nusabali

DPP Demokrat Masih Simulasikan SGB–Rai Mantra

  • www.nusabali.com-dpp-demokrat-masih-simulasikan-sgb-rai-mantra

DPP Partai Demokrat masih menggodok pasangan Cagub-Cawagub yang akan direkomendasi untuk diusung Partai Demokrat di Pilgub Bali 2018 mendatang.

SGB–GPS Bertemu Mantan Gubernur Dewa Beratha

DENPASAR, NusaBali
Saat ini ada dua nama yang masuk ke DPP Demokrat yakni I Ketut Sudikerta diproyeksikan sebagai Cagub, dan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra diproyeksikan sebagai Cawagub.

Wasekjen DPP Demokrat Putu Supadma Rudana dihubungi NusaBali, Sabtu (25/11) siang, mengatakan DPP Demokrat masih membahas dan mempertimbangkan paket-paket calon untuk diusung di Pilgub Bali 2018, karena masih ada beberapa nama yang masuk diinventarisir DPP.

Namun demikian saat ini paket Sudikerta–Rai Mantra yang masih dikebut untuk dipasang di Pilgub Bali 2018. Kata Supadma Rudana, paket Sudikerta–Rai Mantra ini sudah dibahas beberapa kali di DPP melibatkan bidang pemenangan pemilu.

Sudikerta adalah Ketua DPD I Golkar Bali. Politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, ini saat ini menjabat Wagub Bali. Sementara Rai Mantra adalah Walikota Denpasar yang asal Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur.

“Jadi untuk Pilgub Bali, ada dua nama yang masuk ke DPP, Sudikerta dan Rai Mantra. Sekarang masih alot dibahas dan dilakukan kajian. Dari beberapa pembahasan dan melihat parameter serta peta politik di Bali, memang tidak bisa diumumkan cepat-cepat. Sudikerta memang surveinya masih di atas Rai Mantra,” kata Supadma Rudana.

Menurut Supadma Rudana dari peta politik dan survei tersebut maka dilakukan simulasi. Untuk simulasi saat ini Sudikerta ditandemkan dengan Rai Mantra atau dibalik yakni Rai Mantra–Sudikerta. “Selain itu juga nanti disimulasikan secara saling-silang. Untuk rekomendasi kepada paket calon secara resmi belum keluar. Karena kami masih punya waktu sampai akhir Desember 2017 mendatang untuk mematangkan. Pendaftaran kan Januari 2018,” ucap politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.

Anggota Komisi X DPR RI ini mengatakan Partai Demokrat saat ini dipastikan akan berkoalisi dengan partai politik lain di Pilgub Bali 2018 untuk bisa mengusung calon. Karena dari syarat untuk mengusung calon Demokrat belum memenuhi syarat 20 persen suara Pileg 2014 (11 kursi parlemen). Demokrat Bali di Pileg 2014 berhasil merebut 8 kursi di DPRD Bali dari 55 kursi atau setara dengan 14,63 persen. “Untuk koalisi di Pilgub Bali itu sepenuhnya digalang oleh teman-teman di daerah,” ujar pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, ini.

Partai Demokrat saat ini sudah membentuk Koalisi Rakyat Bali (KRB) bersama dengan Golkar, Gerindra, NasDem, Hanura, PKPI, Perindo, dan PKS. Tetapi di KRB masih tarik ulur antara paket-paket calon yang muncul. Ada paket Sudikerta-Rai Mantra, Rai Mantra-Sudikerta, dan Sudikerta-Gede Pasek Suardika (GPS). Dalam situasi alot ini, Sabtu kemarin berlangsung pertemuan segitiga yakni Sudikerta, Gede Pasek Suardika, dan Dewa Made Beratha. Dewa Beratha yang mantan Gubernur Bali periode 1999–2003 dan  2003–2008, bertemu Sudikerta yang berjuluk Sudikerta Gubernur Bali (SGB) dan Pasek Suardika di salah satu restoran di Niti Mandala Denpasar. Dalam pertemuan sekitar pukul 12.00 Wita itu Pasek Suardika diminta untuk tidak cepat-cepat memutuskan mundur dari proses pencalonan di KRB, dimana dia sebelumnya diwacanakan tandem dengan Sudikerta.

Pasek Suardika dihubungi NusaBali mengatakan dirinya memang sempat mundur dari pencalonan, karena melihat hasil rapat DPD II Golkar dan DPD I Golkar Bali yang mengatakan paket Kerta–Dharma dan bukan Kerta–Pasek. “Ya tadi (kemarin) saya bertemu Pak Sudikerta dan Pak Dewa Beratha. Bagaimana pun juga Pak Dewa Beratha pengalaman dalam memimpin Bali yang harus kita dengar juga nasihat beliau. Pak Sudikerta juga, saya dengarkan keinginan yang beliau sampaikan. Pak Sudikerta ini sudah mencatat hatrick dengan mengalahkan PDIP di setiap pilkada. Dua kali di Pilkada Badung dan di Pilgub Bali 2013. Beliau memiliki elektabilitas dan hasil survei yang bagus untuk saat ini. Jadi kita juga dengar keinginan beliau seperti apa. Ya kita banyak bicara hari ini (kemarin) untuk Bali ke depan. Saya berdiskusi dengan Pak SGB disaksikan Pak Dewa Beratha,” kata Pasek Suardika.

Pertemuan kemarin, menurut Pasek Suardika, murni terjadi seusai dirinya menyatakan memilih mengundurkan diri sebagai pasangan Sudikerta setelah melihat hasil rapat DPD II dan DPD I Partai Golkar Bali yang menyebutkan paket Kerta–Dharma dan bukan Kerta–Pasek. “Saya diajak bertemu SGB dengan disaksikan Pak Dewa Beratha. Sebagai orang yang menghormati ketokohan beliau, tentu saya harus hadir. Diskusi seputar pilgub berlangsung dinamis. Saat itu, SGB menceritakan fakta politik yang terjadi di seputar dirinya, dan saya pun menegaskan sikap politik saya sebelumnya,” kata anggota DPD RI Dapil Bali, ini.

Sebagai sesepuh, kata Pasek Suardika, Dewa Beratha meminta dirinya agar  memikirkan keputusan kembali, dengan mempertimbangkan tantangan dan kebutuhan Bali saat ini. “Sebagai mantan gubernur dua periode dan sekarang banyak berkecimpung di dunia spiritual, tentu petunjuk Pak Dewa Made Beratha tidak bisa saya abaikan begitu saja. Harus saya jadikan pertimbangan penting karena menyangkut kepentingan Bali kini dan masa nanti. Diskusi berjalan sangat kekeluargaan, kami semua sepakat kepentingan Bali adalah yang utama. Sikap pribadi harus dikesampingkan bila itu demi ibu pertiwi. Apapun keputusan akhir yang nanti akan diambil, tentu masih memerlukan waktu. Dan yang terpenting, petunjuk Ida Sesuhunan sebagai pemegang otoritas niskala wewidangan Bali Dwipa,” kata politisi Partai Hanura ini.

Apakah ada keputusan paket calon untuk Pilgub Bali 2018 yang mengerucut dalam pertemuan kemarin? “Masih ada waktu sampai Desember 2017. Dalam politik itu berjalan dinamis. Hitungan menit bahkan detik bisa terjadi perubahan. Dalam politik itu, sebuah pengambilan keputusan dengan waktu sebulan itu sangat panjang celahnya. Jadi kita tunggu,” ucap mantan Ketua Komisi III DPR RI, ini. 7 nat

Komentar