Pengerjaan Penataan Tukad Badung Terkendala Hujan
Target penyelesaian penataan Tukad Badung di sebelan Pasar Badung dan Kumbasari yang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Denpasar tinggal sebulan lagi.
DENPASAR, NusaBali
Namun pengerjaan proyek ini mengalami kendala akibat hujan yang membuat debit air meningkat sehingga menutup bantaran sungai yang kini masih dalam proses penyelesaian. Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR, I Gusti Ngurah Putra, saat dikonfirmasi Selasa (21/11) mengatakan, penataan Tukad Badung saat ini memang mengalami kendala pada kelanjutan proyek. Pasalnya, penataan Tukad Badung yang sudah rampung 85 persen harus terkendala pada hujan yang terus mengguyur Kota Denpasar, sehingga dengan adanya aliran air dari hulu yang cukup besar, debit air meningkat dan merendam pengerjaan proyek.
Kata Ngurah Putra, untuk menangkal terjadinya luapan air, hingga kini pihaknya belum memiliki solusi apapun kecuali tetap melakukan penataan kembali pasca terkena banjir. "Kendalanya ya musim hujan ini yang menghambat penyelesaian pekerjaan. Dan saat musim penghujan ini luapan air pasti terjadi. Tukad Badung itu kan pembuangan akhir dari kawasan hulu (Badung) sehingga debit air yang datang cukup besar. Banjir pun tak bisa terhindarkan," jelasnya.
Mengantisipasi kondisi sepert ini, pihaknya sebelumnya juga melakukan penguatan pada pondasi dan konstruksi bawah sungai. "Kalau durasi hujan lama dan cukup lebat di daerah hulu baik sebelum penataan maupun setelah penataan ya airnya pasti meluap. Itu sampai sekarang belum ada solusinya. Berbeda dengan yang di Korea, penataan Tukad Badung ini kan kita adopsi dari sana. Cuma yang di Korea itu sungai di tengah kota ada pengendali banjirnya di hulu dan ada sungai induknya," kata Ngurah Putra.
Dikatakan, untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang kemungkinan kembali akan melanda, pihaknya hanya bisa melakukan penataan kembali, karena tempat jogging track, tempat mancing, dan lampu taman hingga tempat air mancur tentu akan dipenuhi dengan lumpur. "Ya kita hanya bisa antisipasi dengan pengerahan tim yang dimiliki oleh PUPR. Dan penataan kembali akan kita lakukan pasca air surut yang kemungkinan akan menyisakan lumpur," terangnya.
Meski adanya kendala tersebut, kata Ngurah Putra, pihaknya tetap yakin proses penataan Tukad Badung yang menelan anggaran sebesar Rp 5 miliar itu akan rampung pada pertengahan Desember 2017.
Sementara itu, Kepala Proyek Penataan Tukad Badung, I Wayan Laba saat dikonfirmasi mengatakan, meski adanya hujan lebat dan adanya luapan air, namun pihaknya tetap bisa melakukan pekerjaan proyek yang belum tuntas. Untuk saat ini, kata Laba, pihaknya tinggal melakukan finishing pada bagian atas sungai, dan tangga sehingga dengan adanya luberan tidak berpengaruh pada penyelesaian proyek. "Kami tetap bekerja, kan hanya tinggal menyelesaikan finishing pada atasannya saja yakni tembok atas dan tangganya. Jadi kami yakin pertengahan bulan depan bisa selesai," tandasnya. *m
Kata Ngurah Putra, untuk menangkal terjadinya luapan air, hingga kini pihaknya belum memiliki solusi apapun kecuali tetap melakukan penataan kembali pasca terkena banjir. "Kendalanya ya musim hujan ini yang menghambat penyelesaian pekerjaan. Dan saat musim penghujan ini luapan air pasti terjadi. Tukad Badung itu kan pembuangan akhir dari kawasan hulu (Badung) sehingga debit air yang datang cukup besar. Banjir pun tak bisa terhindarkan," jelasnya.
Mengantisipasi kondisi sepert ini, pihaknya sebelumnya juga melakukan penguatan pada pondasi dan konstruksi bawah sungai. "Kalau durasi hujan lama dan cukup lebat di daerah hulu baik sebelum penataan maupun setelah penataan ya airnya pasti meluap. Itu sampai sekarang belum ada solusinya. Berbeda dengan yang di Korea, penataan Tukad Badung ini kan kita adopsi dari sana. Cuma yang di Korea itu sungai di tengah kota ada pengendali banjirnya di hulu dan ada sungai induknya," kata Ngurah Putra.
Dikatakan, untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang kemungkinan kembali akan melanda, pihaknya hanya bisa melakukan penataan kembali, karena tempat jogging track, tempat mancing, dan lampu taman hingga tempat air mancur tentu akan dipenuhi dengan lumpur. "Ya kita hanya bisa antisipasi dengan pengerahan tim yang dimiliki oleh PUPR. Dan penataan kembali akan kita lakukan pasca air surut yang kemungkinan akan menyisakan lumpur," terangnya.
Meski adanya kendala tersebut, kata Ngurah Putra, pihaknya tetap yakin proses penataan Tukad Badung yang menelan anggaran sebesar Rp 5 miliar itu akan rampung pada pertengahan Desember 2017.
Sementara itu, Kepala Proyek Penataan Tukad Badung, I Wayan Laba saat dikonfirmasi mengatakan, meski adanya hujan lebat dan adanya luapan air, namun pihaknya tetap bisa melakukan pekerjaan proyek yang belum tuntas. Untuk saat ini, kata Laba, pihaknya tinggal melakukan finishing pada bagian atas sungai, dan tangga sehingga dengan adanya luberan tidak berpengaruh pada penyelesaian proyek. "Kami tetap bekerja, kan hanya tinggal menyelesaikan finishing pada atasannya saja yakni tembok atas dan tangganya. Jadi kami yakin pertengahan bulan depan bisa selesai," tandasnya. *m
Komentar