pada pukul 17.45 hingga 19.45 Wita.
Berdasar informasi, penutupan pertama pada siang kemarin dilakukan ketika terjadi hujan deras disertai angin kencang di perairan Selat Bali. Sesuai hasil koordinasi sesama pihak Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Ketapang-Gilimanuk, gangguan cuaca buruk tersebut dinilai membahayakan untuk aktivitas pelayaran. Begitu juga dilaporkan kapal kesulitan bersandar di Dermaga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, sehingga diputuskan penutupan pada pukul 12.55 Wita. Setelah 1 jam atau sekitar pukul 13.55 Wita, kondisi cuaca membaik sehingga penyeberangan kembali dibuka.
Namun ketika memasuki petang sekitar pukul 17.45 Wita, cuaca buruk berupa angin kencang kembali terjadi di perairan Selat Bali, sehingga diputuskan penyeberangan ditutup. Kondisi anging kecang itu baru reda memasuki sekitar pukul 19.45 Wita atau dua jam.
“Ya dua kali penundaan keberangkatan, siang dan petang tadi (kemairn). Siangnya karena hujan deras dan anging kencang. Sementara petangnya karena anging kencang. Ditunda karena membahayakan keselamatan,” ujar Kepala TU Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Gilimanuk Ni Komang Yuliani, Selasa kemarin.
Menurutnya, ketika terjadi penutupan pertama selama 1 jam pada siang kemarin itu, tidak sampai menimbulkan penumpukan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk. Karena kendaraan yang hendak menyeberang tergolong sepi. Berbeda ketika terjadi penutupan susulan selama dua jam. Ketika itu, cukup banyak truk yang tertunda keberangkatannya di Pelabuhan Gilimanuk, sehingga sempat menumpuk di areal dalam pelabuhan. “Petangnya cukup ramai. Tetapi ya hanya di areal dalam pelabuhan, tidak sampai menumpuk keluar pelabuhan. Setelah dibuka, perlahan sudah lancar kembali,” tutur Yuliani.
Selain buka tutup, belakangan akvitas penyeberangan lintas Jawa-Bali ini, juga terganggu oleh KMP Samudra Utama, yang kandas di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk sejak Senin (20/11) sekitar pukul 22.50 Wita. Hingga Selasa kemarin kapal tersebut belum berhasil lepas. Kapal yang kandas tepat di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, membuat salah satu dari tiga tempat labuh di dermaga tersebut, sementara tidak dapat digunakan. “Kejadiannya pas mau berangkat membawa penumpang ke Ketapang. Tiba-tiba air surut, makanya tidak bisa bergerak. Karena masih di dermaga, penumpang termasuk kendaraan yang sempat naik, langsung dipindahkan ke kapal lain malam kemarin,” tambahnya.
Untuk evakuasi KMP Samudra Utama yang kandas di dermaga tersebut, recananya akan dilakukan ketika terjadi air pasang. Air pasang diperkirakan terjadi sekitar pukul 22.00 Wita. “Menunggu air pasang. Karena kalau dipaksakan ditarik juga berbahaya kalau tidak didukung air pasang. Perkiraan malam ini (Selasa malam), benar terjadi air pasang, sehingga bisa dievakuasi,” kata Yuliani. *ode
Berdasar informasi, penutupan pertama pada siang kemarin dilakukan ketika terjadi hujan deras disertai angin kencang di perairan Selat Bali. Sesuai hasil koordinasi sesama pihak Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Ketapang-Gilimanuk, gangguan cuaca buruk tersebut dinilai membahayakan untuk aktivitas pelayaran. Begitu juga dilaporkan kapal kesulitan bersandar di Dermaga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, sehingga diputuskan penutupan pada pukul 12.55 Wita. Setelah 1 jam atau sekitar pukul 13.55 Wita, kondisi cuaca membaik sehingga penyeberangan kembali dibuka.
Namun ketika memasuki petang sekitar pukul 17.45 Wita, cuaca buruk berupa angin kencang kembali terjadi di perairan Selat Bali, sehingga diputuskan penyeberangan ditutup. Kondisi anging kecang itu baru reda memasuki sekitar pukul 19.45 Wita atau dua jam.
“Ya dua kali penundaan keberangkatan, siang dan petang tadi (kemairn). Siangnya karena hujan deras dan anging kencang. Sementara petangnya karena anging kencang. Ditunda karena membahayakan keselamatan,” ujar Kepala TU Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Gilimanuk Ni Komang Yuliani, Selasa kemarin.
Menurutnya, ketika terjadi penutupan pertama selama 1 jam pada siang kemarin itu, tidak sampai menimbulkan penumpukan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk. Karena kendaraan yang hendak menyeberang tergolong sepi. Berbeda ketika terjadi penutupan susulan selama dua jam. Ketika itu, cukup banyak truk yang tertunda keberangkatannya di Pelabuhan Gilimanuk, sehingga sempat menumpuk di areal dalam pelabuhan. “Petangnya cukup ramai. Tetapi ya hanya di areal dalam pelabuhan, tidak sampai menumpuk keluar pelabuhan. Setelah dibuka, perlahan sudah lancar kembali,” tutur Yuliani.
Selain buka tutup, belakangan akvitas penyeberangan lintas Jawa-Bali ini, juga terganggu oleh KMP Samudra Utama, yang kandas di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk sejak Senin (20/11) sekitar pukul 22.50 Wita. Hingga Selasa kemarin kapal tersebut belum berhasil lepas. Kapal yang kandas tepat di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, membuat salah satu dari tiga tempat labuh di dermaga tersebut, sementara tidak dapat digunakan. “Kejadiannya pas mau berangkat membawa penumpang ke Ketapang. Tiba-tiba air surut, makanya tidak bisa bergerak. Karena masih di dermaga, penumpang termasuk kendaraan yang sempat naik, langsung dipindahkan ke kapal lain malam kemarin,” tambahnya.
Untuk evakuasi KMP Samudra Utama yang kandas di dermaga tersebut, recananya akan dilakukan ketika terjadi air pasang. Air pasang diperkirakan terjadi sekitar pukul 22.00 Wita. “Menunggu air pasang. Karena kalau dipaksakan ditarik juga berbahaya kalau tidak didukung air pasang. Perkiraan malam ini (Selasa malam), benar terjadi air pasang, sehingga bisa dievakuasi,” kata Yuliani. *ode
Komentar